Selasa, 18 Oktober 2011

MENJAGA TALI PERSAUDARAAN

Islam tidak pernah mengajarkan pemeluknya untuk berbuat benci dan memusuhi kepada yang lainnya. Kepada sesama manusia harus saling menebar kasih sayang dan cinta. Kalau terjadi persengketaan, jangan sampai berfikir sempit dengan mengandalkan nafsu sebagai langkah penyelesaiannya. Islam mengajarkan cara yang baik : bersikap santun dan saling menghormati dalam menyelesaikan perselisihan.

Rasulullah SAW. Pernah bersabda: rahim (talipersaudaraan) itu digantungkan pada arsy, ia berkata: barangsiapa yang menyambungku (berbuat baik kepada kerabat) maka Allah akan menyambungnya, dan barang siapa yang memutuskan aku, maka Allah pun akan memutuskannya (HR. Bukhari Muslim).

Selain itu, Rasul juga bersabda: tidak akan masuk surga orang yang memutuskan kekeluargaan.
Kata ar-rahim (persaudaraan), memiliki makna nasab. Artinya, persaudaraan yang terbangun dari ar-rahim tersebut berasal dari keluarga, kerabat, dan yang masih ada kaitannya dengan nasab (hubungan darah dan pernihakan). Hal ini merujuk pada rahim seorang ibu yang digunakan untuk melahirkan seorang manusia ke dunia.
Dalam makna itu merupakan persaudaraan secara khusus. Islam mengharamkan bagi pemeluknya untuk saling membenci terhadapsesama saudara senasab, apalagi
memutuskan hubungan tali silaturrahim. Bagi mereka yang tega memutus tali persaudaraan itu, Allah mengancam tidak akan mendapat jaminan masuk surga bagi pelakunya.
Konsep persaudaraan secara universal dalam Islam terbagi menjadi empat.
Pertama, ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan). Persaudaraan dalam konteks ini mencakup aspek yang lebih luas tentang hubungan kemanusiaan. Hubungan ini tidak terkotak-kotak pada segi agama, budaya, suku, ras, dan sebagainya. Hubungan ini murni bahwa manusia di seluruh dunia seharusnya saling menjaga persaudaraan.
Kedua, ukhuwah diniyah (persaudaraan, keagamaan). Untuk menciptakan kedamaian di dunia, masing-masing agama harus saling menghargai. Keyakinan yang berbeda adalah fitrah tuhan dan tidak boleh memaksakan keyakinan kepada orang lain, la ikraha fiddin. Dengan menjaga ukhuwah tersebut, kehidupan para pemeluk agama dapat saling damai, tenang, tanpa ada saling curiga.
Ketiga, ukhuwah watoniyah (persaudaraan antar negara). Dalam menjaga stabilitas dunia ini, masing-masing warga negara di dunia harus saling bekerjasama dalam meraih kedamian. Mereka harus melakukan itu dikarenakan kodrat manusia itu selalu menindas sesama, homo homoni lupus. Salah satu sejarah pertikaian manusia terjadi pada manusia terdahulu, yaitu Kabil dan Habil. Mereka berdua adalah bersaudara. Namun karena salah satu di antara mereka memiliki suatu tujuan, maka terjadilah peristiwa pembunuhan.
Keempat, ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam). Ukhuwah ini menekankan persaudaraan sesama umat Islam. Sesama umat Islam harus saling bersaudara, tolong menolong, dan mencintai. Karena mereka disatukan pada ideologi yang sama, yaitu tauhid.
Dalam konsep tauhid tersebut mengandung dua hubungan; vertikal dan horizontal. Secara  vertikal, manusia berhubungan langsung dengan tuhannya melalui ibadah mahdoh, seperti sholat, zakat, dan haji. Sedangkan secara horizontal, mereka berbuhungan langsung dengan sesama manusia melalui ibadah ghairu mahdah. Kedua hubungan itu masing-masing akan dipertanggungjawabkan di sisi tuhan kelak.
Rasulullah SAW. pernah bersabda: janganlah kamu saling membenci, saling mendengki dan saling bermusuhan, tapi jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tidak menyapa) saudaranya lebih dari  tiga hari (HR. Bukhari Muslim).

Selain itu, menjaga tali persaudaraan juga mendatangkan berkah tersendiri bagi pelakunya. Konsep menjaga persaudaraan diberlakukan kepada semua manusia, tanpa terbatas pada segi nasab, agama, negara, namun jauh lebih luas. Hal ini berdasarkan bahwa Islam adalah rahmatan lil’alamin (rahmat bagi seluruh alam). Dengan begitu, dalam sebuah Hadist, Rasulullah pernah berkata: barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturrahim).
Di sinilah hikmah dari pentingnya menjaga tali persaudaraan dan kekeluargaan. Sebagai manusia jangan sampai melanggar perintah itu.
------
Buletin Sakinah, Edisi 328/ Th IV/ September 2011 M/ Dzulkaidah 1432 H, Penulis : Siska Arifatun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar