Senin, 05 November 2012

CERITA FINHASH

Begitu memuncaknya polemik antara orang-orang Yahudi dan kaum Muslimin itu, sehingga acapkali — sekalipun sudah ada perjanjian antara mereka — permusuhan itu terjadi sampai dengan main tangan. Sebagai contoh — sekadar sebagai ukuran kita sudah mengenal Abu Bakar, yang begitu lemah-lembut perangainya, dengan kesabarannya yang luar biasa. Ketika itu ia sedang bicara dengan seorang orang Yahudi yang bernama Finhash, yang diajaknya menganut Islam. Tetapi Finhash menjawab : “Abu Bakar, bukan kita yang membutuhkan Tuhan, tapi Dia yang butuh kepada kita. Bukan kita yang meminta-minta kepada-Nya, tapi Dia yang meminta-minta kepada kita. Kita tidak memerlukan-Nya, tapi Dia yang memerlukan kita. Kalau Dia kaya, tentu Ia tidak akan minta dipinjami harta kita, seperti yang didakwakan oleh pemimpinmu itu. Ia melarang kalian menjalankan riba, tapi kita akan diberi jasa. Kalau Ia kaya, tentu Ia tidak akan menjalankan ini.”
Maksud Finhash ini ditujukan kepada firman Tuhan : “Siapa yang mati meminjamkan kepada Allah suatu pinjaman yang baik, Allah akan selalu membalasnya dengan berlipat ganda.“  (QS 2 : 245)
Tetapi dalam hal ini Abu Bakar tidak tahan mendengar jawaban itu. Ia marah. Ditamparnya muka Finhash itu keras-keras.
“Demi Allah,” kata Abu Bakar, “kalau tidak karena adanya penjanjian antara kami dengan kamu sekalian. pasti kupukul kepalamu. Engkaulah musuh Tuhan.”
Kemudian Finhash mengadukan peristiwa ini kepada Nabi, tapi apa yang dikatakannya tentang Tuhan kepada Abu Bakar tidak diakuinya. Dalam hal ini firman Tuhan menyebutkan : “Tuhan sudah mendengar kata-kata mereka yang menyebutkan : Tuhan itu miskin, dan kamilah yang kaya. Akan Kami tuliskan kata-kata mereka itu, begitu juga perbuatan mereka membunuh nabi-nabi dengan tidak sepantasnya, dan rasakanlah siksa yang menbakar ini!” (QS 3 : 181)
Tidak cukup dengan maksud mau menimbulkan insiden antara Muhajirin dengan Anshar dan antara Aus dengan Khairaj dan tidak pula cukup dengan membujuk kaum Muslimin supaya meninggalkan agamanya dan kembali menjadi syirik tanpa mencoba-coba mengajak mereka menganut agama Yahudi, bahkan lebih dari itu orang Yahudi itu kini berusaha memperdaya Muhammad sendiri. Pendekar-pendekar mereka pemuka-pemuka dan pemimpin-pemimpin mereka datang menemuinya, dengan mengatakan : “Tuhan sudah mengetahui keadaan kami. kedudukan kami. Kalau kami mengikut tuan, orang-orang Yahudi pun akan juga ikut dan mereka tidak akan menentang kami. Sebenarnya antara kami dengan beberapa kelompok golongan kami timbul permusuhan. Lalu kami datang ini minta keputusan tuan. Berilah kami keputusan. Kami akan ikut tuan dan percaya kepada tuan.”
Di sinilah firman Tuhan menyebutkan : “Dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang sudah diturunkan Allah, dan jangan kau turuti hawa nafsu mereka. Berhati-hatilah terhadap mereka. Jangan sampai mereka memperdayakan kau dan beberapa peraturan yang sudah ditentukan Tuhan kepadamu. Tetapi kalau mereka menyimpang, ketahuilah, Tuhan akan menurunkan bencana kepada mereka karena beberapa dosa mereka sendiri juga. Sesungguhnya, kebanyakan manusia itu adalah orang-orang frsik Adakah yang mereka kehendaki itu hukum jahiliah? Dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi mereka yang yakin?”(QS 5 : 49 – 50)

Orang-orang Yahudi merasa sesak nafas terhadap Muhammad. Terpikir oleh mereka akan melakukan tipu-daya terhadapnya, akan meyakinkannya sampai ia keluar meninggalkan Medinah seperti yang terjadi karena gangguan-gangguan Quraisy dahulu sampai ia dan sahabat-sahabatnya pun keluar meninggalkan Mekah.
---------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 217-218

Tidak ada komentar:

Posting Komentar