Selasa, 25 Desember 2012

BERITA KEMENANGAN DI MEDINAH

Sehari sebelum Nabi dan Muslimin sampai di Medinah, kedua utusannya Zaid bin Haritha dan Abdullah bin Rawaha sudah lebih dulu sampai. Mereka masing-masing memasuki kota dari jurusan yang berlain lainan. Dari atas unta yang dikendarainya itu Abdullah mengumumkan dan memberikan kabar gembira kepada Anshar tentang kemenangan Rasulullah dan sahabat-sahahat, sambil menyebutkan siapa-siapa dan pihak musyrik yang terbunuh. Begitu juga Zaid bin Haritha melakukan hal yang sama sambil ia menunggu Al-Qashwa’, unta kendaraan Nabi Kaum Muslimin bergembira ria. Mereka berkumpul, dan mereka yang masih berada dalam rumah pun keluar beramai-ramai dan berangkat menyambut berita kemenangan besar ini.

ORANG-ORANG YAHUDI DAN ORANG-ORANG MUSYRIK DI MEDINAH
Sebaliknya orang-orang musyrik dan orang-orang Yahudi merasa terpukul sekali dengan berita itu. Mereka berusaha akan meyakinkan diri mereka sendiri dan meyakinkan orang-orang Islam yang tinggal di Medinah, bahwa berita itu tidak benar.
“Muhammad sudah terbunuh dan teman-temannya sudah ditaklukkan”, teriak mereka. “Ini untanya seperti sudah sama-sama kita kenal. Kalau dia yang menang, niscaya unta ini masih di sana. Apa yang dikatakan Zaid hanya mengigau saja dia, karena sudah gugup dan ketakutan.”
Tetapi pihak Muslimin setelah mendapat kepastian benar dari kedua utusan itu dan yakin sekali akan kebenaran berita itu, sebenarnya mereka malah makin gembira, kalau tidak lalu terjadi suatu peristiwa yang mengurangi rasa kegembiraan mereka itu, yakni peristiwa kematian Ruqayya putri Nabi. Tatkala ditinggalkan pergi ke Badar ia dalam keadaan sakit, dan suaminya, Usman bin ‘Affan, juga ditinggalkan supaya merawatnya.
Apabila kemudian ternyata bahwa Muhammad yang menang, mereka merasa sangat terkejut. Posisi mereka terhadap Muslimin jadi lebih rendah dan hina sekali, sampai-sampai ada salah seorang pembesar Yahudi yang mengatakan :
“Bagi kita sekarang lehih baik berkalang tanah daripada tinggal di atas bumi ini sesudah kaum bangsawan, pemimpin-pemimpin dan pemuka-pemuka Arab serta penduduk tanah suci itu mendapat bencana.”
---------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 262-263.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar