Minggu, 30 Juni 2013

MENYONGSONG RAMADHAN

SEMOGA Allah memberikan umur kepada kita untuk bisa menikmati jamuan Allah bulan Ramadhan yang sangat spektakuler, yang membuat orang-orang putus harapan bisa berharap, dan yang putus asa bisa bangkit. Kalau Saudara begitu banyak mengalami kesulitan, seakan tidak ada lagi harapan, maka Ramadhan adalah saat di mana Allah tidak akan mengecewakan hamba-hamba-Nya. Karena itu, seharusnys kita bersimbah air mata karna kerinduan yang mendalam ingin mendapatkan jaminan Allah SWT.
Ketika seorang dermawan yang mulia akhlaknya akan menjamu seseorang, kita akan sangat bahagia karena dijamu oleh orang yang kita segani. Apalagi ini jamuan dan pencipta alam semesta yang Mahatahu lumuran dosa kita, yang Mahatahu segala derita dan harapan kita. Amatlah rugi andai kata kita tidak termasuk orang yang merasa sangat ingin memasuki Ramadhan ini dalam keadaan siap.

BULAN AMPUNAN
Kita tidak akan pernah berjumpa dengan kemudahan ampunan kecuali di bulan Ramadhan. Semelimpah apa-pun dosa kita, sungguh! Allah menjanjikan ampunan di bulan Ramadhan.
Kalau kita merasa berat hidup karena lumuran dosa, ketahuilah ampunan Allah di bulan Ramadhan lebih dahsyst daripada dahsyatnya dosa-dosa kita. Kalau kita merasa jauh dari rahmat Allah, hidup gersang dan kering, maka Ramadhan adalah sarana yang paling cepat untuk mendapat rahmat dari Allah SWT.
Kalau kita dililit utang-piutang, maka Allah Yang Mahakaya yang menjanjikan terkabulnya doa dan dilunasinya apa yang kita butuhkan. Karena itu, sungguh sangat rugi andai kata kita tidak bengembira dan tidak bersemangat menghadapi bulan yang penuh berkah ini.

PERSIAPAN
APA yang harus kita persiapkan menjelang bulan Ramadhan? Tampaknya, mulai saat ini kita harus menjagai diri dari apa pun yang Allah haramkan. Rasanya, tidak perlu kita menonton TV sampai larut malam. Lebih baik kita isi dengan membaca Al-Qur’an atau berzikir. Bagaimana mungkin kita membiarkan malam-malam kita diisi dengan tidur pulas sedangkan. Allah menyiapkan sepertiga malam terakhir menjadi saat yang disukai Allah.
Usahakanlah untuk mulai saum dari apa pun yang tidak disukai Allah. Allah Maha Melihat perjuangan kita. Kita harus berupaya agar Allah Yang Maha Menyaksikan benar-benar melihat diri kita menjadi orang yang bersiap-siap menyambut jamuan Allah. Kita akan senang jikalau orang yang akan kita jamu datang dalam keadaan siap.
Mulai saat ini, hindari telinga kita dari sesuatu yang tidak layak kita dengar. Usahakan untuk sehemat mungkin berkata-kata yang tidak perlu. Untuk apa menambah-nambah kekotoran diri dengan kata-kata yang tidak berguna. Berkatalah benar atau diam, sehingga tiada terucap dari lisan ini kecuali kata-kata yang disukai Allah.
Di samping itu, siapkan rumah kita menjadi rumah yang penuh berkah di bulan Ramadhan. Kita harus mulai melihat, tidak ada yang haram di rumah kita. Bukalah lemari kita, kalau ada yang diragukan segera keluarkan. Lihatlah dapur kita, kalau ada barang yang kita ragukan segera keluarkan. Jangan pernah kita dijamu Allah ketika pada diri kita melekat pakaian yang haram.
Menjelang Ramadhan, dekatkanlah segala sesuatu yang akan membuat kita akrab dengan Allah. Selalu siapkan Al-Quran di tas, di meja kerja, dan di kamar tidur agar kita bisa dengan mudah membacanya. Begitu juga dengan buku-buku tentang keutamaan bulan Ramadhan. Sediakan juga anggaran khusus untuk sedekah dan anggaran untuk berbuka bagi orang lain. Satu butir kurma yang kita berikan untuk berbuka, pahalanya sama dengan satu hari saum.
Buat juga daftar orang yang harus kita kunjungi, seperti kakek, nenek, bibi, dan keluarga kita yang lainnya. Terutama keluarga kita yang sedang berada di rumah sakit. Tiap detik harus jadi kebaikan. Tiada hari tanpa silaturahmi. Termasuk silaturahmi kepada ulama. Kunjungi juga orang-orang duafa yang sengsara dan dililit utang. Mudah-mudahan, Ramadhan kita menjadi penebar rahmat kepada orang-orang yang duafa.
--------------------------------
Buletin Jum'at "SAKINAH", Kiat MQ : K.H. Abdullah Gymnastiar, Edisi 364/ Th IV/ Juli 2012 M/ Sya'ban 1433 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar