Sabtu, 06 Agustus 2011

MEMBERSIHKAN HATI

Dalam Islam, membersihkan hati termasuk ajaran utama, bahkan diutusnya seorang Rasul adalah juga untuk kebersihan hati manusia. (OS. Al-Jumu’ah: 2).
Hati, menurut hadits Rasulullah memegang kendali atas semua amal manusia. Baik buruknya tingkah manusia berawal dari hatinya. Bila hatinya baik, seluruh amalnya menjadi baik. Sebaliknya jika hatinya busuk, maka rusaklah seluruh amalnya. Itulah sebabnya membersihkan hati termasuk amalan mulia. Di bawah ini beberapa kiat membersihkan hati.

DZIKIR KEPADA ALLAH
Sebagaimana anggota tubuh manusia, hati juga punya kebutuhan pokok, yakni dzikrullah. Kebutuhan hati terhadap dzikir ini dapat diibaratkan ikan yang membutuhkan air. Tanpa air, ikan bakal mati. Tanpa dzikrullah hati manusia bakal mati.
Faedah dzikrullah banyak sekali. Ada yang menyebutnya hingga 80 macam. Di antaranya, dapat mengusir syetan, mengalahkan dan menundukkannya, menghilangkan duka nestapa, melenyapkan kesusahan dan kegelisahan, dan mendatangkan rasa riang gembira.
Dzikrullah juga menerangi kalbu dan membuat Wajah cerah ceria. Orang yang selalu berdzikir senantiasa nampak berwibawa dalam kepribadiannya, dapat merasakan manisnya iman dalam kesengsaraan. Dzikir juga dapat menumbuhkan rasa mahabbah kepada Allah swt.
Satu hal yang lebih penting, bahwa dzikir kepada Allah dapat menjadikan Allah ingat kepadanya. Dalam hal ini Allah berfirman :
Dan dzikirlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat kepadamu. (OS. A1-Baqarah: 152)

ISTIGHFAR
Istighfar adalah minta ampunan Allah, agar Dia tidak menimpakan akibat buruk atas dosa yang telah dilakukan dengan cara menutupinya.
Mengapa demikian? Dosa yang dilakukan manusia tidak terhitung jumlahnya. Setiap hari terus bertambah karena manusia tidak bisa lepas dari melakukannya, baik yang disengaja maupun tidak. Sedang setiap amalan dosa akan memberi noda dalam hati. Jika tidak segera dicuci, maka hati manusia menjadi kotor. Malah jika penuh kotoran, hati tak lagi bisa dipakai bercermin. Maka rusaklah fungsi.
Setiap kesalahan dan dosa itu membawa akibat buruk kepada pelakunya. Agar akibat itu tidak ditimpakan kepadanya, maka perlu segera ditutup. Penutup akibat dosa adalah istighfar.
Imam Qatadah berkata: ‘Sesungguhnya Al-Our’an menunjukimu kepada penyakit dan obatnya. Adapun menyakitnya adalah dosa, sedang obatnya adalah istighfar.”
Dalam sauatu riwayat Aisyah berkata: Berbahagialah orang yang menemukan banyak istighfar dalam lembar catatan amalnya.

DO’A
Setiap manusia pasti punya harapan-harapan, rencana-rencana, dan cita-cita. Kenyataannya, tidak semua rencana bisa sukses seperti yang diharapkan. Tidak semua cita-cita berhasil diperoleh. Ada tangan yang lebih kuat dari segala usaha yang dilakukan manusia. Justru kekuatan itulah yang paling menentukan. Jika manusia tidak meyakini kekuatan itu, maka hatinya pasti menjadi gelisah, resah karena diliputi oleh perasaan khawatir.
Orang yang yakin, hatinya mesti tenang. Setelah berusaha, ia bakal menyerahkan urusannya secara penuh kepada Allah swt. Hanya, ada satu hal yang bisa dilakukan oleh manusia setelah berusaha, yakni berdoa. Bila usaha sudah dijalankan, kemudian doa sudah dimunajatkan, maka apa lagi yang perlu digelisahkan? jika berhasil, hatinya menjadi lebih bersyukur, jika belum terkabul,ada perasaan barangkali itu yang lebih baik, sehingga Alah perlu menunda pengabulannya. Hati yang selalu berdoa akan menjadi tenang, tenteram, dan bersih dari segala macam dosa.
----
Suara Hidayatullah Edisi 02/ VII/ Juni 1994/ Muharram 1415, halaman 13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar