Selasa, 01 November 2011

LAMPU, mana yang perlu

KAPAN masalah lampu harus dipikirkan? Sebelum kita mengerjakan desain interior atau sesudahnya? Umumnya dalam perencanaan dekorasi suatu ruang. kita hanya mempertimbangkan materi bahan yang akan dipakai seta improvisasi ruang dan estetikanya. Untuk masalah lampu dipikirkan kemudian toh fungsinya hanya sebagai alat penerang di waktu malam.
Tetapi lampu adalah suatu unsur dekorasi yang memiliki peran cukup penting. Dengan lampu kita dapat mengungkapkan segala materi dan inspirasi yang ada, sehingga kekeliruan dalam pemilihan, baik jenis dan bentuk lampu, dapat menjadikan tatanan interior berkesan kaku tanpa inspirasi. Dalam desain interior lampu bukan hanya sebagai penghasil cahaya untuk penerangan, tetapi lampu juga memiliki kualitas sinar dan warna tertentu yang bisa mempengaruhi komposisi warna tertentu pula.
Sebagai contohnya, kita biasa memakai penerangan dan lampu pijar (bolam) biasa. Sinar yang dihasilkannya berkesan kuning sehingga apabila kita menyusun suatu kombinasi perabot rumah warna merah menyala misalnya. di bawah sinar bolam tadi kombinasi yang diharapkan tidak sesuai lagi karena sinar kuning yang mempengaruhi warna merah itu.
Jadi untuk memperoleh hasil interior yang bagus dan sesuai harus pula dipertimbangkan lampu yang akan digunakan. Atau dengan kata lain fungsi lampu dalam desain interior adalah sebagai asesoris yang vital.
Dalam desain interior lampu memiliki dua komponen pokok sehingga ia memiliki nilai estetika. Yang pertama adalah bentuk tempat/dudukan lampu (fitting) dan lampu penghasil cahaya itu sendiri. Dudukan lampu di sini bukan hanya seperti fitting untuk bolam yang terpasang di langit-langit saja, tetapi segala bentuk tempat untuk lampu yang dimaksudkan untuk memperindah penampilan dan tugas lampu
Fitting Lampu
Dan bentuk fittingnya maka lampu dapat diatur sehingga sinarnya menyebar ke segala arah, menuju ke satu arah saja, atau menyorot terpusat ke satu titik atau objek. Misalnya lampu yang ditempatkan di atas (langit-langit) ia dapat menyinari ke segala tempat. Termasuk di dalamnya adalah lampu gantung (pendant), neon dan lampu tanam.
Untuk bentuk lampu berfitting dengan sinar ke satu arah misalnya lampu baca dan lampu dinding. Sedangkan lampu spot (sorot) adalah bentuk lampu dengan sinar terkonsentrasi.

TIPE SUMBER CAHAYA

Lampu sebagai sumber cahaya dibedakan dalam tiga tipe utama dan biasa digunakan untuk berbagai keperluan. Ketiga tipe tersebut adalah Tungsten, Tungsten Halogen dan Fluorescent. Yang membedakan masing-masing tipe sumber cahaya tersebut adalah efisiensi penggunaan listrik, umur pakai atau keawetannya dan yang paling penting dalam hal estetika adalah kualitas sinar yang dihasilkan terhadap sesuatu yang diteranginya.
Tungsten : Tipe lampu yang paling dikenal dan sering dipakai oleh umum adalah tipe tungsten. Lampu ini berbentuk seperti bola yang terbuat dari gelas dan di dalamnya diisi gas (misalnya argon) dengan suatu kawat pijar (filament) yang menyala apabila dialiri listrik. Dibandingkan dengan sinar matahari di siang hari, maka sinar yang dihasilkan dari bolam tungsten bersifat panas, kesannya kuning.
Bola lampu ini banyak terdapat dalam berbagai bentuk dan gelasnya tersedia dalam berbagai warna primer dan pastel, Sinarnya tidak mengubah komposisi warna selain merah, oranye dan biru serta dapat mengungkapkan kekontrasan yang mengesankan. Untuk lebih bagusnya kuat sinar yang dihasilkan dapat diatur dengan menggunakan dimmer.
Kekurangan lampu tipe ini adalah pemakaian energi listrik yang cukup besar, tidak tahan lama (filament mudah putus), juga menimbulkan panas. Dalam fungsi dekorasi biasanya dipakai di lampu baca, lampu gantung (misal: robyong) atau lampu dinding.
Tungsten Halogen : Dibandingkan dengan tipe tungsten biasa, kualitas sinar yang dihasilkannya lebih sejuk, kering, serta lebih terang dan putih. Ujudnya biasa berbentuk tabung gelas yang diisi uap gas dan salah satu unsur halogen, juga memiliki filament yang berbentuk kutub.
Tungsten halogen juga effektif untuk pengaturan warna dan menonjolkan kekontrasan. Dan karena kualitas sinarnya, lampu tungsten halogen sangat cocok dipakai untuk lampu atas, lampu spot atau lampu aksen.
Ada dua tipe tungsten halogen di pasaran, yaitu tungsten halogen dengan voltase tinggi dan voltase rendah. Untuk keperluan tersebut dapat digunakan travo. Seperti tungsten biasa, tungsten halogen juga dapat diatur kekuatan sinarnya dengan menggunakan dimmer. Contoh lampu tersebut seperti yang dipakai untuk lampu mobil dan billboard.
Fluorescent : Berbeda dengan tipe tungsten dan tungsten halogen, sinar flucrescent mempunyai effek khusus terhadap perpaduan warna. Hal ini disebabkan sinar yang dihasilkannya berkesan biru dan bergetar. Termasuk dalam tipe ini lampu neon (lampu tabung) yang biasa kita pakai.
Type ini memerlukan ”starter” untuk memperoleh daya yang cukup sehingga berbeda dengan tipe lain yang langsung menyala apabila dialiri listrik. Meskipun tersedia tabung yang beraneka warna, pemakalan cover khusus membuatnya lebih simpatis.

Jenis / Tipe Lampu

FUNGSI LAMPU
Dalam aplikasinya lampu dibedakan menurut fungsi tertentu. Dan fungsi yang tertentu itu disediakan tipe dan bentuk lampu yang khusus pula. Ada lampu yang berfungsi sebagai penerang latar (background lighting), lampu kerja (task lighting), dan sebagai lampu penghias (accent lighting).
Sebagai penenang latar, lampu bertugas memberi penerangan pengganti sinar matahari di malam hari. Umumnya untuk keperluan ini lampu dipasang di atas (langit-langit) dengan maksud agar dapat menerangi seluruh ruang. Tetapi ada alternatif lain di samping lampu yang terpasang di langit-langit. Lampu dinding (dipasang di dinding), lampu meja (bertangkai seperti lampu baca tetapi lebih eksotik), serta lampu sorot (spot) gabungan dari semuanya menjadikan suasana lebih hidup.
Lampu kerja tugasnya menerangi area kerja sehingga segala aktivitas berlangsung lancar dan aman. Untuk itu sinar lampu diatur sehingga bayangan tidak jatuh di area kerja. Pengaturannya terserah kreativitas anda, bisa ditempatkan terbuka atau ditanam. Alternatif lampu yang dapat digunakan, lampu sorot dan lampu baca. Tempat-tempat seperti dapur, ruang baca, bengkel pribadi memerlukan pengaturan seperti itu.
Dalam hal tententu fungsi lampu ini sebagai lampu utiliti, untuk itu segi praktisnya lebih diutamakan keimbang estetisnya. Lampu ini digunakan untuk menerangi tempat-tempat yang berisiko bagi keselamatan, seperti lorong dan tangga.
Lampu aksen digunakan untuk menampilkan kesan yang indah dari suatu gambar atau objek. Ini bisa diperoleh dengan mengatur letak lampu serta posisi sinar terhadap objek yang dikehendaki. Misalnya untuk memberi tekanan pada suatu lukisan, lampu ditempatkan di bawahnya dengan sinar mengarah ke atas. Alternatif lampunya, lampu sorot lampu dinding, atau lampu lantai (diletakkan di lantai). Type lampu yang digunakan dari Tungsten Halogen dan lebih bagus bila memakai dimmer.
Barangkali dengan permainan lampu desain interior yang sudah anda miliki akan lebih eksotik dan inspiratif. Yang paling penting adalah jangan sekali-kali membeli lampu tanpa mengetahui apa yang diperbuat/ dihasilkannya.
----
Tulisan Dudum Risanto, Koran CEMPAKA, 19 Agustus 1989.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar