Selasa, 22 Januari 2013

PERKAWINAN MUHAMMAD DENGAN HAFSHA

Justru karena kebijaksanaan pimpinan inilah hubungan Muhammad dengan mereka itu makin erat. Dalam hubungan ini pula ia melangsungkan perkawinannya dengan Hafsha, putri Umar ibn’l-Khattab, seperti juga sebelum itu dengan Aisyah, putri Abu Bakr. Sebelum itu Hafsha adalah istri Khunais — termasuk orang yang mula-mula dalam Islam — yang sudah meninggal tujuh bulan lebih dulu sebelum perkawinannya dengan Muhammad. Dengan perkawinannya kepada Hafsha ini, kecintaan Umar ibn’I-Khattab kepadanya makin besar. Juga Fatimah, putrinya, dikawinkannya dengan sepupunya, Ali bin Abi Talib, orang yang sejak kecilnya sangat cinta dan ikhlas kepada Nabi. Oleh karena Ruqayya, putrinya. telah berpulang ke rahmatullah, maka sesudah itu Usman bin ’Affan, dikawinkannya kepada putrinya yang seorang lagi, Umm Kulthum
Dengan demikian, ia diperkuat lagi oleh pertalian keluarga semenda dengan Abu Bakr, Umar, Usman dan Ali. Ini merupakan gabungan empat orang kuat dalam Islam yang sekarang mendampinginya, bahkan yang terkuat. Dengan ini kekuatan dalam tubuh kaum Muslimin makin mendapat jaminan lagi. Di samping itu rampasan perang yang mereka peroleh dalam peperangan itu menambah pula keberanian mereka bertempur, yang juga merupakan gabungan antara berjuang di jalan Allah dan mendapat rampasan perang dari orang-orang musyrik.
Dalam pada itu, berita-berita serta segala persiapan Qunaisy selalu diukuti dengan saksama dan sangat teliti sekali. Pihak Quraisy sendiri memang sudah mengadakan persiapan hendak menuntut balas, dan membuka jalan perdagangannya ke Syam; supaya dari segi perdagangan dan segi keagamaannya kedudukan Mekah jangan sampai meluncur jatuh tidak lagi dapat mempertahankan diri.
--------------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 284-285.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar