Jumat, 13 Juli 2012

AN-NADZR BIN‘L-HARITH

Akan tetapi propaganda begini tidak dapat berdiri sendiri, juga tidak dapat melawan penerangan yang mempesonakan yang sudah dipercayai orang itu. Kalau memanglah kebenaran yang dibawa oleh penerangan yang mempesonakan itu, apa salahnya orang mempercayainya? Adakah bila sewaktu-waktu orang mengakui kelemahannya dan menyatakan perlawanannya merupakan suatu propaganda yang ampuh? Di samping propaganda itu Quraisy harus punya propaganda lain lagi. Untuk propaganda itu Quraisy akan mendapatkannya pada Nadzr bin. Harith. Manusia Nadzr ini adalah setannya Quraisy, orang yang pernah pergi ke Hira’ dan mempelajari cerita raja-raja Persia, peraturan-peraturan agamanya, ajaran-ajarannya tentang kebaikan dan kejahatan serta tentang asal usul alam semesta. Setiap dalam suatu pertemuan Muhammad mengajak orang kepada Allah, serta memperingatkan mereka tentang akibat-akibat yang telah menimpa bangsa-bangsa sebelumnya yang menentang peribadatan kepada Allah, ia lalu datang menggantikan tempat Muhammad dalam pertemuan itu. Maka berceritalah ia kepada Quraisy tentang sejarah dan agamanya, lalu katanya : Dengan cara apa Muhammad membawakan ceritanya lebih baik daripada aku? Bukankah Muhammad membacakan cerita-cerita orang dahulu seperti yang kubacakan juga Quraisy pun lalu menyebarkan kisah-kisah Nadzr itu dengan jalan bercerita lagi sebagai propaganda atas peringatan dan ajakan Muhammad kepada mereka itu.

JABR ORANG NASRANI
Dalam pada itu di Marwa, Muhammad sering duduk-duduk dengan seorang budak Nasrani yang konon bernama Jabr. Orang-orang Quraisy menuduh, bahwa sebagian besar apa yang dibawa Muhammad itu, Jahr inilah yang mengajarnya. Apabila ada orang yang mau meninggalkan kepercayaan nenek-moyangnya, maka agama Nasrani inilah yang lebih utama. Jadi tuduhan inilah yang didesas-desuskan oleh Quraisy. Untuk itulah datang firman Tuhan : “Kami sungguh mengetahui bahwa mereka berkata; yang mengajarkan itu adalah seorang manusia. Bahasa orang yang mereka tuduhkan itu bahasa asing, sedang ini adalah bahasa Arab yang jelas sekali.” (QS 16 : 103)
------------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 127-128.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar