Sabtu, 21 Juli 2012

Penobatan Sang Pemimpin

SUIKODEN 2. Di depan Gerbang Kastil, seluruh tentara yang bertahan menyambut keberhasilan Hero Genkaku memukul mundur batalyon Solon Jhee.
Di Aula Pertemuan Shu menegaskan kemenangan atas Highland Army ini telah kita rancang, tapi kita telah kehilangan Lady Anabelle dan Muse City yang jatuh dalam kekuasaan Highland. The New State masih dalam bahaya yang sewaktu-waktu bisa datang. Cepat ataupun lambat Luca Blight  dan unit utama “the White Wolf Guard” Highland Army akan menyerang North Window Village. Dan untuk mengantisipasi  kondisi tersebut butuh kekuatan yang lebih baik, tambahan kekuatan tentara dan tempat bertahan yang kuat untuk menyusun perlawanan. Tetapi yang paling utama kita butuh seseorang yang fokus pada semua kekuatan yang kita miliki, seseorang yang menyatukan kita semua, seseorang yang memiliki kemampuan menyentuh hati semua orang. Pemimpin yang unik, sumber segala kebaikan dan menjadi cahaya bagi masa depan. Dan itu melekat pada Hero Genkaku, tegas Shu. Dia adalah putra Pahlawan, Genkaku yang memimpin kejayaan City-State 30 tahun yang lalu, dan “Bright Shield Rune” yang terpatri ditangan Hero sama seperti Genkaku, dan itu yang menegaskan takdirnya sebagai PEMIMPIN.

SEKILAS GENKAKU
Menjelang malam Hero dan Nanami memenuhi undangan Viktor untuk mendengarkan ceritanya tentang orang tua angkat mereka, Genkaku.
30 tahun yang lalu, sebelum Highland dan The State berperang, batas wilayah negara mereka sangat samara, itu karena mereka rukun tak berselisih. Kala itu the State di pimpin oleh Darell ayahnya Anabelle, mayor of Muse City. Dibawah kepemimpinannya banyak wilayah State yang hilang, sebagian Muse dan Matilda. Lalu diutuslah Genkaku untuk merebut kembali wilayah yang hilang. Tetapi pertempuran Highland dan State dibawah pimpinan Han Cunningham dan Genkaku, seperti perang main-main, karena mereka berdua adalah teman baik dan berasal dari desa yang sama, sehingga mereka sering melakukan jamuan minum ataupun makan ditengah-tengah tentara mereka. Mereka berdua mencoba menciptakan perdamaian demi kebaikan rakyat kedua negara. Ada satu wilayah diperbatasan, Kyaro Town yang tak ingin dilepaskan Darell kepada Highland, tetapi negosiasi gagal dan itu yang menjadi pangkal peperangan.
Agares Blight mempunyai saran untuk mengadakan duel adu pedang panglima perang mereka sebagai penentu kemenangan, sekaligus mempresentasikan negara mereka masing-masing dan memutuskan menjadi milik siapa Kyaro Town. 

 Pada hari yang ditentukan dilapangan Jouwston Hilltop Muse City duel itu dilaksanakan. Agares memberikan pedangnya kepada Han dan Darell memberikan pedangnya kepada Genkaku. Ketika pertandingan akan dimulai Genkaku membiarkan Han menjatuhkan pedang yang dipegangnya dan membiarkan Han mengalungkan pedang dilehernya. Akhirnya Kyaro menjadi milik Highland. Seluruh State marah dan menganggap Genkaku sebagai “PENGHIANAT”.
Beberapa tahun kemudian, Darell akhirnya meninggalkan jabatan sebagai mayor (Walikota), dan akhirnya itu menjadi pelajaran kenapa Genkaku memilih untuk tidak bertarung. Darell has secretly coated the sword he gave to Genkaku with poison. Genkaku was ruined whether he won or lost. Jika kalah, maka akan baik-baik saja. If he won, Darell was planning to expel him for his “Evil Crime”. Genkaku detected the poison and couldn’t bring himself to swing his sword. Dan akhirnya nama baik Genkaku kembali bersih, tetapi Genkaku tak pernah lagi kembali ke The City-State. Hidup bahagia bersama dua anak adopsinya itu lebih penting bagi Genkaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar