Rabu, 28 Agustus 2013

QURAISY MELANGGAR PERJANJIAN HUDAIBIYA

Perdamaian Hudaibiya antara lain sudah menentukan, bahwa barangsiapa yang ingin masuk ke dalam persekutuan dengan Muhammad boleh saja, dan barangsiapa ingin masuk ke dalam persekutuan dengan Quraisy juga boleh. Ketika itu Khuza’a masuk bersekutu dengan Muhammad sedang Banu Bakr dengan pihak Quraisy. Sebenannya antara Khuza’a dengan Banu Bakr ini sudah lama timbul permusuhan yang baru reda setelah ada perjanjian Hudaibiya. masing-masing kabilah menggabungkan diri dengan pihak yang mengadakan perdamaian itu.
Dengan adanya peristiwa yang telah terjadi di Mu’ta itu, sekarang terbayang oleh Quraisy bahwa Muslimin pasti mengalami kehancuran. Sudah terbayang oleh Banu’d-Dil, sebagai bagian dari Banu Bakr bin Abd. Manat, bahwa sekarang sudah tiba waktunya akan membalas dendam lamanya kepada Khuza’a, ditambah lagi memang ada segolongan orang dari pihak Quraisy yang ikut mendorong, di antaranya ‘Ikrimah bin Abi Jahl dan beberapa orang pemimpin Quraisy lainnya yang sekalian memberikan bantuan senjata.

KHUZA’A MEMINTA BANTUAN NABI
Malam itu pihak Khuza’a sedang berada di tempat pangkalan air milik mereka sendiri yang bernama Al-Watir, oleh pihak Banu Bakr mereka diserang dengan tiba-tiba sekali dan beberapa orang dari pihak Khuza’a dibunuh. Sekarang Khuza’a lari ke Mekah, berlindung kepada keluarga Budail bin Warqa’ dengan mengadukan perbuatan Quraisy dan Banu Bakr yang telah melanggar perjanjian dengan Rasulullah itu. Untuk itu ‘Amr bin Salim dari Khuza’a cepat-cepat pula pergi ke Medinah. Dan bila ia sudah menghadap Muhammad yang ketika itu sedang dalam mesjid dengan beberapa orang, diceritakannya apa yang telah terjadi itu dan ia meminta pertolongannya.
“Amr bin Salim, mesti engkau dibela”, kata Rasulullah.
Sesudah itu Budail bin Warqa’ bersama beberapa orang dari pihak Khuza’a kemudian berangkat pula ke Medinah. Mereka melaporkan kepada Nabi mengenai nasib yang mereka alami itu serta adanya dukungan Quraisy kepada Banu Bakr. Melihat apa yang telah dilakukan Quraisy dengan merusak perjanjian itu, maka tak ada jalan lain menurut Nabi, Mekah harus dibebaskan. Untuk itu ia bermaksud mengutus orang kepada kaum Muslimin di seluruh jazirah supaya bersiap-siap menantikan panggilan yang belum mereka ketahui apa tujuannya panggilan demikian itu.
--------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 450-451.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar