Kamis, 15 September 2011

KELEBIHAN MANUSIA DALAM TEMPAT TINGGAL DAN REZEKI

Sungguhpun sebahagian hewan ada yang bertempat-tinggal di daratan, di udara dan di lautan, tetapi tidaklah dapat mengalahkan manusia tentang bertanah-air, tentang memilih tempat kediaman dan juga tentang mencari rezeki.
Manusia ditempatkan oleh Allah di bumi, tetapi tidak terlarang baginya berpindah-pindah tempat menurut kesukaan dan kehendaknya sendiri, karena bumi ini segenapnya, lautannya, daratannya dan udaranya, memang disediakan Allah untuk tempat-tinggal manusia, di mana saja ia suka, boleh ia membuat rumah untuk tempat-tinggalnya. Rumahnya teratur, bagus, kuat, tahan hujan dan angin, serta dapat digunakan untuk memelihara diri dan keluarganya.
Sebagaimana tempat manusia, Allah sediakan di bumi, demikian juga makanan dan minumannya tersedia di situ. Ia boleh mencari dan mengambil makanan dan minuman yang baik-baik untuk menambahkan kesehatan dan kekuatannya. Satu macam makanan dapat dibuatnya menjadi beberapa macam, sehingga rasa dan rupanya menjadi berlain-lainan.
Ubi kayu misalnya, dapat manusia buat menjadi sagu; tebu dibuatnya menjadi gula; kelapa dibuatnya menjadi minyak; anggur diperahnya menjadi arak dan lain-lain sebagainya. Bagi hewan, ubi kayu itu tetap saja menjadi ubi kayu, tidak dapat ia mengubah rupa dan rasanya, supaya menjadi enak dan lezat, karena hewan tidak pandai bertanak, tidak pandai membuat masakan. Demikian juga tentang minuman, dapat dibuat oleh manusia menjadi beberapa macam, sehingga rasanya, rupanya dan warnanya berlain-lainan.
Tempat-tinggal hewan tetap saja di satu bahagian bumi, tidak berpindah-pindah. Makanan dan minumannya demikian juga. Tetapi tempat-tinggal manusia berpindah-pindah, berubah-ubah dan bertukar-tukar. Dan sejak dunia didiami oleh manusia, entah sudah berapa ribu macam tempat-tinggalnya, telah berganti-ganti bangunannya, pendiriannya dan bentuknya.
Yang demikian ini telah dinyatakan oleh Allah di dalam Al-Qur’an, firman-Nya QS Al-A’raf : 10;
Wa laqad makkannakum fil ardli wa ja’alana lakum fiha ma’ayisy
Artinya:
“Sesungguhnya telah Kami sediahan tempat-tinggalmu di bumi, dan Kami jadikan padanya berbagai macam penghidupan bagimu.’
-----------
Jalan Hidup MUSLIM, Md. 'Ali Alhamidy, Penerbit PT ALMA'ARIF Bandung, Cetakan Pertama 1974, halaman 21 - 22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar