Senin, 10 Desember 2012

TAKUTLAH KEPADA ALLAH, WAHAI UMAR!

Pada suatu ketika, Sa’id bin Amir mcnghadap Khalifah Urnar bin Khaththab dan berkata : “Wahai Umar, aku akan menyampaikan kepadamu beberapa nasihat dari pokok-pokok Islam : ‘Takutlah kamu kepada Allah dalam bersikap kepada manusia dan janganlah kamu takut kepada manusia dalam bersikap kepada Allah. Janganlah perbuatanmu berlawanan dengan kata-katamu karena sebaik-baik perkataan adalah perkataan yang terbukti dengan perbuatan.... Perhatikanlah dengan menghadapkan mukamu kepada orang-orang yang diamanatkan Allah kepadamu untuk mengurus urusan mereka, baik yang tinggal jauh maupun yang tinggal di negeri yang dekat denganmu. Jadikanlah dirimu mencintai mereka sebagaimana engkau mencintai dirimu dan keluargamu. Jadikanlah dirimu membenci keburukan yang akan menimpa mereka sebagaimana engkau membenci keburukan yang akan menimpa dirimu dan keluargamu. Hamburkanlah dirimu ke lautan kebenaran menuju jalan Allah dan janganlah kamu takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela.’
Umar berkata : ‘Siapakah yang mampu melakukan hal itu, wahai Abu Sa’id?’ Dia menjawab : ‘Orang yang dipikulkan beban di pundaknya seperti beban yang dipikulkan di pundakmu.”
Kemudian Umar menjadikannya sebagai Gubernur di Propinsi Homs setelah lama ditolak oleh Sa’id. Pada waktu itu Umar berkata : “Apakah kami akan menentukan gajimu?” Sa’id menjawab : “Untuk apa itu bagiku, wahai Amirul Mukminin. Sedangkan, jatahku dari Baitul Mal sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhanku.”
Tidak lama berselang setelah itu, datanglah beberapa penduduk Homs ke Madinah. Umar berkata kepada mereka (Sedangkan Umar mempercayai mereka): “Tulislah nama-nama orang yang fakir di propinsi kalian agar aku dapat memenuhi kebutuhan mereka.” Kemudian ketika daftar rakyat yang fakir tersebut telah sampai ke tangan Umar, dia melihat dalam daftar tersebut nama Sa’id bin Amir. Umar bertanya : “Siapakah Sa’id bin Amir ini?” Mereka menjawab : “Dia adalah gubernur kami, wahai Amirul Mukminin.” Umar bertanya : “Apakah gubernur kalian seorang yang fakir? Jika begitu, apakah dia tidak mendapat jatah dari Baitul Mal?” Mereka menjawab : “Ada, akan tetapi jatah tersebut tidak mencukupi kebutuhannya.” Kernudian Umar mengirimkan uang sebanyak 1000 dinar kepadanya. Ketika Sa’id melihat uang tersebut, dia berkata : “Inna lillahi wa inna lillahi raji’un.” Utusan itu bertanya : “Bagaimanakah pendapatmu? Apakah Amiru! Mukminin mendapat rnusibah harta?” Dia menjawab : “Lebih besar daripada itu, dunia telah datang kepadaku, fitnah telah datang kepadaku!” Orang-orangnya berkata kepadanya : “Fitnah itu tidak akan menjerumuskanmu. Bagikanlah uang ini kepada para fakir kaum muslimin.” Kemudian dia membagikannya kepada para pasukan kaum muslimin.
----------------------------------------------
MEMPERTAJAM KEPEKAAN SPIRITUAL, Majdi Muhammad Asy-Syahawy, Bina Wawasan Press, Jakarta 2001, halaman 204-205.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar