Selasa, 23 Oktober 2012

MENGANJURKAN KEBAIKAN DAN MENCEGAH KEMUNGKARAN (12)

Ibn Mas’ud r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Pertama kerusakan yang terjadi pada Bani Isra’il, yaitu seseorang jika bertemu kawannya sedang berbuat kejahatan ditegur: Ya Fulan bertaqwalah pada Allah dan tinggalkan perbuatan yang tidak halal itu, kemudian pada esok harinya bertemu lagi sedang berbuat itu juga mendadak tidak ditegur, bahkan Ia telah menjadi teman makan minum dan duduk-duduknya. Maka ketika démikian keadaan mereka, Allah menutup hati masing-masing, sebagaimana firman Allah : LU’INALLADZINA KAFARU MIN BANI ISRA’ILA ‘ALA LISANI DAWUDA WA ‘ISABNI MARYAM DZALIKA BIMA ‘ASHAU WA KAANU YATADUN. KAANU LA YATANAHAUNA ‘AN MUNKARIN FA’ALUHU LABI’SA MAKAANU YAF’ALUN. TARAA KATSIRAN MINHUM JATAWALLAUNAL LADZINA KAFARU? LABI’SA MAQODDAMAT LAHUM ANFUSUHUM AN SAKHI-THO LLAHU ‘ALAIHIM WA FIL’ADZAABI HUM KHOLIDUN. WALAU KAANU YU’MINUNA BILLAHI WANNABIYYI WAMA UNZILA ILAIHI MATTAKHODZUHUM AULIYAA’A WALAA KINNA KATSIRAN MINHUM FAASIQUN.
(Orang kafir dari bani Isra’il telah dikutuk atas lidah Nabi Dawud dan Isa bin Maryam, yang demikian itu karena mereka ma’siyat dan melampaui batas. Mereka tidak cegah mencegah dari mungkar yang berlaku (yang mereka lakukan), sungguh busuk perbuatan mereka. engkau melihat kebanyakan mereka berwalikan kepada orang kafir. Sungguh busuk perbuatan itu bagi diri mereka sendiri, bahwa Allah telah murka pada mereka, dan di dalam siksa mereka kekal. Andaikan mereka percaya pada Allah dan Nabi, dan apa yang diturunkan padanya tentu tidak menjadikan orang kafir sebagai wali (pemimpin), tetapi kebanyakan mereka fasiq). Kemudian Nabi berkata : Tidak, jangan berlaku Sebagai mereka. Demi Allah kamu harus menganjurkan kebaikan dan mencegah mungkar, dan menahan tangan orang dholim, dan kau kembalikannya ke jalan hak, dan kau batasi di dalam hak itu. Atau kalau tidak, maka Allah akan menutup hatimu, kemudian melaknat (mengutuk) kamu Sebagaimana mengutuk mereka.
(HR. Abu Dawud dan Attirmidzy).

Dalam lain riwayat : Ketika terjadi kema’siyatan di tengah-tengah bani Isra’il, dicegah oleh ulama-ulama mereka, dan tidak berhenti. Mendadak para ulama’ itu juga ikut serta dalam majlis mereka, makan minum. Maka Allah menutup hati mereka, dan mengutuk mereka, di atas lidah Nabi Dawud dan Isa bin Marjam, karena ma’siyat dan pelanggaran mereka yang melampaui batas. Tadinya Rasulullah bersandar, kemudian duduk tegak dan berkata : Tidak, demi Allah yang jiwaku ada ditangan-Nya, kamu harus membelokkan mereka dan menghentikannya kepada hak belaka.
-------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 205-206.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar