Kamis, 08 September 2011

BANGSA YANG TIDAK MENGAKUI SAMA SEKALI AGAMA NASRANI

Allah berfirman : (QS. Al-Baqarah : 113)
“Dan orang-orang Yahudi berkata, “Orang-orang Nasrani itu tidak punya pegangan suatu apapun”, dan orang Nasrani berkata, “Orang-orang Yahudi tidak mempunyai pegangan apapun padahal mereka membaca Al-Kitab”. Begitu pula orang-orang yang tidak mengetahui mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan”

Menurut riwayat, telah datang kepada Nabi delegasi dari suku Najran yang beragama Nasrani. Delegasi ini bertemu dengan kaum Yahudi Madinah, kemudian sempat timbul perdebatan di antara mereka. Isi perdebatan itu antara lain ialah kaum Yahudi menyatakan bahwa agama Nasrani tidak mempunyai asal usul yang benar. Sebaliknya kaum Nasrani mengatakan bahwa agama Yahudi tidak punya asal usul yang benar juga.
Anggapan Bangsa Yahudi bahwa agama Nasrani itu tidak benar menyebabkan mereka mengingkari kenabian Isa yang datang sebagai penyempurna syari’at Musa, Sebaliknya kaum Nasrani karena beranggapan agama Yahudi tidak ada asal usul, maka mereka mengingkari kenabian Musa, padahal Isa pelanjut syari’at Musa.
Perdebatan kaum Yahudi dan kaum Nasrani ini sungguh-sungguh aneh. Karena mereka sama-sama berpegang pada Kitab suci, yang isinya saling melengkapi satu dengan lainnya. Kitab Taurat merupakan induk dari Injil, yang juga menjadi pegangan kaum Nasrani. Sedangkan Kitab Injil pelengkap dari Kitab Taurat, yang isinya merupakan rincian lebih lanjut dari Kitab Taurat. Di dalam Taurat Nabi Musa telah memberikan kabar gembira akan datangnya Nabi Isa kepada Bangsa Yahudi, sedangkan Nabi Isa menegaskan bahwa dirinya tidak membawa syari’at baru, tetapi melanjutkan misi Nabi Musa. Dengan demikian perbuatan kaum Yahudi dan Nasrani ternyata berlawanan dengan Kitab suci mereka masing-masing.
Ucapan kaum Yahudi kepada ummat Nasrani dan sebaliknya sama nilainya dengan ucapan para penyembah berhala yang saling menuduh bahwa orang lain sama sekali tidak benar. Mereka saling menuduh seperi ini karena memang tidak mempunyai pegangan iman dan pedoman amal shaleh yang otentik. Akibatnya mereka berpecah-belah dan saling berbeda dasar-dasar ajarannya satu dengan yang lain. Tetapi dengan secara fanatik yang didorong oleh hawa nafsu semata-mata mereka saling berkeras kepala menuduh yang lain sama sekali tidak benar.
Maka ucapan orang Yahudi dan Nasrani tersebut di ats hanya warisan dari para penyembah berhala sebelumnya. Oleh karena itu perselisihan Yahudi dan Nasrani ini akan berlanjut sampai hari Kiamat, sampai saat Allah menegakkan pengadilan di akherat.
--------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 74 - 75

Tidak ada komentar:

Posting Komentar