Kamis, 25 April 2013

RUMAH-TANGGA NABI

Jadi apa yang sudah kita kemukakan mengenai perubahan yang dibawa oleh agama baru itu terhadap pandangan hidup mereka tentang hubungan laki-laki dengan perempuan. namun selain itu keadaan mereka masih seperti dahulu juga, atau mirip-mirip begitu. Banyak di antara mereka itu yang mau begitu saja memasuki rumah Nabi, kemudian mau duduk-duduk dan mau mengobrol dengan Nabi dan dengan istri-istrinya. Padahal persoalan-persoalan kenabian yang begitu besar lebih penting daripada membiarkan Muhammad sibuk menghadapi pembicaraan mereka yang datang mengunjunginya itu, serta mereka yang mau mengobrol dengan istri-istrinya dan yang kemudian pembicaraan-pembicaraan mereka itu dibawa kepadanya. Oleh karena itu Allah menghendaki supaya Nabi dihindarkan dari soal-soal kecil semacam itu, maka ayat-ayat berikut ini datang :
“Orang-orang yang beriman! Janganlah kamu masuk ke dalam rumah Nabi, kecuali bila diizinkan dalam menghadapi suatu hidangan makan yang bukan sengaja mau mengintip-intip untuk itu. Tetapi bila kamu diundang hendaklah kamu masuk. Maka apabila sudah selesai hendaklah kamu pergi, dan jangan mau enak-enak mengobrol. Sesungguhnya yang demikian itu sangat mengganggu Nabi, tetapi dia malu kepada kamu, sedangkan Allah tidak akan malu dalam hal kebenaran. Dan apabilu ada sesuatu yang kamu minta dari mereka (istri-istri Nabi), mintalah dari belakang tirai. Hal ini akan lebih bersih dalam hati kamu dan hati mereka. Tiada semestinyakamu akan mengganggu Rasulullah, juga jangan pula kamu akan kamu akan mengawini janda-jandanya setelah ía wafat, sebab yang demikian itu dipandang Tuhan sebagai (dosa) yang besar.” (QS 33 : 53)
Seperti halnya ayat-ayat ini turun ditujukan kepada orang-orang beriman dan yang juga sebagai bimbingan kepada mereka mengenai, kewajiban mereka terhadap Nabi dan istri-istrinya, juga kedua ayat berikut ini pun turun ditujukan kepada istri-istri Nabi dalam hal yang sama pula :
“Wahai istri-istri Nabi. Kamu tidak sama dengan wanita-wanita lain, Kalau kamu berhakti (kepada Allah), janganlah kamu berlemah-lembut dalam kata-kata, nanti timbul keserakahan orang yang hatinya berpenyakit (jahat). Tetapi katakanlah dengan kata-kata yang baik-baik saja. Tinggal sajalah kamu di dalam rumah. Jangan kamu mempertontonkan diri seperti kelakuan orang zaman jahiliah dahulu. Lakukanlah sholat, keluarkan zakat serta patuh kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan noda dari kamu — keluarga Nabi, dan membersihkan kamu sungguh-sungguh.” (QS 33 : 32-33)
-----------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 369-370.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar