Kamis, 17 Oktober 2013

Ikhlas

Ikhlas, meluruskan niat dan sengaja hati. Sebagai Muslim yang Muslih dan tidak boleh diombang-ambingkan oleh puji dan cela manusia. Maju bukan karena pujian dan tidak mundur karena cacian dan makian. Jujur dalam amalan, ikhlas kepada Cita, setia kepada tujuan. Ikhlas adalah jiwa dari segala amal !!! Tuhan menilai niat dan sengaja hati, bukan menilai besar atau kecilnya jasa, banyak sedikitnya amal.
“Dan Kami memeriksa dan menilai kepada apa yang mereka kerjakan dalam amal kebajikan mereka, lalu kami jadikan dia debu yang berterbangan”. (QS. Al-Furqan : 23)
Segala jasa dan karya, segala pembantingan tulang dan cucuran keringat akan menjadi “Haba’an Mantsura”, jika tidak didasarkan kepada niat yang ikhlas dan sengaja yang tulus. Mukmin yang ikhlas ialah yang menyerahkan dirinya hanya untuk kepentingan Cita dan Agama. Cita dan Agama telah menelan seluruh hidupnya. Niat menjiwai Cita, Cita yang mempunyai jiwa. Niat dan sengaja hati menuntun kita dalam menyelesaikan persoalan ummat ini.
Selisih faham dan sengketa pendapat yang biasa kita temui dalam perjuangan, retak antara kawan seiring, akan mudah diselesaikan, jikalau kita sama-sama ikhlas memiliki kejujuran dan ketulusan hati. Tak ada dendam dan kebencian, tak ada kesumat dan iri hati antara manusia. Marilah kita memfanakan diri demi kepentingan Cita dan Agama !! Bukan Cita dan Agama untuk diri sendiri, tetapi diri sendiri untuk Cita dan Agama !!
Ikhlaskan diri sebelum berangkat, kelak Tuhan akan menggelimangi hajat kita dengan Rahman dan Rahim-Nya, dan akan memberikan ‘Inayah, Hidayah dan Ma’unah kepada kita. Tanpa ‘Inayah, Hidayah dan Ma’unah Illahi, kita tidak akan bertemu jalan yang benar, tidak akan bertemu dengan Cita dan Agama. Marilah kita berlaku jujur dalam perjuangan hidup, agar halaman sejarah hidup kita tidak bernoda dengan titik-titik yang menghitamkan diri. #570

Tidak ada komentar:

Posting Komentar