Selasa, 21 Februari 2012

BANGSA YANG LEBIH TAKUT KEPADA SESAMA MANUSIA DARIPADA KEPADA ALLAH

Allah berfirman QS. Al-Maidah : 44, yang artinya :
“Sungguh Kami telah menurunkan Kitab Taurat, berisikan petunjuk dan cahaya, yang dengan Kitab itu para Nabi yang berserah diri (kepada Allah) menetapkan hukum bagi orang-orang Yahudi, (juga) pada Ahli agama dan para pendeta, karena mereka disuruh memelihara kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu kamu jangan takut kepada manusia, tetapi takutlah kepada-Ku dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barangsiapa tidak menghukum menurut yang Allah telah turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang kafir.”
Para pendeta Yahudi di masa Nabi Muhammad sebagian besar terlibat di dalam pemalsuan ayat-ayat Taurat dan mendustakan ajakan Rasulullah saw. kepada Islam. Mereka ini dengan sadar mengetahui, bahwa para Nabi Bani Israil telah mengabarkan kepada mereka akan datangnya seorang Nabi akhir zaman dan menjadi Rasul penutup.
Tetapi sayang sekali ayat-ayat Taurat yang menjelaskan kabar kedatangan Nabi Muhammad saw. mereka sembunyikan. Walaupun orang yang pertama-tama memalsukan ayat-ayat Taurat bukan para pendeta Yahudi yang hidup di zaman Nabi saw, tetapi mereka ini terus mengikuti kesesatan yang dilakukan nenek moyang mereka. Ini berarti mereka sendiri sama halnya turut berbuat pemalsuan tersebut.
Perbuatan pemalsuan ini mendapat teguran dari Allah di dalam Al-Qur’an, yaitu mereka diperingatkan agar meninggalkan upaya pemalsuan yang selama ini telah mereka kerjakan dan kembali mengikuti perintah Taurat yang sebenarnya.
Ternyata para pendeta Yahudi tidak mau mengikuti isi Taurat yang semestinya. Karena mereka takut kehilangan pengaruh di tengah masyarakatnya, kehilangan kedudukan dan kehilangan fasilitas keduniaan lainnya. Begitu pula kalangan awam bangsa Yahudi tidak mau mendengarkan seruan Taurat yang sebenarnya, karena takut ancaman para pemimpin mereka.
Dalam ayat ini Allah berseru kepada bangsa Yahudi, khususnya para pendeta mereka, yaitu “Janganlah kamu takut kepada manusia, tapi takutlah kepada Allah”. Para pendeta yang mendapat kecaman dari Al-Qur’an, karena perbuatannya menyembunyikan kebenaran dan memalsukan ayat-ayat Taurat, ternyata tidak dapat mengingkari. Karena itu mereka diperingatkan agar berani menerima kebenaran, dan jangan takut menanggung resiko yang akan menimpa mereka.
Tetapi ternyata apa yang dipilih bangsa Yahudi ? Mereka tetap enggan menerima seruan kebenaran karena takut kehilangan pengaruhnya di kalangan manusia, sehingga mereka dengan penuh kedurhakaan menentang ajaran-ajaran Allah. Tantangan mereka kepada ajaran-ajaran Allah adanya sikap mereka yang memalsukan ayat-ayat Taurat yang menerangkan hal ihwal Nabi Muhammad, menyembunyikan ayat-ayat mengenai hukum-hukum tertentu, tetap menenima suap dan menyuruh anak buahnya memusuhi Nabi saw.
--------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 173 - 175

Tidak ada komentar:

Posting Komentar