Kamis, 18 Agustus 2011

Dasar-dasar Pemerintahan

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ اللَّـهَ وَأَطِيعُوا۟ الرَّسُولَ وَأُو۟لِى الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّـهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْءَاخِرِ ۚ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman ta’atlah kepada Allah dan ta’atlah kepada Rasul dan kepada orang-orang yang berkuasa dari antara kamu. Maka sekiranya kamu berbantahan di satu perkara, hendaklah kamu kembalikan dia kepada Allah dan Rasul, jika adalah kamu beriman kepada Allah dan hari Kemudian. Yang demikian itu sebaik-baik dan sebagus-bagus ta’wil. (QS. 4 : 59).

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ ءَامَنُوا۟ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُوٓا۟ إِلَى الطّٰغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوٓا۟ أَن يَكْفُرُوا۟ بِهِۦ وَيُرِيدُ الشَّيْطٰنُ أَن يُضِلَّهُمْ ضَلٰلًۢا بَعِيدًا
Tidakkah engkau fikirkan (kesesatan) orang-orang yang berkata bahwasanya mereka telah beriman kepada apa-apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa-apa yang diturunkan sebelummu, padahal mereka menyerahkan hukuman kepada sesuatu yang meliwati batas sedang mereka telah diperintah supaya kufur kepadanya, tetapi setan mau menyesatkan mereka satu kesesatan yang jauh. (QS. 4 : 60).

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا۟ إِلَىٰ مَآ أَنزَلَ اللَّـهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنٰفِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُودًا
Dan apabila dikata kepada mereka “Marilah kepada apa yang diturunkan oleh Allah dan kepada Rasul”, engkau bisa lihat orang-orang munafik itu berpaling daripadamu sungguh-sungguh. (QS. 4 : 61).

Tafsir Ayat
QS. 4 : 59. "Hai orang-orang yang beriman ta’atlah kepada Allah dan ta’atlah kepada Rasul dan kepada orang-orang yang berkuasa dari antara kamu....".  

Ibnu Taimiyah dalam bukunya "Al-Amru Bilma'ruf Wannahyu 'Anil Munkar", halaman 85 menjelaskan bahwa Ulul Amri (orang-orang yang berkuasa dari antara kamu) adalah yang memerintah, juga yang melarang kepada manusia. Yang termasuk disini adalah orang yang mempunyai kekuasaan, kemampuan, serta orang yang mempunyai ilmu dan pandai bicara. Oleh sebab itu Ulil Amri terbagi ke dalam dua kelompok; yaitu Ulama dan Umara. Jika keduanya baik maka ummat yang dipimpinnya pun akan menjadi baik, sebaliknya jika mereka itu dzalim dan bobrok, maka ummat pun akan bobrok.
Ketika Abu Bakr Ash-Shiddiq r.a. ditanya oleh salah seorang sahabat : "Sejauh mana kita bertahan dalam kondisi baik seperti ini?"
Abu Bakr menjawab : "Selama para pemimpin-mu ber-istiqomah"
Termasuk dalam kategori mereka itu adalah para raja, para syeikh, pejabat serta semua orang yang menjadi panutan dan Ulul Amri.

"Maka sekiranya kamu berbantahan di satu perkara, hendaklah kamu kembalikan dia kepada Allah dan Rasul, jika adalah kamu beriman kepada Allah dan hari Kemudian. Yang demikian itu sebaik-baik dan sebagus-bagus ta’wil".
Lebih lanjut dalam hal ini Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله dalam buku "Tazkiyatun Nafs", halaman 378 menuturkan bahwa jadikan keta'atan kepada ulil amri masuk ke dalam keta'atan kepada Rasulullah ﷺ, maka kata kerjanya berpulang kepada keta'atan ulul amri karena; "Barangsiapa mena'ati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah mena'ati Allah". (QS. 4 : 80). Maka, tidak boleh bagi seseorang jika diperintah oleh Rasulullah ﷺ dengan sebuah perintah ia melihat apakah Allah ta'ala memerintahkannya atau tidak? Ini berbeda dengan ulil amri karena terkadang mereka memerintahkan sesuatu yang mengandung kemaksiatan kepada Allah ta'ala. 

QS. 4 : 60. Tidakkah engkau fikirkan (kesesatan) orang-orang yang berkata bahwasanya mereka telah beriman kepada apa-apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa-apa yang diturunkan sebelummu, padahal mereka menyerahkan hukuman kepada sesuatu yang meliwati batas sedang mereka telah diperintah supaya kufur kepadanya, tetapi setan mau menyesatkan mereka satu kesesatan yang jauh.

QS. 4 : 61. Dan apabila dikata kepada mereka “Marilah kepada apa yang diturunkan oleh Allah dan kepada Rasul”, engkau bisa lihat orang-orang munafik itu berpaling daripadamu sungguh-sungguh.

-----------------
Bibliography :
Tafsir Qur'an Al-Furqan, A. Hassan, Penerbit Al Ikhwan Surabaya, Cetakan Kedua 1986, halaman 170 - 171.
Al-Amru Bilma'ruf Wannahyu 'Anil Munkar, Ibnu Taimiyyah, Penerbit Gema Insani Press, Jakarta 12740, Cetakan Pertama : Dzulkaidah 1410 H - Juni 1990 M.
Tazkiyatun Nafs, Ibnu Taimiyah, Penerbit : Darus Sunnah Press, Jakarta Timur, Cetakan Pertama : November 2008.
Tulisan Arab Al-Qur'an.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar