Kamis, 21 Maret 2013

UTUSAN YAHUDI KEPADA QURAISY

Rencana hendak menghasut orang-orang Arab adalah yang paling terutama menguasai pikiran pemuka-pemuka Banu Nadzir. Untuk melaksanakan rencana itu, beberapa orang dari kalangan mereka pergi hendak menemui Quraisy di Mekah. Mereka terdiri dari Huyayy bin Akhtab, Sallam bin Abi’l-Huqaiq dan Kinana bin’l-Huqaiq, bersama-sama dengan beberapa orang dari Banu Wa’il Hawadha bin Qais dan Abu ‘Ammar.
Ketika oleh pihak Mekah Huyayy ditanya mengenai golongannya itu ia menjawab : “Mereka saya biarkan mundar-mandir ke Khaibar dan ke Medinah, sampai tuan-tuan nanti datang ke tempat mereka dan berangkat bersama-sama menghadapi Muhammad dan sahabat-sahahatnya.”
Ketika oleh mereka ditanya tentang Quraiza, Ia menjawab : “Mereka tinggal di Medinah sekadar mau mengelabui Muhammad Kalau tuan-tuan sudah datang mereka akan bersama-sama dengan tuan-tuan.”

YAHUDI LEBIH MENGUTAMAKAN PAGANISMA DARIPADA ISLAM
Pihak Quraisy jadi ragu-ragu akan maju, atau mundur saja. Mereka dengan Muhammad tidak berselisih apa-apa, selain ajarannya tentang Tuhan. Bukan tidak mungkinkah bahwa dia juga yang benar, sebab makin hari ajarannya itu ternyata makin kuat dan tinggi juga?
“Tuan-tuan dari golongan Yahudi”, kata pihak Quraisy. “Tuan-tuan adalah ahli kitab yang mula-mula dan sudah mengetahui pula apa yang menjadi pertentangan antara kami dengan Muhammad. Soalnya sekarang. manakah yang lebih baik, agama kami atau agamanya?”
Pihak Yahudi menjawab : “Tentu agama tuan-tuan yang lebih baik, sebab tuan-tuan lebih benar dari dia.”
Dalam hal ini firman Tuhan dalam Quran menyebutkan : “Tidakkah engkau perhatikan orang-orang yang telah diberi sebagian kitab? Mereka percaya kepada sihir dan berhala dan mereka berkata kepada orang-orang kafir : “Jalan mereka lebih benar dari orang yang beriman. “Mereka itulah yang dikutuk oleh Tuhan. Dan barangsiapa yang dikutuk Tuhan, maka baginya takkan ada penolong. “ (QS 4 : 51-52)
-------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 342-343.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar