Minggu, 21 April 2013

PENGHARAPAN / OPTIMISMA (5)

Itban bin Malik r.a. berkata : Saya biasa menjadi imam dilingkungan kaumku Bani Salim, dan antara rumahku dengan masjid ada lembah, jika musim hujan menggenang airnya, sehingga sukar bagiku untuk menyebranginya menuju ke masjid. Maka saya pergi menghadap kepada Rasulullah s.a.w. memberitahu : Ya Rasulullah, saya sudah tua dan penglihatanku juga berkurang, sedang lembah yang di antara rumahku dengan masjid jika musim hujan banjir pula, dan sukar bagiku menyeberanginya, karena itu saya ingin kau datang ke rumahku, dan sholat di suatu tempat di rumah yang akan aku jadikan musholla. Maka bersabda Rasulullah : Baiklah. Maka pergilah Rasulullah dan Abubakar pada suatu hari ke rumah Itban, dan setelah diizinkan masuk, sebelum duduk Rasulullah bertanya : Di mana yang kau inginkan untuk saya bersembahyang? Lalu saya tunjukkan. Maka bertakbirlah Rasulullah dan saya dengan Abubakar ma’mum di belakangnya sholat dua raka’at (Sunnat). Kemudian setelah salam saya tahan karena saya telah membikin harisah (tepung bercampur dengan daging dan gajih), mendadak orang kampung mendengar bahwa Rasulullah datang ke rumah, datanglah mereka ke rumah hingga banyak sekali orang di rumah kami.
Maka orang bertanya : Manakah Malik? Jawab salah seorang : Itu munafiq tidak suka pada Allah dan Rasulullah. Maka bersabda Rasulullah s.a.w. : Jangan berkata begitu, tidakkah kau telah tahu bahwa Ia telah mengucapkan : LA ILAHA ILLALLAH, mengharapkan keridlo’an Allah? Jawab orang itu : Allah dan Rasulullah lebih mengetahui. Adapun kami melihat cintanya dan ceritanya selalu condong pada kaum munafiq. Maka sabda Nahi sa.w. : Allah telah mengharamkan pada api neraka, siapa yang mengucapkan LA ILAHA ILLALLAH, mengharapkan keridlo’an Allah.
(HR. Buchary dan Muslim).
----------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 367-369.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar