Sabtu, 27 Agustus 2011

Wudlu’, Mandi dan Tayamum

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَوٰةِ فَاغْسِلُوا۟ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا۟ ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ الْغَآئِطِ أَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَآءً فَتَيَمَّمُوا۟ صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا۟ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّـهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Hai orang-orang yang beriman apabila kamu (mau) berdiri sholat, hendaklah kamu cuci muka-muka kamu, dan tangan-tangan kamu sampai siku-siku kamu, dan sapulah kepala kamu, dan (cucilah) kaki-kaki kamu sampai dua mata kaki; dan jika kamu berjunub, hendaklah kamu mandi; dan jika kamu sakit, atau dalam pelayaran, atau seorang daripada kamu datang dari buang air, atau kamu sentuh perempuan, tetapi kamu tak dapat air, maka hendaklah kamu bertayammum dengan tanah yang bersih, yaitu kamu sapu muka kamu, dan tangan kamu dengannya. Allah tidak hendak membikin keberatan atas kamu, tetapi Ia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni’mat-Nya atas kamu, supaya kamu bersyukur. (QS. 5 : 6).

وَاذْكُرُوا۟ نِعْمَةَ اللَّـهِ عَلَيْكُمْ وَمِيثٰقَهُ الَّذِى وَاثَقَكُم بِهِۦٓ إِذْ قُلْتُمْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ وَاتَّقُوا۟ اللَّـهَ ۚ إِنَّ اللَّـهَ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Dan ingatlah ni’mat Allah atas kamu dan perjanjian-Nya yang Ia janjikan kepada kamu di waktu kamu berkata : “Kami mendengar dan kami ta’at dan hendaklah kamu takut kepada Allah, karena Allah itu Mengetahui isi dada-dada (kamu) (QS. 5 : 7).

Tafsir Ayat

QS. 5 : 6. “Hai orang-orang yang beriman apabila kamu (mau) berdiri sholat, hendaklah kamu cuci muka-muka kamu, dan tangan-tangan kamu sampai siku-siku kamu, ....”. Maka ambillah air yang bersih basuhlah muka kamu terlebih dahulu. Dapatlah diketahui apa yang dikatakan muka, yaitu ke atasnya sampai batas tumbuh rambut, ke bawahnya sapai ujung dagu kekiri kanannya sampai telinga. Lebih baik dilebihkan sedikit, sehingga terkena semua. Setelah itu basuh pulalah kedua tangan, di mulai dari yang kanan sampai ke dua siku.
“.... , dan sapulah kepala kamu,....”. Menurut contoh Rasulullah ialah di basahi kedua telapak tangan, lalu disapukan sejak dari pangkal tempat tumbuh rambut kering dan diteruskan ke belakang sampai kuduk.
“.... dan (cucilah) kaki-kaki kamu sampai dua mata kaki; .....”. Batas mata kaki sudah terang, dan meliputi kaki itu akan seluruh ujung kaki yang dibawah mata kaki itu menurut tertib yang telah ditentukan Allah. Dengan demikian teranglah bahwasannya akan memulai sholat tidaklah sah kalau tidak melakukan wudlu’.
“.... dan jika kamu berjunub, hendaklah kamu mandi;...”. Junub ialah keadaan sesudah bersetubuh atau keluar mani karena yang lain, misalnya mimpi. Ketika itu letih lelah segala persendian dan urat saraf, sebab mani itu adalah sari seluruh badan. Dalam keadaan junub itu keadaan tidak bersih atau tidak suci, maka belumlah sah kamu sholat kalau hanya semata-mata dengan ber-wudlu’ saja.
“.... ; dan jika kamu sakit, atau dalam pelayaran, atau seorang daripada kamu datang dari buang air, atau kamu sentuh perempuan, tetapi kamu tak dapat air, .......”. Disebabkan empat sebab terjadinya halangan ber-wudlu’, maka,
“.... , maka hendaklah kamu bertayammum dengan tanah yang bersih, yaitu kamu sapu muka kamu, dan tangan kamu dengannya.....”. Tayamum adalah ganti air untuk wudlu’ dan untuk mandi wajib.
“..... Allah tidak hendak membikin keberatan atas kamu, tetapi Ia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni’mat-Nya atas kamu, supaya kamu bersyukur.”. Ini alasan pokok ketika sukar mendapatkan air atau membawa kesusahan atau bertambah sakit karena memakai air, walaupun ada air, diizinkan menggantinya dengan tayamum.

Latar Belakang Turunnya
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kalung Siti Aisyah telah jatuh dan hilang di suatu lapangan dekat kota Madinah. Rasulullah saw. memberhentikan untanya lalu turun, untuk mencarinya kemudian istirahat hingga tertidur di pangkuan Siti Aisyah. Tiada lama kemudian datanglah Abu Bakar menampar Siti Aisyah sekerasnya seraya berkata: “Kamulah yang menahan manusia karena sebuah kalung”. Kemudian Nabi saw. terbangun dan tibalah waktu Shubuh. Beliau mencari air tapi tidak mendapatkannya, maka turunlah ayat ini (QS 5 : 6). Maka berkatalah Usaid bin Mudlair: “Allah telah memberi berkah bagi manusia dengan sebab keluarga Abu Bakar”. Ayat ini mewajibkan berwudlu atau tayammum sebelum shalat. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari ‘Amr bin al-Harts dari Abdurrahman bin al-Qasim dari bapaknya yang bersumber dari Aisyah.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa setelah terjadi peristiwa kehilangan kalung Aisyah yang menimbulkan fitnah yang besar, pada suatu ketika dalam suatu peperangan beserta Rasulullah saw., kalung Aisyah jatuh lagi, sehingga orang-orang terhalang pulang karena perlu mencari kalung yang hilang itu. Berkatalah Abu Bakar kepada Aisyah: “Wahai anakku tiap-tiap perjalanan kau selalu menjadi bala’ dan menjengkelkan orang lain”. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. 5 : 6) yang membolehkan tayammum, sehingga Abu Bakar berkata : ”Sesungguhnya kau membawa berkah”. Diriwayatkan oleh at-Thabarani dari ’Ubbad bin Abdillah bin Zubair yang bersumber dari Aisyah.

QS. 5 : 7. “Dan ingatlah ni’mat Allah atas kamu .....”. Nikmat yang diberikan kepada kamu ingatlah baik-baik. Dari berpecah belah menjadi satu, dari gelap gulita kamu dibawa kepada Nur Islam. Dan ingat pulalah,
“... dan perjanjian-Nya yang Ia janjikan kepada kamu di waktu kamu berkata : “Kami mendengar dan kami ta’at ”.....”. Ingatlah bahwa di saat-saat yang penting di atas nama Tuhan Allah, Nabi dan pemimpin kamu Muhammad s.a.w. itu telah memadu janji dengan kamu. Bai’at akan sehidup semati di dalam menegakkan agama Allah.
“.... dan hendaklah kamu takut kepada Allah, .....”. Karena kamu adalah ummat yang telah dipercaya untuk membantu Rasul di dalam menjalankan kewajiban yang suci, tetapi berat. Namun jika badanmu telah bersih, sekurang-kurangnya lima kali sehari kamu ber-wudlu’ untuk menghadap Allah dengan hati yang suci pula, kamu tegakkan sholatil jama’ah untuk menyatupadukan hatimu semuanya, dan kamu ta’at setia mendengar dan menjalankan bimbingan Rasul-mu itu, niscaya tidaklah ada perkara berat yang tidak akan dapat diatasi.
“...., karena Allah itu Mengetahui isi dada-dada (kamu)”. Maka tidak dapat disembunyikan niat yang tidak ikhlas, bahkan Dia selalu memasang teropongnya atas tiap-tiap isi dada kamu, selalulah adakan pembersihan itu. Janganlah dimungkiri perjanjian dengan Allah. Tegakkanlah ikhlas dan hilangkanlah beramal karena riya’
-----------------
Bibliography :
Tafsir Qur'an Al-Furqan, A. Hassan, Penerbit Al Ikhwan Surabaya, Cetakan Kedua 1986, halaman 211 - 212.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke -5, 1985, halaman 174 - 176.
Tafsir Al-Azhar Juzu’ 6, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas, cetakan September 2000, halaman 146-154.
Tulisan Arab Al-Qur'an. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar