Sabtu, 16 Februari 2013

ZUHUD DAN WARA’

Pada waktu Amirul Mukminin Umar bin Khaththab mengunjungi kota Homs, datanglah kepadanya penduduk Homs dengan mengadukan tentang empat perbuatan gubernur mereka, Sa’id bin Amir, yang tidak mereka sukai. Dia tidak mau menghadapi mereka kecuali apabila sudah tengah hari, dia tidak mau menerima rakyat pada malam hari, sehari dalam satu bulan dia selalu menutup diri dari rakyatnya, sedangkan pada waktu-waktu tertentu dia pingsan. Ketika Umar bertanya kepada Sa’id bin Amir tentang hal-hal yang dilakukannya, dia menjawab bahwa dia mengadoni dan memasak makanan sendiri kemudian berangkat ke kantornya, dia menjadikan siang harinya untuk manusia dan malam harinya untuk beribadah kepada Allah, dia mencuci pakaiannya satu kali dalam sebulan kemudian menuggu kain tersebut sampai kering dalam satu hari. Adapun tentang sebab pingsan yang kadangkala menyerangnya, Sa’id berkata : “ Dahulu aku adalah seorang yang musrik dan aku menyaksikan peristiwa terbunuhnya Mash’ab bin Khubaib al-Anshari di Mekah. Ketika itu, kaum Quraisy telah mencincang dagingnya kemudian mereka membawa ke tiang salib. Lalu mereka berkata : “Apakah kamu mau agar Muhammad menjadi penggantimu dalam hukuman ini?” Dia menjawab : “Demi Allah, aku tidak merelakan apabila diriku, istriku dan anak-anakku dalam keadaan baik sementara Muhammad tertusuk duri.” Kemudian dia meneriakkan nama Muhammad. Oleh karena itu, apabila aku teringat peristiwa itu sekarang ini dan sikapku dalam membiarkan Khubaib ketika aku belum beriman kepada Allah Yang Maha Benar, maka aku mengira bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa-dosaku dan aku pingsan karenanya.”
----------------------------------------------
MEMPERTAJAM KEPEKAAN SPIRITUAL, Majdi Muhammad Asy-Syahawy, Bina Wawasan Press, Jakarta 2001, halaman 205-206.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar