Senin, 25 Juni 2012

TAQWA / MENJAGA DIRI (1)

Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. ditanya : Siapakah manusia yang termulia? Jawab Nabi s.a.w. : Yang lebih bertaqwa. Berkata si penanya: Bukan tentang itu kami tanyakan. Jawab Nabi s.a.w.: Maka Jusuf putra Nabi Ja’qub, putra Nabi ishaq, putra Nabi Ibrahim a.s. Berkata pula sipenanya: Bukan itu yang kami tanyakan. Bersabda Nabi s.a.w. : Tentang turunan bangsa Arab yang kau tanyakan?
Yang baik di masa jahiliyah dan baik dalam masa Islam, apabila mereka mengerti benar-benar syari’at Islam.
(HR. Buchary dan Muslim)

Manusia seolah-olah berat untuk menyadari asal kejadiannya dari Adam dan Hawa, juga berat untuk menyadari bahwa asal kejadiannya dari tanah dan air. Kemudian jika telah menyadari asal kejadiannya dari itu, maka dengan alasan apakah untuk melebihkan dirinya dari orang lain, selain dari jasa-jasa baiknya atau taqwa yang berarti budi kebaikannya kepada sesama manusia. Karena itu Rasulullah tidak dapat menunjukkan selain dari itu, bahwa kemuliaan itu tetap berdasarkan kepada taqwa semata-mata.
--------------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 94-95.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar