Kamis, 09 Agustus 2012

MUHAMMAD MELAMAR AISYAH

Makin besar oposisi yang dilakukan kabilah-kabilah itu, Muhammad makin mau menyendiri. Makin gigih pihak Quraisy melakukan gangguan kepada sahabat-sahabatnya, makin pula ia merasakan pedihnya. Masa berkabung terhadap Khadijah itu pun sudah pula berlalu. Terpikir olehnya akan beristri, kalau-kalau istrinya itu kelak akan dapat juga menghiburnya, dapat mengobati luka dalam hatinya, seperti dilakukin Khadijah dulu. Tetapi dalam hal ini ia melihat pertaliannya dengan orang-orang Islam yang mula-mula itu harus makin dekat dan perlu dipererat lagi. Itu sebabnya ia segera melamar putri Abu Bakr, Aisyah. Oleh karena waktu itu ia masih gadis kecil yang baru berusia tujuh tahun, maka yang sudah dilangsungkan baru akad nikah, sedang perkawinan berlangsung dua tahun kemudian, ketika usianya mencapai sembilan tahun.

KAWIN DENGAN SAUDA
Sementara itu ia kawin pula dengan Sauda, seorang janda yang suaminya pernah ikut mengungsi ke Abisinia dan kemudian meninggal setelah kembali ke Mekah. Saya rasa pembaca pun akan dapat menangkap arti kedua ikatan ini. Arti pertalian perkawinan dan semenda yang dilakukan oleh Muhammad s.a.w. itu, nanti akan lebih jelas.
------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 151

Tidak ada komentar:

Posting Komentar