Senin, 11 Juni 2012

Perintah Bertaubat Sungguh-sungguh

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى اللَّـهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللَّـهُ النَّبِىَّ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah satu taubat yang ikhlas. Mudah-mudahan Tuhan kamu hapuskan dari pada kamu kejahatan-kejahatan kamu, dan Ia masukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir padanya sungai-sungai pada hari yang Allah tidak kecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman besertanya; cahaya mereka berjalan di hadapan mereka dan di kanan-kanan mereka; mereka berkata : “Hai Tuhan kami! sempurnakanlah bagi kami cahaya dan ampunkanlah kami; sesungguhnya Engkau atas tiap-tiap suatu Berkuasa. (QS. 66 : 8).

Tafsir Ayat
"Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah satu taubat yang ikhlas..."  Maksud kata "NASUH" yaitu murni karena Allah, sunyi dari pamrih-pamrih lain. Perkataan itu diambil dari "NUSH" (nasehat) dan menunjukkan kepada keutamaan taubat, "... Sesungguhnya Allah itu mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri." (QS 2 : 222). Rasulullah ﷺ bersabda : "Orang yang bertaubat itu adalah kekasih Allah, dan orang yang bertaubat itu seperti orang yang tidak mempunyai dosa."
Dalam kesempatan lain Rasulullah ﷺ bersabda : "Bagi Allah, lebih baik taubat hamba yang mukmin dari pada taubat seorang laki-laki yang turun dari tunggangannya di tempat sunyi sepi padang pasir, kemudian ia meletakkan kepalanya dan jatuh tertidur. Ketika ia bangun binatang tunggangannya beserta makanan dan minumannya tidak ada. Lalu dicarinya sampai ia diserang panas, dahaga dan lain-lain, sampai ia berkata : "Aku akan kembali ke tempatku semula akan tidur sampai mati." Kemudian ia menaruh kepalanya diatas tangannya agar bisa mati. Akhirnya ia terbangun dan tiba-tiba tunggangannya beserta bekal dan minumannya datang kembali. Maka Allah lebih menyukai taubat seorang hamba mukmin daripada kesukaannya orang ini dengan kembalinya binatang tunggangannya." (Ihya 'Ulumuddin, Imam Ghazali, 9-10).
------------------------------------
Bibliography :
Ihya 'Ulumuddin Jilid IV, Imam Ghazali, Penerbit PT. Tintamas Indonesia Jakarta Pusat, Cetakan Ke-enam 1983.  
Tafsir Qur'an Al-Furqan, A. Hassan, Penerbit Al Ikhwan Surabaya, Cetakan Kedua 1986, halaman 1117.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar