"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Kamis, 31 Juli 2014

Sekali lagi Abu Bakr Memerangi Para Pembangkang Zakat

Dengan kebijaksanaan dan ketelitian perkiraannya Abu Bakr berpendapat tidak akan memberi kelonggaran kepada musuh-musuhnya itu, bahkan akan membuat mereka lebih hina lagi. Kepada Usamah dan anak buahnya ia berkata : Beristirahatlah kalian. Kemudian setelah mewakilkan Usamah untuk Medinah, ia memanggil sahabat-sahabatnya yang dulu untuk bersama-sama ke Zul-Qassah. Tetapi kaum Muslimin menyampaikan permohonan dengan mengatakan : “Khalifah Rasulullah, janganlah mempertaruhkan diri. Kalau Anda mengalami bencana, orang akan kacau. Dan Anda tinggal di sini akan lebih kuat menghadapi musuh. Maka kirim sajalah yang lain. Kalaupun ia mengalami musibah, Anda dapat menunjuk yang lain.”
Tetapi Abu Bakr bila menghendaki sesuatu tidak akan pernah mundur. “Tidak”, jawabnya kepada mereka. “Aku tidak akan mundur. Aku tidak akan menghibur kalian dengan diriku.”
Dia pun berangkat dengan barisan sayap kanan dan sayap kiri serta barisan belakang, seperti sebelum itu, hingga mencapai Rabazah di Abraq yang terletak di belakang Zul-Qassah. Di situ ia menghadapi kabilah-kabilah Abs, Banu Zubyan dan Banu Bakr dan berhasil mereka dikalahkan dan tempat itu dibebaskan dari mereka. Daerah Abraq milik Banu Zubyan. Setelah mereka keluar, Abu Bakr mengumumkan bahwa daerah itu sudah di bawah kekuasaanya dan kekuasaan sahabat-sahabatnya, dan katanya : “Haram bagi Banu Zubyan memiliki daerah ini yang oleh Allah sudah dianugerahkan kepada kita.” Dan daerah-daerah itu kemudian tetap ditempati kaum Muslimin. Abu Bakr menolak permintaan Banu Sa’laba ketika datang ke daerah itu setelah keadaan sudah stabil akan menempati kembali rumah-rumah mereka.
Penumpasan kaum pembangkang yang menolak menunaikan zakat itu selesai sudah. Sekali ini keadaan kota Medinah sudah sangat kukuh setelah diperkuat dengan pasukan Usamah, yang cukup makmur dengan rampasan perang yang diperolehnya disamping zakat kaum Muslimin yang sudah dibayar setelah Khalifah mendapatkan kemenangan. Bukankah sudah waktunya sekarang bagi Banu Zubyan, Abs, Gatafan, Banu Bakr dan kabilah-kabilah lain yang berdekatan dengan Medinah untuk kembali sadar dari pembangkangannya, dan tunduk kepada Abu Bakr serta ketentuan Islam dengan perintah Allah dan Khalifah Rasulullah? Pemberontakan yang dipimpin oleh Aswad di Yaman sudah hancur, Muslimin sudah mendapat kemenangan di perbatasan Rumawi. Abu Bakr kini tampil dengan kekuatan imannya yang tak terkalahkan. Sampai pada saat Rasulullah kembali ke rahmatullah kabilah-kabilah itu adalah umat Muslimin yang masih teguh berpegang pada agamanya, dan mereka kini akan kembali ke pangkuan Islam dan menyatakan setia kepada Abu Bakr dan bersama-sama memerangi musuh Allah.
Yang demikian ini tentu menurut pikiran yang sehat dan sesuai dengan kenyataan. Kaum Muslimin dari kalangan Muhajirin dan Ansar, mereka itulah yang telah menundukkan segenap Semenanjung dengan kekuatan iman mereka. Mereka sekarang dalam puncak kekuatannya. yang belum dialami waktu perang Badr atau pada bentrokan-bentrokan pertama masa Rasulullah. Mekah dan Ta’if sudah di pihak Medinah dan penguasa-penguasa di segenap penjuru sudah memberikan pengakuan. Di samping itu pula, warga kabilah-kabilah yang memberontak kepada Abu Bakr itu adalah Muslimin juga. Kalau kabilah-kabilah itu mampu mengacaukan, mereka tidak akan kuasa atas kalangan yang kuat di antara mereka, khawatir akan timbul kegelisahan dan kekacauan di kalangan suku-suku dan kelompok-kelompok terpandang. Maukah mereka kembali kepada kesadaran berpikir dan akal sehat?

Yang Kalah Bergabung dengan Tulaihah
Tidak! Malah dengan kejahatannya itu mereka merasa bangga, dan ia tertipu tentang Allah. Benar jugalah bunyi peribahasa : Keras kepala mendatangkan kekafiran. Mereka keluar dari daerahnya sendiri dan bergabung dengan Tulaihah bin Khuwailid dari Banu Asad yang mengaku nabi. Nikmat yang diberikan Allah kepada mereka berupa agama Islam mereka tinggalkan. Orang-orang beriman yang berpegang teguh pada agama Allah di tengah-tengah mereka, sudah tidak mampu lagi melawan sikap keras kepala dan kekufuran mereka itu. Ada yang pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan benci dan jemu tanpa dapat berbuat sesuatu.
Penggabungan kabilah-kabilah itu memperkuat kedudukan Tulaihah dan Musailimah juga memperkuat semangat pembangkangan di Yaman. Oleh karena itu, Abu Bakr tetap pada pendiriannya semula untuk memerangi mereka sampai tuntas. Sekiranya kabilah-kabilah itu mau menggunakan akal sehat dan berpikir logis, niscaya kemauan Tulaihah dan semacamnya akan runtuh dan seluruh Semenanjung akan berada di bawah naungan Islam dan dalam suasana yang aman.

Sikap Para Kabilah Terhadap Abu Bakr dan Sebaliknya
Orang tak akan mendapatkan alasan lain melihat sikap keras kepala dan ulah mereka berbalik dari Islam selain karena fanatik kesukuan dan tetap bertahan dengan status baduinya dan kekuasaannya sendiri, seperti sudah disebutkan di atas, di samping sikap mereka memang sudah sangat berlebihan, sehingga tak ada jalan lain untuk mengendalikannya kecuali dengan kekerasan. Kalau mereka sudah dipukul mundur tatkala hendak menyerang Medinah, atau kemudian dikosongkan dari tempat-tempat mereka itu, sudah menjadi watak orang-orang badui berupaya hendak membalas dendam. Dan untuk melaksanakan balas dendamnya mereka bergabung kepada Banu Asad dan kepada Tulaihah. Barangkali dengan bantuan mereka coreng di keningnya yang sangat hina akan terangkat. Tetapi semua itu tak dapat mengembalikan harga diri mereka.
Abu Bakr sendiri samasekali sudah tidak punya sifat kesukuan semacam itu dan jauh dari segala yang ada hubungannya dengan itu. Dengan sepenuh hati dan pikiran serta kemauan yang keras ia hanya ingin melaksanakan langkah yang sudah digariskan oleh Rasulullah. Itulah kebijaksanaan politiknya yang sudah diumumkannya ketika ia dibaiat, dan yang terus dipertahankan hingga akhir hayat menemui Tuhannya.
-------------------------
ABU BAKR AS-SIDDIQ, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Keduabelas, Januari 2010, halaman 95 - 97.

Kehidupan Sosial pada Masa Umar bin Khattab (6)

Pengaruh Umar dalam Perkembangan Sosial
Pengaruh yang dibawa oleh faktor-faktor yang beraneka ragam masa pemerintahan Umar terhadap kehidupan masyarakat Arab waktu itu membuat Umar mengadakan ijtihad dalam bidang fikih, dalam bidang politik, ekonomi dan sosial dengan pengaruh yang begitu besar dalam masyarakat Islam dan masyarakat Arab semua, baik yang tinggal di Semenanjung atau yang kemudian bermukim di negeri-negeri yang sudah dibebaskan. Pada masanya, ijtihad ini pulalah yang menyelamatkan kehidupan sosial dari kemunduran. Dialah yang telah menjaga kehormatan jiwa Islam dalam hati kaum Muslimin di mana pun mereka berada. Jasa Umar dalam hal ini besar sekali ditambah dengan sifat adilnya dalam menjalankan hukum serta kemampuannya yang begitu perkasa dan cekatan memikul segala beban.
Dengan nalurinya ia sudah dapat menangkap bahwa ketika jiwa manusia sudah mulai membubung tinggi, manusia akan selalu terancam oleh dorongan nafsu yang cenderung hendak mencapai tingkat yang sesuai dengan watak dan bawaannya, seperti pesawat terbang yang membubung tinggi di udara. Ia akan selalu menanggung risiko jatuh, sesuai dengan gravitasi-hukum daya tarik bumi, bilamana tenaganya di angkasa sudah mulai berkurang. Kalau Amirulmukminin tidak mencurahkan perhatiannya untuk mengatasi segala penyebab kelemahan itu dalam dirinya terlebih dulu, untuk dijadikan teladan bagi yang lain —kemudian untuk mengatasi sebab-sebab kelemahan itu dalam diri semua orang karena dikhawatirkan prinsip-prinsip yang telah mengantarkan mereka kepada keagungan dan kekuatan itu akan menyimpang dari tujuan dan akan dikalahkan oleh kodrat dan nafsu keduniaan—niscaya orang akan kembali kepada cara-cara lama yang diterjemahkan ke dalam pola baru yang dikira itulah yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan ajaran Islam.
Sudah kita lihat betapa kerasnya Umar terhadap dirinya, supaya ia dapat merasakan sendiri beban perasaan yang ditanggung oleh seorang Muslim yang paling miskin dan paling lemah, sehingga pada suatu saat sahabat-sahabatnya merasa sangat prihatin melihatnya. Tindakannya yang begitu keras terhadap dirinya itu telah membuatnya bebas untuk bersikap keras terhadap setiap orang yang dilihatnya menyalahi dasar keadilan dan ketakwaan, atau menyimpang dari cara hidup bersih dan perangai yang sebenarnya. Dengan demikian ia dapat membuat perhitungan dengan semua pejabatnya dengan cara yang sangat ketat, memecat mereka yang dilihatnya tidak lurus, dengan tetap menjaga kewibawaan dan kewenangan mereka yang berkelakuan baik. Dalam beberapa ketentuan hukum ia terus berijtihad dengan sungguh-sungguh. yang pada masa Abu Bakr dan masa Rasulullah tak pernah dilakukan. Ia membuat peraturan dalam soal ekonomi dan sosial yang begitu keras, yang menurut perhitungannya kebersihan dan kemurnian prinsip-prinsip agama yang benar akan tetap terjamin.
Teladan dan kebijakan Umar dalam ekonomi dan sosial yang ditanamkan ke dalam hati orang-orang Arab itu dari segi keberanian dan strategi perang tetap terjaga kuat. Ia melarang prajurit-prajurit Arab mengolah tanah di Irak, Syam dan Mesir. Mereka harus tetap berada dalam barak-barak sebagai prajurit pejuang. Kedaulatan Islam yang sudah terbentang luas adalah akibat langsung kebijakan ini. ljtihad Umar ini telah membangkitkan kesadaran mental bagi orang Arab dalam bidang-bidang yang belum pernah mereka masuki. Melimpahnya harta itu telah menggoda orang untuk berebut kekayaan serta gemar menimbun harta dan mengembangkannya. Ada yang menyambut baik kecenderungan demikian ini untuk kesejahteraan umat Islam, ada pula yang mencelanya dan menganggapnya bertentangan dengan dasar-dasar dakwah Islam, dengan mengacu kepada firman Allah ini : “Tidak, tetapi sungguh manusia melampaui batas, karena melihat dirinya sudah serba cukup. Ingatlah, kepada Tuhanmu akan kembali semuanya.” (TQS. al-’Alaq (96) : 6—7). Kaum Muslimin melihat peninggalan-peninggalan seni di kawasan-kawasan yang baru dibebaskan itu ada yang berupa patung-patung seperti berhala tidak mereka hancurkan, yang di zaman jahiliah dulu ada di Ka’bah. Sa’d bin Abi Waqqas bahkan menganggap tak ada salahnya menjadikan Iwan Kisra di Mada’in sebagai tempat shalat, dan membiarkan patung-patung itu tetap berdiri di tempatnya sebagai dekorasi yang memperindah istana agar tampak lebih cemerlang. Dibiarkannya patung-patung itu demikian karena memang sudah tak ada orang yang akan menyembahnya. Sebagian besar basil kreativitas ini tujuannya dalam hal yang tidak disebutkan dalam Qur’an dan tidak pula terdapat dalam sunah Rasulullah. Salah satu yang menjadi perhatian orang Arab memang berijtihad dengan akal pikiran. Tetapi perhatian ini tak lebih hanya untuk keperluan sementara, tidak sampai membuat orang Arab itu membentuk aliran-aliran dalam filsafat atau dalam sosial ekonomi yang dasarnya adalah logika yang akan memperdalam segalanya, seperti yang dilakukan oleh Yunani. Juga bukan untuk mendirikan aliran-aliran dalam kesenian dengan berbagai macamnya, yang berkembang dari puisi menjadi drama kepahlawanan, dan prosa menjadi roman, seperti yang dilakukan oleh Persia.
Akan berlebihan sekali jika orang menuntut dari masyarakat Arab masa itu untuk mengubah filsafat tauhid dengan apa yang diuraikan oleh Gazali, Farabi. Ibn Rusyd dan yang lain, yang datang kemudian. Bagi mereka cukup sudah beriman kepada akidah dan kaidah yang diwahyukan Allah kepada Rasul-Nya. Akidah dan kaidah itu oleh mereka sudah dijadikan dasar dalam masalah-masalah ibadah, sistem kehidupan dan muamalatnya. Setelah itu mereka cukup bangga bahwa kaidah-kaidah itu sudah mampu membangun sebuah imperium besar, dan dari sana putra-putra imperium ini berangsur-angsur mampu membangun prinsip-prinsip peradaban yang telah membimbing umat manusia selama berabad-abad berikutnya. Kalau kita ingat bahwa terjadinya transisi ini bukan hal mudah dan kita ingat pula perjuangan Rasulullah dan sahabat-sahabatnya untuk semua itu, kemudian kita nilai keadaan masyarakat Arab selama kurun waktu itu dalam sejarah umat manusia, kita harus melihat —dengan banyak berlapang dada— apa yang masih tersisa dari adat istiadat lama dalam masyarakat Arab yang tidak dilarang oleh Islam, dan sesuai dengan perkembangan, apa yang terjadi terhadap mereka dengan adanya imperium itu, sesudah mereka sempat menikmati harta kekayaan dan kesenangan yang mereka peroleh, yang tak pernah mereka alami sebelum itu.
Sebenarnya dalam hal ini pola masyarakat Arab itu tidak sendirian, juga mereka tidak menyimpang dari kebiasaan umat manusia pada setiap zaman. Sudah berapa banyak bukti dalam sejarah, bahwa revolusi-revolusi itu tak dapat mengubah kecenderungan manusia dari segala adat istiadatnya sejauh perubahan yang terjadi terhadap pola pemikiran dan sistem masyarakat itu! Mereka yang akhirnya menganut suatu paham atau salah satu prinsip dan sudah diyakininya pula, namun toh mereka tetap berkutat dalam apa yang sudah menjadi bawaan mereka sendiri, sesuai dengan kecenderungan dan keinginan mereka dalam ruang lingkup prinsip dan sistem yang menjadi dasarnya. Terjadi demikian, karena sebagian besar manusia yang terpengaruh oleh dorongan dan godaan naluri, jauh lebih besar daripada yang terpengaruh oleh nilai-nilai luhur yang terpampang di depan mereka. Yang sangat menjadi harapan golongan mayoritas ini sekiranya mereka terbebas dari ganjaran, sebagai akibat atas gaya hidup mereka yang sudah terdorong oleh godaan nalurinya itu. Harapan demikian ini kadang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, kadang mengharapkan kesangsian hakim supaya mereka terhindar dari hukuman itu, dan yang selalu menjadi harapan pengampunan dari Allah. Bukankah pengampunan Allah meliputi segalanya? Bukankah segala kebaikan dibalas dengan sepuluh kali kebaikan. dan balasan atas kejahatan serupa dengan kejahatannya? Alangkah celakanya manusia jika tidak mengharapkan pengampunan Allah! Alangkah banyaknya kenikmatan yang dapat diperoleh manusia dari ciptaan Allah ini! Barang siapa menghalalkan yang dihalalkan oleh Allah dan mengharamkan atas dirinya apa yang sudah diharamkan, dengan mengerjakan segala amal kebaikan, maka Allah juga yang akan memberikan balasan. Tetapi barang siapa tergelincir dari tergoda oleh segala nafsu yang memang selalu mendorong manusia kepada kejahatan, kemudian ia kembali dan bertobat, maka Allah selalu menerima tobat hamba-Nya.
-------------------------
Umar bin Khattab, Sebuah Tela'ah Mendalam Tentang Pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya, Muhammad Husain Haekal,diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Februari 2011, halaman 659-662.

YANG DIBACA DI TEMPAT ORANG MATI DAN DI BACA OLEH KELUARGA YANG KEMATIAN (4)

Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Allah berfirman : Tidak ada pembalasan bagi seorang hamba-Ku yang percaya, jika Aku mengambil kekasihnya di dunia, kemudian ia ridlo’ dan berserah kepada-Ku melainkan sorga. (HR. Buchary).

Berarti tidak ada lain pembalasan atas keridlo’an dalam menerima takdir Tuhan kecuali sorga, yang memang disediakan oleh Allah bagi hamba-Nya yang sabar dan menerima segala takdir-Nya.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 75.

DZIKIR DAN DO’A (2)

Dari Mu’adz bin Jabal r.a., ia berkata; Rasulullah s.a.w. bersabda ; “Bani Adam tidak mengamalkan sebuah amalan yang lebih menyelamatkan dirinya dari siksa Allah daripada ingat kepada Allah”. Dikeluarkan oleh Ibnu Abu Sya’ibah dan Tabrany dengan sanad yang hasan.
----------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul Jami',  halaman 560.

Rabu, 30 Juli 2014

YANG DIBACA DI TEMPAT ORANG MATI DAN DI BACA OLEH KELUARGA YANG KEMATIAN (3)

Abu Musa r.a. berkata : Rasulullah bersabda : Jika mati seorang anak, maka Allah bertanya kepada Malaikat : Kamu telah mengambil ruh dari putra hamba-Ku? Jawab mereka : Ya. Kamu telah mencabut ruh dan buah hatinya? Jawab Mereka : Ya. Lalu ia berkata apakah? Jawab Malaikat : Ia hanya memuji pada-Mu, dan membaca : INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UN. Maka firman Allah : Bangunkan untuk hamba-ku itu sebuah rumah di sorga, dan namakan rumah itu : BAITUL HAMDI. (HR. Attirmidzy).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 74-75.

DZIKIR DAN DO’A (1)

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata; Rasulullah saw. bersabda : “Allah ta’ala telah berfirman : “Aku beserta hamba-Ku selama ia ingat pada-Ku dan dua bibirnya bergerak menyebut nama-Ku.” Dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan disahkan oleh Ibnu Hibban dan Bukhary menyebutkannya dengan ta’liq.
--------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul Jami',  halaman 560.

Bid'ah Khurafat (3)

PEMBAGIAN BID’AH
Pengertian tentang bid’ah yang telah diterangkan dalam bab pertama risalah ini, adalah berdasarkan pendapat yang lebih sah dan lebih langsung mengenai pokok persoalannya, ialah yang dinamakan bid’ah itu sesuatu karangan (tambahan) baru dalam ibadah dan i’tiqad agama. Hal ini perlu diperhatikan oleh para pembaca, sebab pengertian tentang bid’ah ini oleh sementara ulama telah diperluas sampai-.sampai mengenai segala soal yang sebenarnya bukan agama.
Pengeluasan itu sedemikian rupa hingga sering membingungkan orang yang mencoba mempelajari tentang bid’ah. Apa-apa yang selama hayat Nabi belum ada dan telah ada pada zaman sekarang ini, dinamakan juga bid’ah, seperti rumah sakit, panti-asuhan, pengeras-suara untuk adzan, mencetak Al-Qur’an, menterjemahkan Qur’an, menaruh hiasan di mesjid, dan sebagainya. Para ulama membagi-bagi macam-macamnya bid’ah dan pelbagai segi sehingga seakan-akan seluk-beluk bid’ah ini telah merupakan satu ilmu tersendiri, yang mengandung definisi-definisi tentang bermacam-ragam bid’ah dengan hukumnya yang bermacam-macam pula. Boleh jadi dengan pembagian yang banyak itu serta memasukkan perkara-perkara yang bukan agama ke dalam rangka bid’ah, orang bermaksud untuk menunjukkan bahwa banyak sekali pekerjaan-pekerjaan bid’ah yang sebenarnya baik dan mudah sedang yang tidak baik hanya sedikit sekali.
Agar menjadi pengetahuan kita, di sini akan diuraikan macam-macam pembagian itu secara singkat, sedangkan macamnya bid’ah yang pada pendapat kita memang sebenarnya bid’ah, akan diuraikan lebih luas.

A. BID’AH ‘AM
Bid’ah ‘Am atau Umum ialah bid’ah yang tidak disandarkan hukumnya kepada hukum-hukum fekih, yang lima (wajib, haram, sunnat, mubah dan makruh). Dipandang dari beberapa segi, bid’ah ‘am ini dibagi pula sebagai berikut :
  1. FI’LIYAH dan TARKIYAH. Bid’ah Fi’liyah ialah bid’ah yang terjadinya karena melakukan pekerjaan agama atau bersifat keagamaan yang tidak ada dasarnya dalam Sunnah Rasul seperti membaca Usholli sebelum takbiratul-ihram, talqin, tahlil, puasa dan shalat nisfu sya’ban, dan sebagainya. Kadang-kadang bid’ah itu terjadi bukan karena mengerjakan sesuatu, tetapi karena meninggalkan sesuatu yang diperintahkan atau dibolehkan oleh agama, dengan anggapan bahwa meninggalkannya itu bersifat agama pula atau untuk mendekatkan diri kepada Allah. Contohnya : Berpuasa sengaja tidak sahur untuk mendapat pahala lebih banyak padahal sahur itu anjuran Nabi, tidak kawin seumur hidup, tidak memakan daging, dan sebagainya. Ini dinamakan bid’ah Tarkiyah.
  2. ‘AMALIYAH dan I’TIQADIYAH. Bid’ah ‘Amaliyah ialah bid’ah yang dilakukan dengan anggauta badan seperti shalat bid’ah, puasa bid’ah, dan sebagainya. Bid’ah I’tiqadiyah ialah bid’ah kepercayaan seperti mempercayai bahwa Tuhan benbentuk atau bertubuh, percaya bahwa Nabi Muhammad turun ke dunia ketika dibacakan Maulud, para ulama dapat memberi syafa’at pada hari kiyamat, siapa yang ditalqin masuk syurga, dan lain-lain kepercayaan keagamaan yang tidak diajarkan oleh Kitab Allah dan Rasul-Nya.
  3. ZAMANIYAH, MAKANIYAH dan HALIYAH. Bid’ah Zamaniyah ialah yang dikerjakan pada kesempatan (hari besar) tertentu dengan anggapan sebagai upacara keagamaan atau sebagai ibadat : seperti perayaan Maulud Nabi atau Isra’ Miraj yang dilakukan dengan upacara tertentu misalnya bangkit berdiri bersama-sama waktu maqom yaitu ketika Maulid Nabi dibaca orang dan sebagainya. Adapun memperingati hari-hari besar tersebut tanpa upacara tertentu, tidak termasuk bid’ah asal tidak dianggap sebagai perayaan keagamaan. Bid’ah Makaniyah ialah bid’ah yang dilakukan khusus di tempat-tempat tertentu seperti talqin dan mengirim orang mati di kuburan, membaca Qur’an di kuburan, tahlil di tempat kematian, ziyarah ke makam dan masjid yang dianggap keramat seperti masjid Ngampel dan Demak, dan sebagainya. Bid’ah Haliyah ialah bid’ah yang dilakukan pada upacara serta peralatan dalam pekerjaan yang dimaksud untuk ibadah, serta perjamuan-perjamuan menurut adat yang disertai kepercayaan, seperti perjamuan dan memberi santapan kepada arwah Nabi, makan bersama di kuburan sesudah berziyarah kubur, dan sebagainya.
  4. KULLIYAH dan JUZ-IYAH. Bid’ah Kulliyah ialah bid’ah keseluruhan seperti menyerahkan hukum agama dan penentuan tentang baik dan buruk kepada pertimbangan akal semata-mata, ingkar kepada kenabian para Nabi dan ingkar kepada kebenaran perkataan Rasulullah, dan sebagainya. Adapun Bid’ah Juz-iyah yaitu bid’ah sebagian, seperti menganggap baik berdiri shalat atas sebelah kaki.
  5. BIDAH ‘IBADIYAH dan ‘ADIYAH. Bid’ah ‘Ibadiyah itu ialah segala bid’ah yang dilakukan dengan maksud mendapat pahala atau mendekatkan diri kepada Allah. Baik bid’ah itu berupa ‘ibadah seperti puasa dan shalat ataupun berupa bukan ‘ibadah seperti mencegah makan, sengaja tidak kawin, perjamuan dan kenduri. Adapun Bid’ah ‘Adiyah ialah bid’ah yang dilakukan dengan tidak ada maksud mencari pahala atau mendekatkan diri kepada Allah. Bid’ah ini mengenai urusan mu’amalah dan adat pergaulan yang dianggap penting atau syarat, meskipun tidak ditetapkan oleh agama. Misalnya anggapan bahwa syahnya jual-beli dengan ijab-kabul yang wajib diucapkan dengan kata-kata : “Saya beli” kata pembeli dan “saya jual’ kata penjual. Mempelai perempuan harus mencuci kaki mempelai laki-laki pada peralatan, dan sebagainya.
  6. HAQIQIYAH dan IDLAFIYAH. Bid’ah Haqiqiyah ialah bid’ah yang samasekali tidak ada dalilnya bahkan tidak ada asalnya sedikitpun dalam agama, tidak dari Qur’an dan Sunnah dan tidak dari pendapat orang mentafsirkan dalil-dalil syara’. Pendeknya bid’ah Haqiqiyah ini mutlak ciptaan orang seperti : bertawaf tidak sekeliling Ka’bah tetapi mengelilingi masjid, benteng, tanah lapang dan sebagainya; shalat Maghrib lima raka’at, berpuasa malam hari; percaya seseorang menjadi nabi atau rasul; mendekatkan diri kepada Allah dengan sengaja tidak kawin atau dengan menyiksa badan sendiri; dan lain-lainnya. Bid’ah Idlafiyah sangat penting diketahui karena inilah yang umumnya dilakukan orang tanpa kesadaran bahwa ini bid’ah. Kalau kurang hati-hati orang mudah terjatuh dalam bid’ah ini. Bid’ah Idlafiyah ialah bid’ah yang jika dipandang ujud amalnya dia tidak bid’ah bahkan perintah agama tetapi dipandang dari segi lain dia adalah bid’ah. Di bawah ini beberapa contohnya : (1). Shalat itu perintah Allah, hukumnya wajib atau sunnat, shalat mubah tidak ada. Dipandang ujud amalnya shalat itu perintah Allah dan Rasul, tetapi jika dikerjakan pada waktu dan dengan cara yang tidak dituntunkan oleh Allah dan Sunnah Rasul maka shalat semacam itu bid’ah; umpamanya : Shalat Shubuh memakai do’a qunut seraya mengangkat kedua tangan dan membaca “amin” bersama-sama, shalat Nisfu Sya’ban dan sebagainya. (2). ‘Ibadah puasa itu dipandang dari ujud amalnya adalah perintah agama, wajib atau sunnat, dan tidak ada puasa mubah. Tetapi jika dikerjakan pada waktu yang tidak dituntunkan Rasulullah maka puasa semacam itu bid’ah. Umpamanya : puasa tiap hari Jum’ah atau tiap hari Senin Kliwon, puasa pada hari-hari yang diharamkan seperti pada hari ‘Ied, puasa tiap hari, puasa sehari semalam atau lebih dan sebagainya. (3). Kita disunatkan sering membaca kalimat “La ilaha ilallah” untuk lebih ingat dan mendekatkan diri kepada Allah. Tetapi kalau membacanya dengan upacara tertentu yang Rasulullah tidak tuntunkan dan tidak pula lakukan maka pembacaan semacam itu menjadi bid’ah, yaitu membaca “La ilaha illallah” serentak bersama-sama dalam tahlil. (4). Adzan sebelum shalat fardlu pada permulaan masuk waktunya adalah perintah Rasulullah, tetapi adzan sebelum shalat ‘Ied menjadi bid’ah karena Rasulullah tidak lakukan itu. Demikian pula halnya adzan duakali untuk shalat Jum’at, adzan sebelum mayat dikubur, dan sebagainya. Sekian sekedar beberapa contoh dari bid’ah Idlafiah. Dalam bagian tertentu dalam risalah ini akan dibentangkan dengan agak luas tentang bid’ah idlafiyah ini.
Dengan pembagian bid’ah yang sekian banyaknya seperti yang telah diterangkan di atas itu, bukanlah berarti bahwa bid’ah itu sekian pula jenisnya. Bid’ah tetap hanya satu jenis yaitu amalan bersifat keagamaan yang tidak ada perintah atau contohnya dalam Qur’an dan sunnah. Tetapi meskipun hanya satu jenis, kalau dipandang.dari segi ini lalu dapat dibedakan adanya bid’ah macam Fi’liyah dan Tarkiyah. Jika dipandang dari segi lain lalu dapat dibedakan antara Kulliyah dan Juz-iyah. Demikian seterusnya dipandang dari enam segi maka kelihatan bahwa bid’ah ‘am ada tigabelas macam.
Meskipun pembagian dari enam segi itu kelihatan sangat teliti, namun agaknya kurang banyak faedahnya selain keperluan ilmiyah. Dari segala pembagian itu yang terpenting ialah pembagian antara Haqiqiyah dan Idlafiyah.

B. BID’AH KHASH
Bid’ah Khas (khusus) ialah bid’ah yang disandarkan kepada hukum fekih yang lima (wajib, haram, sunnat, mubah dan makruh) tersebut. Kalau kita membicarakan bid’ah khash kita tidak dapat melupakan seorang ulama besar golongan Syafi’iyah yang bernama Imam ‘Izzuddin bin ‘Abdus-Salam yang memberikan ta’rif (definisi) lain tentang apa yang dikatakan bid’ah yaitu yang tersebut dalam kitabnya “Qawa’idul Ahkam” sebagai berikut :
“Bid’ah itu ialah melakukan apa yang belum pernah dilakukan pada masa Rasulullah. Dan itu terbagi dalam : bid’ah yang wajib, bid’ah yang haram, bid’ah yang sunnat, bid’ah yang makruh dan bid’ah yang mubah”.
Atas dasar itu beliau membagi bid’ah menjadi dua golongan yaitu bid’ah hasanah dan bid’ah qabihah atau sayyi-ah. Bid’ah hasanah artinya bid’ah yang baik, ia mengandung tiga macam bid’ah yaitu bid’ah yang wajib, yang sunnat dan mubah. Bid’ah qabihah atau sayyi-ah artinya yang jelek mengandung dua macam bid’ah yaitu yang haram dan yang makruh.
Untuk menjelaskan lima macam bid’ah itu selanjutnya beliau menulis :
“Maka jika bid’ah itu termasuk ke dalam kaidah wajib maka dia bid’ah yang wajib pula, jika termasuk ke dalam kaidah haram maka bid’ah haram pula, dan jika termasuk dalam kaidah sunnat iapun bid’ah yang sunnat, dan jika termasuk ke dalam kaidah makruh maka bid’ah makruhlah pula, dan jika termasuk ke dalam kaidah mubah maka bid’ah yang mubah juga”.
Pendapat Imam ‘Izzuddin bin ‘Abdussalam itu dikuatkan oleh muridnya yaitu Imam Al-Qurafi, kemudian diikuti oleh sebagian ulama-ulama Syafi’iyah antara lain Imam Ibnu Hajar Al-’Asqalani dan Syekh Ibnu Hajar Al-Hitami. Mereka itu ulama-ulama Madzhab Syafi’i, padahal Imam Syafi’i sendiri tidak membagi bid’ah menjadi lima, tetapi hanya menjadi dua yaitu bid’ah mahmudah (terpuji) dan bid’ah madzmumah (tercela).
Berkata Imam Syafi’i radliyallahu ‘anhu :
‘Bidab itu ada dua macam yaitu terpuji dan tercela. Maka yang sesuai dengan sunnah Rasul adalah dia terpuji dan yang menyalahinya tercela”.
Pendapat beliau tersebut di atas kemudian oleh para Imam dan ulama pengikut beliau telah diperkembangkan dan dijelaskan pula contoh-contohnya. Bid’ah mahmudah menjadi bid’ah hasanah dan bid’ah madzmumah menjadi bid’ah qabihah atau sayyi-ah serta menjadi lima macam hukumnya sebagai tersebut di atas itu. Perkembangan dalam pengertian tentang bid’ah ini berlangsung terus, baik yang mengenai i’tiqad, terutama dalam kalangan para pengikut ‘awam yang tidak mampu menyelidiki secara agak mendalam atau hanya ikut-ikutan. Padahal perkembangan yang sedemikian jauh hingga sekarang ini, tidak dikehendaki oleh para ulama yang alim dan berhati-hati itu.

CONTOH-CONTOH BID’AH LIMA MACAM TERSEBUT
Selanjutnya mereka mengemukakan amalan-amalan yang termasuk masing-masing dari lima macam bid’ah itu antara lain sebagai berikut :
  1. BID’AH WAJIBAH : (1). Mengumpulkan catatan-catatan ayat Al-Qur’an yang disimpan oleh para sahabat kemudian disatukan untuk menjaga agar Al-Qur’an tetap utuh terpelihara meskipun andaikata para sahabat yang hafal telah wafat semua. Ini terjadi pada masa Khalifah Abu Bakar. (2). Menyalin kembali ayat-ayat itu dan membukukannya. Ini terjadi pada masa Khalifah Utsman bin ‘Affan. (3). Khalifah Utsman membatasi jumlah cara membaca Qur’an dengan tujuh macam qiroat untuk keseragaman. (4). Mempelajari ilmu bahasa Arab untuk memahami Al-Qur’an dan Hadits. (5). Menciptakan, mempelajari dan mengajarkan ilmu-ilmu seperti Ushul-fekih, ilmu hadits, ilmu tafsir dan lain-lain ilmu agama yang berguna untuk menggali dan menetapkan hukum.
  2. BID’AH MANDUBAH : (1). Shalat Tarwih berjama’ah. (2). Mengadakan tanda-tanda khusus pada pakaian pejabat seperti para hakim, imam dan khatib, kadli dan sebagainya. (3). Memberi tempat kedudukan tertentu kepada mereka dalam upacara dan sidang perjamuan. (4). Membaca selawat atas nabi ketika Khatib Jum’ah menaiki tangga mimbar setingkat demi setingkat.
  3. BID’AH MUBAHAH : Yaitu pekerjaan yang banyak terjadi dalam kehidupan seseorang seperti : (1). Makan memakai sendok. (2). Membasuh tangan sesudah makan. (3). Mengadakan macam-macam makanan dan minuman serta pakaian, menghiasi rumah dan gedung.
  4. BID’AH MUHARROMAH : (1). Lebih mengutamakan kepada orang-orang bodoh daripada kepada para ulama atau cerdik-pandai. (2). Mengangkat orang-orang yang tak berpengetahuan agama untuk menduduki jabatan yang mengurusi soal-soal keagamaan hanya karena jabatan itu turun-temurun seperti putra kadli harus jadi kadli. (3). Mewajibkan ibadah yang tidak diwajibkan oleh Rasulullah seperti mewajibkan puasa pada hari syak.
  5. BID’AH MAKRUBAH : (1). Menentukan adanya hari-hari yang utama untuk melakukan ibadah seperti anggapan bahwa hari Jum’ah itu hari yang amat utama untuk beribadah puasa. (2). Menghiasi masjid dengan bermacam-macam hiasan. (3). Menghiasi kitab Qur’an. (4). Berjabatan tangan setelah salam dengan orang yang shalat di kiri-kanannya. (5). Menambah kesunnatan berbatas seperti membaca tasbih seratus kali sesudah shalat padahal seharusnya hanya tigapuluh tiga kali.
Demikian antara lain contoh kelima macam bid’ah menurut pendapat Iman Al-Qorofi dan pengikutnya. Bid’ah hasanah terdiri dari bid’ah wajibah, mandubah dan mubahan; sedang bid’ah qabihah terdiri dari bid’ah muharromah dan makruhah.

PERKEMBANGAN SELANJUTNYA
Pembagian bid’ah menjadi hasanah dan qabihah, kemudian menjadi lima macam itu, kemudian berkembang dan bertambah meluas terutama mengenai penggolongan amal-amal bid’ah. Pembagian itu yang semula ditujukan kepada bid’ah yang berkembang dengan adat dan perkara keduniaan, lalu diperluas juga mengenai bid’ah dalam ‘ibadah.
Kalau kita memperhatikan amalan yang digolongkan ke dalam bid’ah hasanah seperti : mengumpulkan dan seterusnya mencetak serta menyiarkan kitab Qur’an, mempelajari ilmu-ilmu bahasa dan ilmu agama, mendirikan madrasah dan pengajian, makan dengan sendok dengan garpu; semua itu tidak merupakan ‘ibadah seperti shalat dan puasa. Kesemua itu merupakan usaha untuk menegakkan ajaran Islam, serta makan dengan sendok dan lain-lainnya bid’ah mubahah merupakan urusan keduniaan atau adat pergaulan. Tetapi sebagai yang diterangkan di atas, segala sesuatu tentang bid’ah itu senantiasa berkembang. Dan perkembangan itu sering demikian luasnya hingga tidak sesuai lagi dengan maksud dan batas semula. Demikianlah orang yang tidak merasa puas beribadah menurut ketentuan Rasulullah, lalu memasukkan bid’ah (tambahan dalam ‘ibadah) menjadi bid’ah hasanah. Maka tersiarlah ajaran dan pendapat bahwa :
  1. Membaca usholli sebelum takbiratul-ihram itu bid’ah hasanah, karena dimaksudkan untuk menentukan niyat, sedang niyat dalam shalat itu wajib.
  2. Bertahlil dan talqin di kuburan itu bid’ah hasanah karena ditujukan bagi keselamatan mayat yang ditahlili serta mengingatkan diri kepada Allah.
  3. Shalat dan berpuasa pada hari dan malam Nisfu Sya’ban itu bid’ah hasanah sebab mulianya hari itu, dan bukankah shalat serta puasa itu mendapat pahala?
  4. Shalat Tarawih duapuluh raka’at itu bid’ah hasanah sebab bertambah banyak raka’atnya bertambah banyak pahalanya.
  5. Bangkit berdiri waktu maqom ketika Maulud dibacakan itu bid’ah hasanah karena berarti menghormat kepada Nabi s.a.w.
  6. Dan lain-lainnya.
------------------------
Ahlus Sunnah Wal Jama'ah - Bid'ah Khurafat, H. Djarnawi Hadikusuma, PT. Percetakan Persatuan Yogyakarta, Cetakan Ke IV, halaman 28-35.

Selasa, 29 Juli 2014

Usamah Kembali dari Kawasan Rumawi

Orang di Medinah merasa senang dan aman dengan pertolongan Allah kepada Abu Bakr itu. Kaum Muslimin dan semua kabilah berdatangan kepada Abu Bakr dengan membawa harta zakat, tatkala Usamah kembali dari daerah Rumawi dengan membawa kemenangan dan harta rampasan perang, diikuti oleh pasukannya dari belakang. Abu Bakr dan sahabat-sahabat besar lainnya menyambut mereka di Jurf. Orang ramai pun berdatangan mengikuti Abu Bakr dan sahabat-sahabatnya itu, sambil menyanyikan lagu-lagu keagungan dan kemenangan. Usamah langsung menuju ke mesjid, menancapkan bendera yang dipercayakan Rasulullah kepadanya, dan shalat sebagai pernyataan syukur kepada Allah atas pertolongan dan kemenangan yang telah dikaruniakan kepadanya dan kepada pasukan Muslimin dalam menjunjung kebenaran dan menegakkan agama yang mulia itu.
Apa arti semua ini?! Bukankah itu suatu mukjizat yang dikehendaki Allah untuk menolong agama-Nya? Adakah secara kebetulan saja takdir menolongnya demikian rupa, yang gemanya sampai mendengung ke segenap penjuru Semenanjung? Pada semua kabilah tekad Muslimin makin teguh, dan mereka dapat menegakkan kepala di mata musuh. Orang-orang yang murtad itu sudah tak tahu lagi akan berkata apa.
-------------------------
ABU BAKR AS-SIDDIQ, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Keduabelas, Januari 2010, halaman 94 - 95.

YANG DIBACA DI TEMPAT ORANG MATI DAN DI BACA OLEH KELUARGA YANG KEMATIAN (2)

Umm Salamah r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah ï·º bersabda : Tiada seorang yang ditimpa bala’ musibah, lalu berkata: INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI ROJIUN, ALLAHUMMA’ JURNI FI MUSHIBATI WAKHLUFLI KHOIRON MINHA. (Kami hamba Allah dan kepada-Nya akan kembali, ya Allah berilah pahala bagi kami dalam musibah ini, dan gantikan bagi kami yang lebih baik daripadanya), melainkan pasti Allah akan memberi pahala padanya dalam mushibah itu dan menggantikan baginya yang lebih baik dari apa yang telah hilang. Dan ketika Abu Salamah telah meninggal, saya membaca apa yang diajarkan Rasulullah s.a.w. itu, maka Allah menggantikan saya yang lebih baik dari pada Abu Salamah, yaitu Rasulullah s.a.w. (HR. Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 73-74.

MENGGEMARKAN PADA AKHLAK-AKHLAK YANG MULIA (18)

Dari Ibnu Mas’ud r.a., ia berkata; Rasulullah s.a.w. bersabda : “ALLAHUMMA HASSANTU FIHASSIN KHULUQII” (Ya Allah, sebagaimana Engkau telah membaguskan kejadian diri hamba, maka baguskanlah pula budi pekerti hamba). Diriwayatkan oleh Ahmad dan disahkan oleh Ibnu Hibban.
-----------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul Jami',  halaman 559.

Senin, 28 Juli 2014

Kehidupan Sosial pada Masa Umar bin Khattab (5)

Pengaruh Qur’an dalam Ekonomi : Egoisme, Zakat dan Riba
Pengaruh Qur’an dalam revolusi ekonomi tidak pula kurang besarnya dari pengaruh revolusi sosial itu. Kedudukan pedagang-pedagang kaya masa jahiliah, para lintah darat dan sebangsanya, di mata orang-orang miskin dan kaum buruh sangat dihormati dan dikagumi, kendati kekaguman mereka tidak sampai mengurangi kebebasan dan keangkuhan mereka. Dengan demikian jika orang-orang kaya itu memberi kepada orang miskin karena kasihan, cara kasihan mereka itu bersifat ria, ingin diketahui orang, sama seperti dalam cara memberi, yang kemudian dijadikan batu loncatan untuk mencari kedudukan yang lebih tinggi di mata masyarakat.
Sejak semula wahyu turun Islam sudah menentang keras kecenderungan egoisme ini. Ditentang dengan suatu ketentuan yang pada dasarnya adalah persaudaraan dan persamaan antar umat manusia dan mempersalahkan orang-orang kaya yang memberi dengan mengungkit-ungkit dan menyakiti perasaan orang —dengan memperlakukan ketentuan zakat sebagai kewajiban bagi kaum berada kepada orang tak berpunya. Allah berfirman : “Kata-kata yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang disertai gungguan. Allah Mahakaya, Mahabijaksana. Hai orang-orang yang beriman! Janganlah merusak sedekahmu dengan mengingat-ingat kembali dan dengan gangguan ...” (TQS. al-Baqarah (2) : 263-264). “Kalaupun kamu perlihatkan sedekah itu, itu pun baik; tetapi jika kamu sembunyikan dan kamu berikan kepada orang-orang fakir itulah yang lebih baik bagimu...” (TQS. al-Baqarah (2) : 271). Zakat dan sedekah itu bukanlah suatu jasa dari si kaya kepada si miskin, tetapi memang sudah ada hak si miskin dalam harta si kaya itu. “Dan dalam harta kekayaan mereka terdapat hak orang miskin yang yang meminta dan yang tidak meminta.” (TQS. az-Zariyat (51) : 19). Untuk itu Allah berfirman : “Sedekah untuk kaum fakir dan miskin, para amil, orang yang dilunakkan hatinya, orang dalam perbudakan, orang yang terbelit utang, untuk jalan Allah dan orang terlantar dalam perjalanan. Itulah yang diwajibkan Allah. Dan Allah Mahatahu, Mahabijaksana.” (TQS. at-Taubah (9) : 60). Hak fakir miskin itu sama dengan hak kedua orangtua atas harta anak kalau diperlukan. Untuk itu Allah berfirman : “Mereka bertanya kepadamu, apa yang harus mereka nafkahkan. Katakanlah : Apa saja yang baik kamu nafkah hendaknya kepada ibu-bapa dan kerabat, kepada kepada anak-anak yatim dan orang-orang miskin dan mereka yang terlantar dalam perjalanan. Dan segala perbuatan baik yang kamu lakukan, Allah mengetahuinya. (TQS. al-Baqarah (2) : 215).
Ini merupakan suatu orientasi baru, yang dengan mudah dapat sepenuhnya kita jadikan dasar penyusunan mazhab sosialisme Islam. Suatu orientasi yang tidak biasa buat masyarakat Arab dengan kekuatan yang demikian rupa. Sejak berabad-abad orang sudah berbicara tentang segala kebajikan dan tentang pahala beramal, bahwa yang demikian itu adalah kemurahan hati si pemberi, bukan hak si penerima. Tetapi Qur’an menganggapnya sebagai hak dan hanya itu yang akan membersihkan harta si kaya dari pencemaran dosa. Karenanya, pengaruhnya bergema kuat sekali dalam penyebaran Islam ketika pertama kali kelahirannya. Dalam perkembangan masyarakat Islam berikutnya, seperti yang dapat kita lihat pengaruhnya tampak jelas sekali suatu perkembangan yang begitu pesat.
Mengenai riba, Islam sudah menyatakan perang total. Sebagai ukuran cukup kita baca firman Allah ini : “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah, Allah tidak menyukai orang yang tetap dalam kekufuran, dalam dosa.” (TQS. al-Baqarah (2) : 276). Firman-Nya lagi : “Mereka yang memakan riba tak akan dapat berdiri, selain hanya seperti orang yang mendapat tamparan setan sampai menjadi gila...” (TQS. al-Baqarah (2) : 275). Qur’an melukiskan perbuatan riba ini sebagai makan harta orang secara tidak sah : “Karena mereka menjalankan riba, padahal sudah dilarang, dan karena memakan harta orang dengan jalan batil, maka Kami sediakan buat orang yang ingkar azab yang pedih.” (TQS. an-Nisa (4) : 161). Bahwa riba itu sudah begitu merajalela di masa jahiliah, maka Allah mewajibkan janganlah ada orang yang mengadakan ikatan dengan riba : “Orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba itu. Jika kamu orang-orang beriman. Jika tidak kamu lakukan, ketahuilah, suatu pernyataan perang dari Allah dan Rasul-Nya. Tetapi bila kamu bertobut, maka bagimu pokok hartamu. Kamu tidak merugikan dan tidak dirugikan.” (TQS. al-Baqarah (2) : 278-279).
Dalam kehidupan sosial pengaruh peraturan ekonomi ini besar sekali. Pengaruh yang kuat ini makin kuat dan makin dalam karena ia mendapat dukungan yang begitu bersemangat dan mayoritas kaum Muslimin. Oleh karena itu, dengan segala kemampuan yang ada, sampai waktu akhir-akhir ini kaum Muslimin dengan keras sekali tetap menolak riba.
Revolusi agama dan revolusi sosial di negeri Arab itu saling terjalin dengan revolusi politik yang membawa mereka kepada persatuan dan yang semula tercerai-berai dengan perluasan yang sampai demikian jauh melalui pembebasan pada masa Umar, seperti yang sudah kita lihat. Karena faktor-faktor yang saling mendukung ini, dalam kehidupan kota dan kehidupan ekonomi orang-orang Arab itu mengalami masa peralihan, suatu masa peralihan yang samasekali tak terlintas dalam benak mereka dan nenek moyang mereka. Sudah ribuan, bahkan puluhan ribu penduduk pedalaman pindah ke kota-kota di Syam. Banyak mereka yang tinggal di daerah-daerah pertamanan dan perkebunan di Damsyik, Hims, Kinnasrin, Mada’in, Kufah, Basrah dan kota-kota lain yang cerah dan padat. Mereka sudah melihat gedung dan industri, melihat desa yang subur dan tempat-tempat yang rimbun di sana sini, di Iskandariah. di Memphis, di Thebes dan di tempat-tempat lain di Mesir. Mereka memperoleh rampasan perang dan penghasilan lain yang dapat membebaskan mereka dari beban hidup yang begitu berat, bahkan mereka sudah dibiasakan menjadi orang yang hidup enak. Dalam pada itu juga mereka melihat gadis-gadis kulit putih dari Rumawi dan Syam, gadis-gadis Mesir dan Irak yang cantik-cantik yang tidak mereka lihat di pedalaman dan di perkotaan mereka sendiri. Keindahan dunia yang ramah dan lembut. Juga di negeri-negeri yang terbuka ini mereka bertemu dengan minuman anggur yang lezat dan mudah diperoleh.
Di samping semua itu. di sana terdapat pula peninggalan-peninggalan seni yang indah-indah. di kuil-kuil dan di pekuburan-pekuburan Rumawi, lengkap dengan patung-patung yang dibentuk begitu indah, dalam gereja-gereja dan biara-biara Nasrani dengan segala lukisan yang seolah dapat berbicara seperti yang dikehendaki pelukisnya. Belum lagi adanya aliran Iskandariah yang menyebarkan prinsip-prinsip dan pandangan-pandangannya dan berbagai macam ilmu pengetahuan dan seni. Begini juga segala ajaran dan budaya yang disebarkan oleh Rumawi dan Persia, masing-masing di Damsyik dan di Mada’in. yang kemudian membuahkan peradaban yang berkembang matang selama berabad-abad dan setelah itu, tiba saatnya untuk surut.
-------------------------
Umar bin Khattab, Sebuah Tela'ah Mendalam Tentang Pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya, Muhammad Husain Haekal,diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Februari 2011, halaman 656-659.

YANG DIBACA DI TEMPAT ORANG MATI DAN DI BACA OLEH KELUARGA YANG KEMATIAN (1)

Umm Salamah r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Jika kamu hadir pada orang sakit atau orang mati, maka berkatalah dengan baik, karena Malaikat mengaminkan semua perkataanmu. Maka ketika mati Abu Salamah, saya datang kepada Nabi s.a.w. berkata : Ya Rasulullah Abu Salamah telah meninggal dunia. Berkata Nabi : Bacalah : ALLAHUMMAGH FIRLI WALAHU, WA AQIBNI MINHU ‘UQBA HASATAN (Ya Allah ampunkan saya dan dia, dan gantikan kepada saya ganti yang baik), kata Umm Salamah, maka Allah telah mengganti kepada saya yang lebih baik untuk saya dan Abdullah (Abu Salamah ) yaitu Nabi Muhammad s.a.w. (HR. Abu Dawud).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 73.

MENGGEMARKAN PADA AKHLAK-AKHLAK YANG MULIA (17)

Dari Ibnu Umar ra., ia berkata; Rasulullah s.a.w. bersabda : “Orang mukmin yang bergaul dengan orang-orang dan tahan uji atas segala gangguan mereka, adalah lebih bagus daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan orang-orang dan tidak tahan atas gangguan mereka”. Dikeluarkan oleh Ibnu Majah dengan sanad yang hasan. Dan hadits ini riwayat Tirmidzy, hanya ia tidak menyebutkan nama shahabat.
----------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul Jami',  halaman 559.

Masih Menunda Berhijab ?

Bagi yang yakin dirinya akan kembali pada Allah, maka baginya ketaatan itu suatu hal yang mudah. Begitupun Muslimah yang yakin akan hari pertemuan dengan Allah, baginya menutup aurat bukan sebuah pilihan namun satu ibadah. Bagi yang yakin Allah senantiasa dekat dan selalu mengawasi, menjauhi maksiat dan larangan baginya bagian dari rasa malu diri. Begitu juga Muslimah yang istiqomah menutup aurat karena dia tahu Allah tak pernah lalai dan Maha Melihat. Bagi yang meyakini mati dan adanya hari penghitungan, tak perlu banyak alasan baginya untuk taat pada Allah. Bagi yang meyakini adanya hari pembalasan, itu cukup untuk membuatnya istiqomah dalam taat. Kita bertanya-tanya pada Muslimah yang masih menunda berhijab, adakah dia sangka Alllah membiarkan tanpa tanggungjawab? Kita heran pada Muslimah yang masih bangga menebar aurat, adakah dia rasa Allah tak hitung amalnya dan Allah tak melihat? Bagi orang yang lembut hatinya, kalimat "takutlah engkau akan Allah" Sudah cukup membuatnya gemetar, dan menjadi taat tanpa alasan. Bagi orang yang halus jiwanya, "cukuplah mati sebagai pengingat". Lebih dari pengingat untuk senantiasa menutup setiap aurat. Hanya ketaatan yang bisa benar menenangkan, sedang maksiat hanyalah sebatas angan-angan. (Ustadz Felix Siauw).

Bid'ah Khurafat (2)

PENGERTIAN BID’AH
Arti Bid’ah menurut Bahasa
Arti Bid’ah menurut bahasa ialah : “Sesuatu yang diciptakan baru tanpa contoh yang mendahuluinya”, sebagaimana langit dan bumi ini diciptakan untuk pertama kalinya. Firman Allah :
“Yang menciptakan semua langit dan bumi” (Al-Baqarah : 117).
“Katakan olehmu (Muhammad) : aku ini bukan rasul yang mula-mula.”

Maksud ayat pertama ialah bahwa Allah menciptakan langit dan bumi ini tidak mencontoh ciptaan yang telah ada. Dan maksud ayat kedua ialah bahwa Nabi Muhammad s.a.w. itu bukan permulaan para rasul, melainkan sebelumnya telah ada rasul-rasul lain.
Imam Syatibi dalam kitabnya “Al-I’tishom” mengartikan bid’ah sebagai berikut :
“Mengadakan sesuatu tanpa ada contahnya terdahulu.”

Arti Bid’ah menurut Syara’
Adapun arti Bid’ah menurut syara’ (agama) telah pula diterangkan oleh Imam Syatibi dalam kitabnya itu, ialah :
“Suatu cara yang diadakan orang dalam agama yang menyerupai perintah agama, yang dikerjakan dengan maksud berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wata’ala”.
Atau
“………. yang dikerjakan dengan maksud yang sama seperti maksud ibadah-ibadah lainnya dalam agama”.
Dari kedua pengertian tersebut di atas jelaslah bahwa bid’ah dalam agama ialah menambah ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan dituntunkan Rasul dengan cara baru yang tak ada asalnya dalam syara’; dengan maksud mendapat pahala lebih banyak atau agar lebih dicintai Allah atau agar dianggap lebih setia dan lebih rajin beribadah.
Oleh karena ibadah tambahan itu tidak diperintahkan oleh Allah dan oleh Rasul, hanya karangan saja, itulah sebabnya dinamakan bid’ah. Demikian juga halnya bid’ah ‘aqaid, yaitu kepercayaan atau ‘amal yang didasarkan atas kepercayaan yang tidak diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya, Kepercayaan semacam itu adalah kepercayaan tambahan dan amalnyapun amal tambahan pula.

Dari mana diketahui adanya Bid’ah
Sumber dan ajaran agama Islam ialah Firman Allah dan Sunnah Rasul. Firman Allah termaktub dalam Al-Qur’anulkarim dan Sunnah Rasul dalam Hadits yang Shahih. Dan Al-Qur’an dan Hadits itulah kita menerima ajaran agama yang mengenai ushul atau kepercayaan dan yang mengenai furu’ atau hukum, juga yang mengenai akhlak. Dan sumber itu juga kita menerima perintah ibadah, amal-shalih dan jihad. Dalam perintah ibadah disertai cara dan waktunya dalam perintah amal-shalil disertai petunjuk dan hikmahnya, dalam perintah jihad disertai kedlaruratannya dan manfa’atnya bagi kesejahteraan ummat. Juga dalam ajaran kepercayaan disertai petunjuk dan pengawasan (kewaspadaan) terhadap kepercayaan yang mudah menimbulkan kesesatan syirik.
Kita dapat mengetahui apakah sesuatu ibadah yang dilakukan orang bid’ah atau asli, kecampuran bid’ah atau bersih, yaitu dengan menyesuaikan ibadah atau amal yang dimaksudkan untuk ibadah itu dengan tuntunan Allah dan Rasul. Kalau sesuai tidak kurang dan tidak lebih, maka ‘ibadah itu bersih. Kalau kurang maka kurang utama sampai dapat tidak shah. Kalau berlebih maka itu ‘ibadah itu tercampur bid’ah. Kalau tidak ada perintah atau tidak sesuai waktunya atau berlainan sama sekali caranya, maka itu adalah bid’ah seluruhnya.
Maka agar kita dapat mengetahui mana yang asli dan mana yang bid’ah, kita harus dapat mempelajari dan menela’ah Al-Qur’an dan Hadits yang menjadi sumber agama itu, dan untuk memperdalam ilmu agama kita harus benar atau memperbanyak membaca kitab-kitab agama, khususnya atau terutamanya kitab agama yang langsung membahas berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Tanpa mempelajari itu kita tidak bisa! Karena itulah maka tidak salah jika dikatakan bahwa taqlid adalah tulang punggung bid’ah khurafat, karena taqlid adalah mempedomani ajaran orang tanpa merasa perlu mengetahuinya.
Setelah kita mengetahui, kita peganglah ajaran Al-Qur’an dan Hadits itu teguh-teguh agar kita tidak sesat. Artinya: ‘Ibadah kita benar dan bersih dari bid’ah, kepercayaan kita lempang bertauhid yang tulen bersih dari khurafat, serta amal shalih kita dapat ikhlas karena Allah semata.
Sabda Rasulullah s.a.w. “Aku telah tinggalkan untukmu dua perkara yang jika kamu sekalian pegang teguh, kamu tidak akan sesat : Yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya” (Riwayat Hakim dan Ibnu ‘Abbas).

Apa yang mendorong orang berbuat Bid’ah
Terlebih dahulu harus kita sadari, bagaimanapun bid’ahnya sesuatu ibadah, tetapi itu dikerjakan orang atau diajarkan orang dengan maksud beribadah atau dengan maksud bertambah dekat kepada Allah; maka dapat kita katakan dengan tegas bahwa orang yang mengajarkan bid’ah atau melakukanya tentu saja dengan maksud yang baik.
Hanya saja dalam mencapai maksud yang baik itu ia telah gunakan ibadah atau amal yang serupa ibadah yang tidak dituntunkan oleh Allah dan Rasul, oleh ajaran agama yang murni. Disinilah letaknya kesalahan itu: bukan dalam maksud baiknya tetapi dalam pelaksanaannya. Karena kesalahan itu maksud baiknya tidak tercapai; ia tidak mendapat pahala lebih, ia tidak bertambah dekat kepada Allah, amal ibadahnya dapat tertolak seluruhnya. Jika demikian maka berarti kerugian, atau paling ringan ia telah mengerjakan ibadah tanpa mendapat pahala dan faedah sedikit juga.
Dapatkah maksud baik itu dirusakkan oleh pelaksanaan yang salah? Dapat. Dalam kehidupan manusia sehari-hari banyak contohnya, antara lain :
  1. Seorang ayah yang amat sayang kepada anaknya bermaksud baik untuk menyenangkan dan membahagiakan anaknya itu. Maka apa saja permintaannya diberinya dan apa saja kelakuannya tidak dilarangnya. Akhirnya karena terlalu dimanjakan anaknya itu menjadi orang yang boros dan jahat.
  2. Karena ingin lekas sembuh, seorang sakit meminum obatnya limakali sehari dua bungkus tiap kali minum, padahal menurut resep dokter seharusnya tiga kali sehari satu bungkus. Akhirnya si sakit tidak menjadi sembuh tetapi sakitnya semakin parah.

Keinginan untuk mendapat pahala lebih banyak, untuk lebih dekat kepada Allah itu, disertai dengan pendapat bahwa peribadatan sebagai yang dituntunkan oleh Rasulullah itu terlalu sederhana, terlalu ringan dan kurang seram. Bertambah nyata dan jelas sederhananya ibadah tuntunan Rasulullah itu jika dibandingkan dengan tharikat atau.latihan ajaran mistik atau tasawuf yang berkembang luas pada waktu itu, apa lagi jika dibanding dengan peribadatan agama Asia sebelum Islam ya’ni antara lain agama Hindu. Karena itulah agaknya mereka kurang puas dengan peribadatan yang sederhana itu, dan dengan kepercayaan yang tidak berbelit-belit itu, kurang mengandung rahasia, kurang mysterious, kurang seram. Tuntunan Rasulullah tidak memberi kesempatan sama sekali kepada manusia untuk meningkatkan rohaninya sampai hampir dekat benar kepada tingkatan malaikat. Tuntunan Rasulullah tidak membagi-bagi ‘ibadah, tingkat pertama ‘ibadah orang ‘awam, lalu tingkatan khusus, lalu tingkatan guru, lalu tingkatan ulama, lalu ‘ibadah tingkatan para wali kekasih Allah yang sudah tentu merupakan tingkatan ‘ibadah tertinggi dengan cara terkhusus dan terberat. Tetapi tuntunan Rasul menyamaratakan ‘ibadah itu. Puasa wajib hanya sebulan dalam setahun itupun hanya dari fajar hingga maghrib dan disuruh pula makan sahur. Tidak seperti puasanya agama Hindu, ada yang empat puluh hari ada yang lebih, disertai dengan berjemur di panas matahari dan sebagainya. Kesimpulannya ialah : Ibadah tuntunan Rasulullah masih kurang, maka diberi kesempatan untuk menambah.
Itulah maka Imam Syatibi dalam kitabnya “Al-I’tishom” mengemukakan contoh bid’ah antara lain sebagai berikut :
  • “Membuat batas-batas, seperti orang yang bernadzar puasa dengan berdiri tidak boleh duduk, berjemur di panasan tidak berteduh”.
  • “Menetapkan cara-cara dan gerak-gerak tertentu seperti dzikir dengan bentuk berkumpul bersama-sama dengan suara yang serentak pula”.
  • “Menetapkan ‘ibadah-ibadah tertentu pada waktu-waktu tertentu pula yang mana tidak terdapat penentuan itu dalam agama, seperti menetapkan berpuasa pada hari pertengahan bulan Sya’ban dan shalat pada malamnya”.
  • Shalat dan puasa adalah ‘ibadah yang diperintahkan. Perintah shalat dan puasa itu disertai petunjuk waktu-waktunya. Karena ingin menambah waktunya itu maka orang mengerjakan shalat dan puasa diluar waktu-waktu yang ditentukan baik yang wajib atau sunnat, maka terjadilah bid’ah itu. Apalagi jika tambahan ‘ibadah itu ditentukan pada hari-hari yang dianggap lebih mulia menurut ilmu nujum, ilmu hitungan-hari dan pasaran seperti Jum’ah Kliwon, Selasa Pahing, tiap malam bulan purnama dan sebagainya; maka ‘ibadah itu selain bid’ah juga menjadi alat kemusyrikan.
  • Orang melakukan bid’ah dengan mengerjakan puasa pada hari Nisfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban) dan malamnya mengerjakan shalat berjamaah kemudian membaca do’a khusus yaitu memohon panjang umur dan murah rejeki. Segalanya itu dikerjakan dengan ditetapkan tanggal pertengahan bulan Sya’ban yang dianggap amat mulia karena menurut Hadits yang tidak shohih pada malam itu Allah Subhanahu wata’ala turun dari singgasana-Nya ke langit-dunia. Demikian pula berdasarkan Hadits-hadits Maudlu’ (palsu) yang meriwayatkan antara lain bahwa Rasulullah melakukan shalat dengan sujud yang lama sekali pada malam Nisfu Sya’ban itu.
Sebenarnya Rasulullah telah mengajarkan ‘ibadah-‘ibadah sunnat disamping yang wajib. Siapa yang belum puas ber’ibadah yang wajib sangat dianjurkan untuk melakukan ‘ibadah sunnat, yang sifatnya, jumlahnya serta waktunya telah ditentukan pula. Dengan melakukan ‘ibadah sunnat ini orang dapat menambah pahala dan bertambah dekat kepada Allah. Kalau dengan mengerjakan semua ‘ibadah sunnat itu orang belum juga puas, masih ingin menambah pahala dan bertambah dekat kepada Allah, hendaklah mengerjakan amal-shalih seperti bertabligh menyiarkan agama mendirikan madrasah dan rumah sakit, panti-asuhan membangun mesjid, menolong anak dan orang miskin dan sebagainya. Masih banyak lagi amal-shalih yang dapat menambah pahala, dan selain mendekatkan diri kepada Allah juga bermanfa’at kepada masyarakat dan negara serta kepada ummat Islam sendiri, yang karena itu, hukumnya tidak sekadar sunnat tetapi fardlu kifayah.
Tetapi apa hendak dikata, umumnya ahli bid’ah menganggap bahwa menambah ‘ibadah dengan bid’ah itu jauh lebih utama dari pada beramal-shalih sebagai tersebut di atas itu.
------------------------
Ahlus Sunnah Wal Jama'ah - Bid'ah Khurafat, H. Djarnawi Hadikusuma, PT. Percetakan Persatuan Yogyakarta, Cetakan Ke IV, halaman 23-28.

Minggu, 27 Juli 2014

Kabilah-kabilah Menunaikan Zakat Kepada Abu Bakr

Kaum Muslimin pada setiap kabilah itu sekarang cepat-cepat menunaikan zakat kepada Khalifah Rasulullah setelah kemenangannya di Zul-Qassah itu. Yang mula-mula datang membayar zakat ialah Safwan dan Zabriqan, pemimpin-pemimpin Banu Tamim, Adi bin Hatim at-Ta’i atas nama kabilahnya Tayyi’. Orang menyambut kedatangan delegasi atas nama golongan masing-masing itu dengan penuh gembira. Orang sering berkata jika bertemu satu sama lain : “Ini suatu peringatan. Tetapi Abu Bakr berkata : ‘Bukan, ini kabar gembira, sebagai pelidung. bukan kelemahan.’ Orang banyak membalas kata-kata Abu Bakr itu dengan mengatakan : “Kau selalu memberikan yang terbaik.”
Abu Bakr tidak berlebihan ketika menyebut mereka pelindung dan pembawa berita gembira. Kaum Muslimin di Medinah dan sekitarnya ketika itu memang memerlukan sekali dukungan yang akan menopang mereka setelah melihat bahaya yang akan menghancurkan keberadaan mereka. Disebutkan bahwa Abdullah bin Mas’ud mengatakan :
“Setelah ditinggalkan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam keadaan kami hampir binasa kalau tidak karena karunia Allah dengan Abu Bakr kepada kami. Kami sudah sepakat tidak akan memerangi anak-anak unta betina itu. Kami akan beribadah kepada Allah hingga benar-benar yakini. Tetapi Allah telah memberi keteguhan hati kepada Abu Bakr untuk memerangi mereka. Demi Allah, yang mereka kehendaki adalah cara yang sangat keji atau jalan perang dengan kemenangan. Adapun cara yang keji, mereka mengakui bahwa barang siapa mati di antara mereka bagiannya adalah neraka, dan barang siapa di antara kami yang mati masuk surga. Kami dapat menebus korban, dapat mengambil rampasan perang dari mereka. Tetapi apa yang mereka ambil dari kami, kembali lagi kepada kami, sedang perang yang membawa kemenangan ialah dengan terusirnya mereka dari tempat tinggal mereka itu.”
-------------------------
ABU BAKR AS-SIDDIQ, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Keduabelas, Januari 2010, halaman 93 - 94.

Walkthrough Final Fantasy 1

Warriors of Light
Final Fantasy 20th Anniversary itulah yang lebih dikenal oleh pengguna PSP untuk game RPG Final Fantasy 1 ini. Di awal game, kita harus memilih spesialis atau job dan nama untuk empat karakter yang akan dimainkan. Tak ada nama default, jadi masukkan nama yang ada  sesukamu. Ada 6 spesialis atau job yang bisa dipilih, yaitu : Warrior, Monk, Thief, White Mage, Black Mage dan Red Mage. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dalam pembuatan Walkthrough ini, aku memainkan dengan memilih spesialis atau job Warrior, Monk, Thief dan White Mage. Pilihan ini membuat aku memiliki petarung fisik yang hebat meski pada awal permainan hanya mengandalkan magic dari satu karakter saja.
Setelah F.M.V dan pengantar cerita permainan ini di mulai di luar kota Castle Cornelia. Masuklah ke Castle Cornelia dan naik ke lantai 2 lalu bicara dengan King of Cornelia. Ia akan meminta bantuan kalian 4 Satria Cahaya (Warriors of Light) untuk menyelamatkan Putri Sarah yang diculik oleh Garland Sang Pendekar Pedang sebagai imbalannya akan membantu perjalanan kalian ke utara dengan membangun kembali jembatan yang terputus di utara Castle Cornelia. Setelah menerima amanah dari Raja persiapkanlah pasukan dengan modal 500 gil masuki kota Castle Cornelia dan beli item dan equipment yang diperlukan. Jangan lupa membeli magic untuk Mage (White/ Black/ Red) yang ada dalam rombongan kalian. Jika kekurangan uang, kumpulkan uang dengan bertarung di World Map, sekaligus menaikkan level setidaknya sampai level 3 sebelum menuntaskan misi dari raja..
Jika rombongan kalian sudah siap dan cukup tangguh, pergi ke Chaos Shrine di utara dan isenglah mampir di Earthgift Shrine, sebuah gua antara Castle Cornelia dan Chaos Shrine. Sesampainya di Chaos Shrine tempat penyekapan Putri Sarah ambillah Leather Cap, Potion dan Tent di peti harta ruang kiri atas dan kiri bawah. 2 ruang lain di sisi kanan atas dan kanan bawah masih terkunci dengan Mystic Key, jadi tinggalkan saja untuk saat ini. Pergi ke ruangan di tengah, temui dan lawan boss pertama, Garland (HP : 212). Serang dengan serangan fisik bertubi-tubi, ia akan kalah dengan cepat.
Bicaralah dengan Putri Sarah, otomatis kalian akan kembali ke Castle Cornelia. King of Cornelia akan mengatakan bahwa ramalan seorang filosof Lukahn tentang “Warriors of Light” itu benar adanya dan beliau akan memenuhi janjinya membangun jembatan di utara Castle Cornelia. Bicaralah dengan Putri Sarah, ia akan memberikan item Lute (Kecapi) padamu dan tak ada salahnya menemui Queen Jayne ibunda Putri Sarah untuk mendengarkan ucapan terimakasihnya..
Tinggalkan tempat ini dan pergi ke jembatan di utara, akan ada event. Jika kalian pergi ke tanjung di utara, kalian akan menemukan Matoya's Cave. Ambil 2 potion dan antidote di sini. Bicaralah dengan Matoya, ia tengah bersedih karena kehilangan Crystal Eye-nya.
Jika kalian bicara dengan sapu-sapu terbang di rumah Matoya ini, kalian akan mendapat pesan : “Front-words, back-wards, any way you see. Such a strange spell ti swish-swish-aree! Tceles Nottub Hsad. Swish-swish-aroo!” Balik kalimat “Tceles Nottub Hsad”, maka akan terbaca sebagai dasH button selecT. Ini adalah petunjuk untuk melihat World Map (peta). Tahan tombol select untuk melihat peta kapan saja, info yang didapatkan dari sapu terbang ini nggak valid.
Pergi ke kota Pravoka di timur peta, kota ini tengah dikuasai oleh bajak laut. Bicaralah dengan Bikke, pemimpin bajak laut. Ia tengah berdiri di kiri atas kota dan dikawal 2 orang anak buahnya, lalu lawanlah 9 Pirate (@HP : 24). Cukup serang dengan serangan fisik, mereka akan kalah dengan mudah. Kini Bikke akan memberikan kapalnya padamu. Ingat bahwa kapal hanya bisa merapat di dermaga.
Berlayarlah ke Elfheim, kota kaum elf yang ada di benua di selatan Castle Cornelia. Di kota ini kalian akan mendengar bahwa Pangeran negeri ini tertidur sudah 5 tahun karena kutukan Astos, King of the Dark Elves. Beli equipment dan magic di sini, siapkan beberapa antidote karena musuh-musuh diperjalanan akan memberikan efek poison pada kalian. Ada yang menarik, coba periksa batu nisan (gravestone) di makam paling kiri, kalian akan menemukan nama Link, siapakah ia? Beberapa orang mengaitkan dia dengan Elf yang menjadi tokoh utama dalam serial populer Nintendo, Zelda.
Kini tempat yang harus kalian kunjungi. Western Keep ada di barat laut, sebuah reruntuhan istana berkabut dengan kelelawar dimana-mana, temui sang Raja yang tengah kehilangan mahkotanya yang diambil oleh Astos dan disimpan di Marsh Cave dan meminta kalian untuk membantunya demi kejayaan kembali Western Keep. Tujuan petualangan berikutnya adalah Marsh Cave sebuah rawa atau pasir hisap atau apapun sebutannya yang terletak di barat daya benua ini. Di sinilah banyak musuh yang akan menimbulkan efek status poison kelompok kalian.
Di Marsh Cave, mula-mula jalan ke kiri atas dan turun ke B2, ambil Dagger, 620 gil, 680 gil dan Broad Swoard. Kembali ke B1, kali ini ambil jalan ke bawah, masuki sebuah ruangan dan turuni tangga ke B2. Di B2, ambil 600 gil. Masuki pintu di kanan bawah dan turuni tangga ke B3. Ambil Steel Plate, 295 gil, Cottage, Copper Armlet, Phoenix Down dan 385 gil. Di sebuah ruangan, ketika kalian mendekati peti harta muncullah 4 Piscodemon (@HP : 84, resisten Fire, Ice Stone, Paralysis, Poison, Darkness, Sleep, Silence dan Confusion Mind). Lawanlah Monster ini dengan serangan fisik. Setelah mengalahkan mereka, ambil Mahkota (Crown) di peti harta.
Sisa ruangan lain di sisi bawah terkunci dengan Mystic Key, jadi tinggalkan untuk saat ini. Keluarlah dari sini. Kembali ke Western Keep di utara. Setibanya di istana ini segera temui raja di ruangannya. Ternyata ini adalah jebakan dan tipuan, ternyata King of Western Keep adalah jelmaan King of Dark Elves. Crown yang didapat akan melengkapi syarat memperoleh kekuatan yang menguasai dunia setelah sebelumnya mendapatkan Crystal Eye. Lawanlah Astos (HP : 420). Hati-hati, ia menguasai magic Reaper yang bisa membunuhmu dalam 1 serangan! Serang ia dengan serangan fisik sudah cukup. Setelah mengalahkannya, kalian akan mendapat Crystal Eye.
Kembali ke Matoya's Cave dan kembalikan Crystal Eye pada nenek Matoya, ia akan memberi kalian Jolt Tonic sebagai gantinya. Ternyata nenek Matoya itu orangnya judes banget. Kembali ke Elven Castle dan bicara dengan tabibnya Pangeran Elf untuk membangunkannya dengan menyerahkan Jolt Tonic. Pangeran Elf akan sadar dan mengatakan “I am awake and strong again-all because of you. Thank you, Warriors of Light!”, dan ia akan memberi kalian hadiah, Mystic Key.
Kini kalian bisa membuka pintu-pintu yang terkunci dengan Mystic Key. Berikut adalah lokasi pintu-pintu yang dikunci dengan Mystic Key dan item yang akan kalian dapat :
- Elven Castle : Mythril Hammer, 800 gil, 700 gil dan Bronze Gloves.
- Castle Cornelia : Cottage, Saber, Mythril Knife, Tent, Iron Armor dan Nitro Powder(!)
- Chaos Shrine : Rune Blade, Werebuster dan Gold Needle
- Western Keep : Falchion, Power Staff dan Steel Gloves
- Marsh Cave : Silver Armlet, Mythril Knife, 1020 gil
Pergi ke Mount Duerger di barat laut, tempat ini adalah kediaman kaum Dwarf. Di sini ambil 575 gil, 450 gil, Tent, Great Helm, Wyrmkiller, Mythril Mail, 575 gil, Ether dan Cottage.
Smithy di sini akan membuatkanmu pedang jika kalian membawakan logam langka Adamantite. Temui Grandpa Nelic, Dwarf yang ada di sisi selatan gua ini dan berikan Nitro Powder yang di dapat dari ruang yang terkunci dengan Mystic Key di Castle Cornelia padanya, ia akan menggunakannya untuk meledakkan pulau yang akan menjadi kanal sehingga kapal kalian bisa mencapai benua yang lain. Kembali ke kapal kalian dan lewati kanal tersebut.
Seberangi kanal dan pergi ke timur menuju kota Melmond, kalian akan mendengar kabar tentang Vampire yang mengganggu aliran energi bumi. Beli equipment dan magic baru, lalu pergilah ke Cavern of Earth di selatan Melmond sesuai info seorang kakek berbaju merah yang berdiri di dekat Armor Shop.
Sesampainya di B1 Cavern of Earth, ambil 1975 gil, Potion, 880 gil, 795 gil dan Antidote, lalu turun ke B2 lewat tangga di kanan. Di B2 ambil 575 gil, Leather Shield dan 5000 gil di ruangan berisi monster Gnoma. Di ruang lain kalian bisa mengambil Coral Sword, Tent dan 330 gil. Turun ke B3, ambil Sleeping Bag, 3400 gil, 1020 gil dan Potion. Bicara dengan kelelawar di sebuah ruangan, ia akan berubah jadi Vampire (HP : 280, resisten : Quake, Ice, Stone, Paralysis, Poison, Darkness, Sleep, Silence, Confusion Mind dan Death). Serang ia dengan serangan fisik, magic Dia atau Diara. Setelah menang, ambil key item Star Ruby di peti harta. Jalan selanjutnya terhalang oleh Stone Plate.
Pergi ke Giant’s Cave di barat, dan berikan Star Ruby pada Stone Golem yang menghalangi jalan, ia akan berlalu dan kalian kini bisa lewat. Ambil jalan ke bawah dapatkan Mythril Helm, 450 gil, 620 gil dan Great Axe. Keluar lewat tangga di pertigaan yang ada Monster Batunya ambil jalan ke atas, kalian akan kembali ke world map di sisi lain goa.
Lanjutkan perjalanan ke Sage's Cave di selatan Giant’s Cave, dan bicara dengan seorang filosof, Sadda. Ia akan menjelaskan bahwa ada makhluk lain yang menjadi atasan vampire yang telah kalian kalahkan, dan makhluk tersebutlah yang bertanggung jawab atas terganggunya aliran energi bumi. Ia akan memberimu key item Earth Rod.
Kembali ke Cavern of Earth dan pergi ke tempat yang terhalang oleh Stone Plate tadi. Gunakan Earth Rod di sana untuk menghancurkannya, dan turun ke B4. Ambil Staff, 3400 gil, 1450 gil, 1520 gil, 5450 gil, Tent, Mythril Shield dan 1250 gil. Turun ke B5, di sebuah ruangan kalian akan melawan bos Lich the Fiend of Earth (HP : 1200, resisten : Ice, Stone, Paralysis, Poison, Darkness, Sleep, Silence, Confusion Mind dan Death).
Serang ia dengan kemampuan fisik kelompokmu dan andalkan White Mage kalian untuk mengatasi efek yang ditimbulkan lawan. Setelah mengalahkan monster ini, Earth Crystal akan kembali bercahaya dan di jendela menu kalian kristal ini sudah nampak. Ada event yang menjelaskan bahwa ada sebuah tempat dengan pintu tertutup arca besar terbuka dengan kalahnya Lich, tempat itu adalah Earthgift Shrine (terletak antara Castle Cornelia dan Chaos Shrine). Gunakan teleporter di belakang berdirinya Lich untuk keluar dari goa ini.
Kembali ke kapalmu, berlayarlah di samudera luas temukan dermaga di tenggara benua yang ada kota Pravoka, kemudian berlayarlah ke selatan sampai bertemu dengan dermaga yang berada disisi selatan sebuah tanjung di salah satu benua lalu ke berjalanlah ke barat untuk mencapai Crescent Lake, sebuah kota yang indah penuh sungai-sungai mengalir di dalam kota, sebuah kota dengan ciri geografis terletak di tengah danau berbentuk bulan sabit. Toko di sini menjual equipment dari Mythril dan Magic Shop level 6, belilah Potion yang banyak. Lalu temui Twelve Sage dan Lukhan yang ada di dalam hutan timur kota lewatlah jalan di lorong antara White Magic Shop dan Black Magic Shop lalu pergi kearah timur seberangi jembatan ikuti jalan hutan satu satunya arah menuju Twelve Sage termasuk Lukhan berkumpul, bicaralah dengan mereka dan mereka akan menceritakan tentang kristal kekuatan Four Great of Crystals dan Four Fiend of Chaos. Dan mereka meminta kalian Warriors of Light untuk menjalankan tugas ini, karena kalian ber-empatlah yang mampu menuntaskan tugas tersebut. Salah satu Filosof sebelah kiri Lukhan atau sebelah kanan kalian akan memberimu Canoe, untuk menyusuri sungai menuju Mount Gulg di barat laut Crescent Lake. Ber-canoe-lah dari sungai yang ada di utara Crescent Lake, melaju kearah barat sampai bertemu pertigaan pergilah keutara, dari sini jalannya jelas karena bila ada percabangan salah satunya mesti buntu, akhirnya ketemu dengan pertigaan yang terakhir pilih arah ke barat dan jalan mengarah ke selatan dan sampailah di sebuah gunung berapi di tengah danau masuklah ke gua disisi selatan gunung berapi. Di sini kalian akan dihadang oleh area lahar yang akan mengurangi HP kalian tiap langkah (ini salah satu manfaat bekal Potion yang banyak, meski kalian takkan mendapat encounter jika melintas di sana), pilih saja jalanan yang berbatu.
Turun ke B2 lewat tangga di kiri atas, ambil Mythril Helm, 4150 gil, 1520 gil, Potion, Tent, Mythril Gloves, 1520 gil, 19750 gil, 1455 gil, Antidote, 1760 gil, Mythril Shield, Mythril Axe, potion, 795 gil, 750 gil dan Phoenix Down. Lintasi lahar untuk mencapai tangga menuju B3 di kanan bawah, jalan ke kanan melintasi lahar untuk menemukan tangga menuju B4, dan lintasi lahar lagi untuk menemukan tangga menuju B3 di kanan bawah. Temukan tangga menuju B4 di kiri bawah. Di B4, ambil Gold Needle, 2750 gil, 1760 gil, 10 gil, 155 gil, Cottage, 2000 gil, Ice Brand, Staff, 1250 gil, 7340 gil, 880 gil dan Flame Shield. Turun ke B5 lewat tangga di selatan. Di ruangan sebelah kiri, lawan Red Dragon untuk mengambil Flame Mail. Lalu pergi ke ruangan di kiri bawah, temui dan lawan boss Marilith (HP:1440, , resisten : Fire, Lightning, Stone dan Poison; kelemahan : Paralysis, Darkness, Sleep, Silence dan Confusion Mind). Gunakan serangan fisik dan item yang di dapatkan dalam perjalanan yang menimbulkan status paralis padanya, lalu serang dengan serangan fisik Warrior, Thief dan Monk.
Setelah mengaktifkan Fire Crystal, gunakan teleporter untuk keluar dari sini. Kembalilah ke Crescent Lake, seorang pria yang tadi tidur di dekat makam sebelah utara Weapons Shop akan memberi info tentang Levistone.
Kembali ke kapalmu dan berlayarlah ke dermaga tenggara kota Pravoka. Pergi ke sungai yang bertemu dengan laut di barat daya dermaga. Untuk mencapai Cavern of Ice, ber-canoe-lah ke barat, dipersimpangan sungai ambil jalur arah utara yang pertama, teruslah ke barat lalu ke selatan sampai bertemu  pertigaan, jangan ambil arah yang terus ke selatan karena akan menuju Whisperwind Cove, ambillah arah ke barat terus susuri kelokan sungai sampai bertemu daratan dan temukan Cavern of Ice.
Turun ke B2, lalu turun lagi ke B3 lewat tangga di kiri bawah, dan naiki tangga ke B2. Pergi ke sebuah ruangan, periksa lantai dan hindari lantai yang ada retakan (warnanya berbeda). Ambil shirt dan flame sword, baru jatuhkan diri lewat jebakan. Kalian akan tiba di ruangan kecil di B3. Di sini ada area es beku seperti duri yang akan mengurangi HP kalian setiap langkahnya. Ambil Ice Armor dan Mythril Gloves di ruangan sebelah kiri, sebelumnya kalian harus melawan White Dragon (HP : 200, resisten : Quake, Ice, Stone dan Poison; kelemahan Fire dan Lightning). Kembali dan teruskan ke bawah. Di ruangan kiri bawah kalian bisa mengambil 7900 gil, 9900 gil, 5454 gil, 5000 gil, 180 gil dan 12350 gil. Naiklah ke B1 lewat tangga di kanan bawah, ambil Potion dan 10000 gil. Di ruangan yang panjang, hindari dulu jebakan di lantai dan ambil 9500 gil, Ether dan Ice Shield. Setelah mengambil semua harta tersebut, jatuhkan diri lewat lubang jebakan 2 petak di depan peti harta yang berisi Ice Shield tadi, maka kalian akan tiba di B2 yang ada kristal putihnya. Periksa kristal tersebut untuk mendapat key item Levistone, jatuhkan diri untuk kembali ke B3 dan keluar dari sini.
Kini jika kalian bicara dengan kedua Elf di Elfheim yang berbaju biru, yang di dekat Armor Shop akan menceritakan kehebatan Levistone, dan satunya yang berdiri di dekat Black Magic Shop akan mengatakan bahwa Levistone tertidur di utara Crescent Lake, mereka akan menyuruhmu menggunakan Levistone tersebut di padang pasir di dekat Crescent Lake. Pergi ke gurun di selatan Crescent Lake, Ryuken Desert dan lihat F.M.V di sana, munculnya Airship. (Note : Hal pertama yang harus kalian lakukan setelah mendapatkan Airship adalah terbang mengelilingi dunia. Cobalah mengenali tempat-tempat yang tak memiliki dermaga, ini akan membantu menyelesaikan misi-misi selanjutnya. Ingat Airship hanya bisa mendarat di padang rumput. Kalian tak bisa mendaratkannya di hutan, rawa, air, kebun bunga atau gurun).
Pergilah ke Gaia, di sini kalian bisa membeli magic level 7 dan 8, serta equipment baru. Kalian akan mendengar kabar tentang Oxyale yang hanya bisa dikumpulkan oleh Faerie, namun Faerie di sini telah dijual pada pedagang berkaravan.
Pergilah ke Dragon Cave, tempat kediaman kaum naga. Dari Melmond terbanglah ke selatan dan mendaratlah di gugusan pulau yang ada semacam pasir hisap-nya. Area ini tersebar sepanjang pulau-pulau di berjejer di selatan. Ambil Tent, Ether, gold needle di pulai pertama, terbang lagi ke barat di pulau kedua disini kalian akan diperingatkan oleh para naga untuk menemui Bahamut, ia akan meminta kalian membuktikan diri di Citadel of Trial, sementara itu ambil item Elixir, 500 gil dan Cottage di peti harta, tapi jangan salah masuk karena salah satu lubang adalah Hellfire Chasm, sebuah lubang yang ada hubungannya dengan kemenangan kalian atas Fiend of Fire. Di pulau ketiga tidak menemukan apapun, lanjutkan ke pulau ke empat yang dikelilingi hutan, masuklah dan ambil item di peti harta X-Potion, 9500 gil, 2750 gil, 1520 gil, 2750 gil, 2000 gil, 1455 gil dan Dry Ether. Di pulau paling utara dengan ber-geografi hutan dan terdapat 2 pasir hisap salah satunya terdapat singgasana sang raja naga, Bahamut. Ia akan meminta kalian membuktikan keberanian di Citadel of Trial. Terbanglah ke timur laut kepulauan Dragon Cave, untuk mencapainya kalian harus mendaratkan Airship di tanjung di barat laut Citadel of Trial, dan berjalan memutar untuk mencapai Citadel of trial.
Bicaralah dengan seorang lelaki di tengah lingkaran pilar. Setelah ia menghilang, masuki ruangan di kiri atas dan periksa kursi tahta untuk diteleport ke 2F. Gunakan teleporter-teleporter di sini untuk melanjutkan perjalanan, hati-hati karena beberapa teleporter akan mengembalikan kalian ke area sebelumnya, konsentrasi. Di ruang kiri atas kalahkan Clay Golem (HP : 176, resisten : Fire, Lightning, Ice, Stone, Paralysis, Poison, Darkness, Sleep, Silence, Confusion Mind dan Death) sebelum mengambil Gauntlet. Jalan ke bawah dari ruang tersebut, gunakan teleporter ketiga untuk mencapai ruang kanan bawah dan naik ke 3F. Ambil Healing Staff, Ruby Armlet, Ice Brand, Steel Gloves, Cottage, 1455 gil dan 7340 gil. Terakhir ambil item peti harta Rat’s Tail di kanan bawah, lalu periksa kursi tahta untuk kembali ke 1F. Tinggalkan tempat ini dan kembalilah ke Dragon Cave temui Bahamut, ia akan meningkatkan kelas kalian. Kalian bisa membeli magic-magic untuk kelas baru kalian dan lihatlah seragam kalian sudah seperti seorang satria.
Pergilah ke Onrac, kota di barat laut peta. Kota ini dikelilingi oleh hutan lebat. Untuk mencapai kota ini, kalian harus mendarat di padang rumput di dekat gurun. Bicaralah dengan seorang gadis, ia akan memberitahu bahwa ayahnya ikut karavan yang kini berada di dekat hutan di gurun. Seorang pemuda bernama Koppe yang berdiri dekat dermaga di sisi utara juga mengatakan bahwa ia melihat sesosok robot yang melayang jatuh di utara. Lalu berjalan kakilah kalian ke timur dan seberangi jembatan. Di kota ini kalian bisa membeli magic level 7. Seorang gadis yang berdiri di dermaga akan meminjamkan kapal selam (Barrel) buatannya jika kalian memiliki Oxyale.
Pergilah ke timur Onrac dengan Airship temukan padang pasir yang luas dengan sebuah padang pasir kecil yang ada hutannya, berhenti di padang rumput lalu masuklah ke wilayah padang pasir kecil dan temukan pedagang caravan disana lalu belilah “Bottled Faerie” darinya seharga 50000 gil. Kembalilah ke Gaia dan lihat event di mana peri itu terbang kearah kanan atas kota dan pergi ke mata air yang ada di timur laut kota Bicaralah dengan Faerie, ia akan memberikan item Oxyale pada kalian.
Kembali ke Onrac dan bicara dengan wanita di dermaga. Lalu gunakan Barrel untuk mencapai Sunken Shrine.
Sesampainya di istana bawah laut “Nyi Roro Kidul” Sunken Shrine. Kalian bisa ambil 9900 gil dan 2000 gil. Naik ke 4F lewat tangga di kanan atas, ambil Mage Staff, 1235 gil, 20 gil, Light Axe dan Diamond Armor. Naik ke 5F lewat tangga kanan bawah, ambil 9000 gil, 1760 gil, Diamond Armlet, 2750 gil, 4150 gil, 10000 gil, 10 gil, Antidote, Diamond Shield, 5000 gil, Diamond Helm, Diamond Gloves dan key item Rosetta Stone. Di hampir semua ruangan di tempati para Mermaid, kalian juga bisa bicara dengannya untuk sekedar menggali informasi.
Kembali ke 3 F dan kini turun ke 2F lewat tangga di kiri atas, lalu naik ke 3F lewat tangga di kanan atas. Naik ke 4F, lalu turun ke 3F lewat tangga di pojok kanan bawah. Ambil 110 gil dan 450 gil di ruangan, lalu turun lagi ke 2F. Putari seluruh ruangan dan ambillah 8135 gil, 7690 gil, 5450 gil, 385 gil, Giant's Gloves, Light Axe, 2750 gil, 9900 gil, Ribbon, dan 7340 gil. Lalu gunakan tangga di kanan atas untuk mencapai 1F, berlatih dengan Kraken (HP: 1800, resisten : Quake dan Fire; kelemahan Lightning). Equipkan Armor terbaik pada rombongan kalian dan gunakan magic Haste dan shield-shield pada karakter kalian untuk mengatasi serangan magic Kraken. Serang ia dengan serangan fisik dan semua magic, kecuali yang berbasic Fire.
Setelah mengkondisikan Water Crystal, gunakan teleporter untuk keluar dari istana bawah laut “Nyi Roro Kidul” Sunken Shrine. Pulihkan diri, dan belilah item seperlunya di Onrac, lalu pergilah ke sungai di balik bukit barat Onrac susuri ke utara dengan canoe, masuki air terjun untuk mencapai Waterfall Cavern.
Jelajahi jalanan di sisi kiri setiap percabangan hanya satu yang akan menuju pada ruangan yang berisi peti harta yang dijaga oleh Robot, Bicaralah dengan robot tersebut, karena ia sudah lama menunggu kedatangan kalian, dan dia akan menyerahkan sebuah item yang disebutnya “CUBE TIAMAT”, key item Warp Cube telah ditangan dan ambil juga item di peti harta, Spellbinder, Ribbon, 13450 gil, 6400 gil, 5000 gil dan Defender Sword. Lalu keluar dari air terjun.
Terbanglah ke Melmond, temui Dr.Unne, ia akan mengajari kalian bahasa Lufenia. Untuk mencapai Lufenia, kalian harus mendarat di area sempit di utara hutan, lalu berjalan kaki melintasi hutan menuju selatan. Di kota ini seperti gambaran surga yang penuh taman, air, bunga dan tetumbuhan, galilah informasi dari “Malaikat” yang ada di “Syurga” ini, salah satu “Malaikat” akan memberi kalian key item Bell. Kembali ke Airship dan daratkan Airship di padang rumput di selatan gurun, lalu berjalanlah ke Tower of Mirage di tengah gurun.
Di lantai pertama, ambil 800 gil, Healing Helm, 10010 gil, 3400 gil, Vorpal Sword, Aegis Shield, 2750 gil, dan Tent. Naik ke 2F lewat tangga di selatan. Ambil 8135 gil, Dragon Mail, 10000 gil, Sunblade, 7600 gil, Cottage, 13000 gil, 7900 gil, Thor's Hammer dan 12350 gil.
Di 3F, saat memasuki ruangan kalian akan dihadang Blue Dragon. Kalahkan lalu gunakan teleporter untuk mencapai Flying Fortress. Di kota terbang ini, ambil 7900 gil, 9900 gil, Potion dan 4150 gil di ruang sebelah kiri. Di ruangan sebelah kanan ambil 5000 gil, Protect Ring, 6720 gil, Healing Helm dan 100 gil. Ambil juga Venom Blade di ruangan di bawah. Lalu gunakan teleporter di utara.
Di 2F, ambil Cottage dan Mythril Helm di ruang kiri atas. Di ruang kiri, ambil 880 gil dan 13000 gil. Di ruang kiri bawah kalian bisa mendapat key item Adamantite. Ambil Diamond Gloves di ruang kanan atas, Diamond Shield dan Ribbon ada di ruang kanan. Juga ambil White Robe dan Black Robe di ruang kanan bawah. Lalu gunakan teleporter di selatan untuk mencapai 3F.
Di 3F kalian bisa menengok ke world map lewat jendela di tengah ruangan. Ambil 4150 gil, Gold Needle, 3400 gil dan Sasuke di ruang kiri. Di ruang utara ambil 9000 gil, Protect Ring, Potion dan 5450 gil. Di ruang kanan ambil 6400 gil, Gold Needle, Shirt, 9500 gil, Protect Cloak dan 8135 gil. Di selatan hanya ada ruang berisi komputer. Gunakan teleporter di kiri untuk mencapai 4F.
Ruangan di 4F ini bisa menyesatkanmu jika kalian tak paham cara melaluinya. Cara mudah untukm melaluinya adalah dengan berjalan ke kiri 2 persimpangan, lalu ke atas 2 persimpangan sampai menemukan teleporter, gunakan untuk mencapai 5F.
Kini temui dan lawan bos Tiamat (HP: 2000, kelemahan Stone). Cobalah menggunakan magic Break/ Poison atau atau gunakan serangan fisik dengan Venom Sword untuk menang dengan mudah.
Kini keempat kristal telah pulih kembali. Gunakan teleporter untuk meninggalkan tempat ini. Pergilah ke Mount Duerger, dan bicara dengan Smithy, ia akan menempa logam Adamantite menjadi Excalibur, pedang terkuat kedua digame ini.
Pulihkan dan persiapkan diri kalian, naikkan level jika perlu. Beli semua magic dan item yang diperlukan, bawa sebanyak mungkin potion dan berhematlah dengan MP kalian. Tujuan berikut adalah Chaos Shrine. Bicaralah dengan kelima kekelawar, lalu periksa Black Crystal, kalian akan diteleport ke Past Temple of Chaos - Chaos Shrine di masa 2000 tahun lalu.
Di sini temukan tangga ke 2F di kanan bawah, dan teruskan ke 3F. Capai sebuah ruangan dengan stone plate, lawan monster di sana dan ambil 45000 gil dan 65000 gil di peti. Lalu gunakan key item Lute pada Stone Plate.
Turun ke 2F lewat jalan yang terbuka, lalu turun lagi ke 1F lewat tangga di kiri atas. Turun lagi ke B1 lewat tangga di pojok kiri. Bi adalah Earth Floor, musuh-musuh di sini mirip dengan di Terra Cavern. Pergi ke tangga di pojok kanan bawah, kalian harus mengalahkan Lich (HP:1000). Kali ini ia kuat terhadap magic Fire, lindungi kelompok kalian dengan Haste dan serang dengan serang fisik atau magic Dia atau Diara. Setelah mengalahkannya, turun ke B2 (Fire Floor), musuh-musuh di sini mirip dengan di Mount Gulg. Ambil Protect Ring, Sasuke, Protect Cloak dan 26000 gil di lantai ini. Sebelum turun ke B3, kalian akan dihadang Marilith (HP: 1400). Seperti halnya Lich, ia juga semakin kuat, lindungi kelompok kalian dengan Haste dan serang dengan serangan fisik. Gunakan magic Invincible atau magic shield-shield yang kalian punyai. Turun ke B3 (Water Floor), musuh di sini mirip dengan di Sunken Shrine. Pergi ke tangga di kanan bawah, kalian akan dihadang Kraken (HP: 1800). Gunakan magig Haste pada petarung fisikmu untuk meningkatkan daya serangnya. Turun ke 4F (Wind Floor), di sini kalian akan dihadang musuh-musuh dari Flying Fortress. Ambil pedang terkuat Masamune di ruangan kanan bawah, equipkan pada Knight atau Ninja. Kembali dan kali ini jalan ke tangga di kanan atas, ditengah perjalanan kalian akan dihadang Tiamat (HP : 2200).
Gunakan strategi seperti yang sudah dilakukan sebelumnya. Lanjutkan perjalananmu ke B5, dan masuki ruangan di tengah. Pulihkan diri kalian sebelumnya, dan kalian akan bertemu Garland untuk yang kedua kali dan kebencian telah menguasainya, kalian harus melawan wujud barunya, Chaos (HP : 4000).
Yupz… akhirnya bertemu dengan dalang kerusuhan, Chaos. Dan ia menguasai banyak magic-magic tangguh. Gunakan Haste pada petarung fisik, semua Magic-Null dan shield-shield pada karakter kalian. Equipkan Masamune pada Knight, terus tingkatkan status dengan Haste, dan biarkan ia menyerang dengan serangan fisik.
Setelah mengalahkannnya, nikmati endingnya. Kalian akan membuka menu baru, yakni Photo Gallery, dimana kalian bisa melihat cuplikan image game ini.

MENGGEMARKAN PADA AKHLAK-AKHLAK YANG MULIA (16)

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata; Rasulullah s.a.w. bersabda : “Orang mukmin itu adalah cermin bagi saudaranya yang mukmin”. Dikeluarkan oleh Abu Daud dengan sanad yang hasan.
----------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul Jami',  halaman 559.

Membantai Lagi !

Ledakan Roket dekat RS Indonesia Palestina
Berita dari RS Indonesia Palestina dan Jubir Kemenkes Palestina "dr Asyraf al Qudra", kabinet israel menetapkan untuk meneruskan operasi militer ke Jalur Gaza dan menolak saran-saran John Kerry.
Pembantaian kembali terjadi, Sabtu (26/07/2014) pagi pukul 03:30 dini hari waktu Gaza, 8 syahid dan puluhan lainnya luka luka di Khan Younis, jalur Gaza Selatan. Delapan syahid diantaranya: 4 bocah, sepasang kakek nenek, seorang ibu dan pemuda, belum genap 4 jam, militer zionis israel sudah membunuh sedikitnya 19 warga sipil dan melukai lebih dari 100 warga lainnya.
Selama gencatan senjata 12 jam, tim para medis Gaza berhasil mengevakuasi 85 jenazah syahid dari reruntuhan-reruntuhan korban serangan militer israel. Menurut Kemenkes Gaza jumlah syahid sampai saat ini mencapai 1.000 warga dan 5.700 luka-luka, sejak agresi militer israel atas Gaza 20 hari silam. HASBUNALLAAH WA NI'MAAL WAKIIL.

Sang Bunda pun Mencoba Membatalkan Keislamannya

(Photo : Dewirahmawati8's Blog)
TIME TUNNEL. Menyusuri lorong waktu hingga tiba disebuah kebun kurma tahun 3 Hijriah, selepas perang Uhud. Menggali informasi tentang perihidup sahabat Rasulullah  ï·º, Sa'ad bin Abi Waqqas. Saudara Muslim Madinah yang ku temui di kebun kurma itu dengan suka cita menceritakan semua hal tentang beliau kepadaku.
Sa'ad bin Abi Waqqas - Sa'ad bin Malik bin Wuhaib bin Abdu-Manaf bin Zuhrah bin Kilab - masih pernah paman Nabi  ï·º dari pihak ibu meskipun usianya jauh lebih muda dari Nabi  ï·º. Beliau orang Quraisy dari Banu Zuhrah. Saat mendapat hidayah usianya antara 17 - 19 tahun. Bersahadat bersama beliau setelah Abu Bakr antara lain Usman bin 'Affan, Abdurrahman bin 'Auf, Talhah bin Ubaidillah dan Zubair bin 'Awwam serta Abu 'Ubaidah bin Jarrah. Hal ini pernah diceritakan oleh beliau sendiri, katanya : "Pada suatu saat saya beroleh kesempatan termasuk 3 orang pertama yang masuk Islam". Maksudnya bahwa beliau adalah salah satu diantara 3 orang yang paling mula masuk Islam. Kemungkinan beliau lebih dulu masuk Islam secara sembunyi-sembunyi.
Umar bin Khattab mengisahkan; sewaktu Sa'ad bin Abi Waqqas masuk Islam dan mengikuti Rasulullah ï·º, dengan segala upaya ibunya mencoba membendung dan menghalangi puteranya dari Agama Allah. Satu upaya gagal, maka ibundanya bertekat mogok makan dan minum dengan harapan anaknya kembali dalam agama nenek moyang ibundanya. Sa'ad tidak terpengaruh, ketika ibunya semakin sekarat didekatkan wajahnya ke wajah ibunya dan berkatalah ia; "Demi Allah, ketahuilah wahai ibunda ..., seandainya bunda mempunyai seratus nyawa, lalu ia keluar satu per satu, tidaklah ananda akan meninggalkan agama ini, walau ditebus dengan apapun juga ....! Maka terserahlah kepada bunda, apakah bunda akan makan atau tidak ....!"
Akhirnya ibundanya pun mundur teratur dan turunlah wahyu menyokong pendirian Sa'ad bin Abi Waqqas.
"Dan seandainya kedua orangtua memaksamu untuk mempersekutukan Aku, padahal itu tidak sesuai dengan pendapatmu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya ....!" (QS. 31 : 15).
-----------------------------------------------
Inspirasi :
Sejarah Hidup Muhammad, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 89-90.
Rijal Haolar Rasul (Karakteristik Perihidup 60 Shahabat Rasulullah), Khalid Muhammad Khalid, Penerbit : CV. Penerbit Diponegoro Bandung, Cetakan keduapuluh 2006.
Usman bin Affan - Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh PT. Pustaka Litera AntarNusa, Cetakan Kedelapan, Juni 2010, halaman 18-19.

APA YANG DIBACA SETELAH MEMEJAMKAN MATA ORANG MATI

Umm Salamah r.a. berkata : Rasulullah masuk ke tempat Abu Salamah yang waktu itu masih terbuka matanya, maka dipejamkan oleh Nabi s.a.w. kemudian berkata : Sesungguhnya ruh jika dicabut diikuti jalannya oleh mata. Mendengar kata Nabi yang demikian keluarga seisi rumah menjerit menangis. Lalu Nabi s.a.w. mengajarkan : Jangan kamu berdo’a tidak baik terhadap dirimu sendiri, karena Malaikat akan meng-Amin-kan perkataanmu kemudian Nabi s.a.w. berdo’a : ALLAHUMMAGH FIR LI ABI SALAMAH WARFA’ DAROJATAHU FIL MAHDIYINA, WAKHLUFHU FI AQIBIHI FIL GHOBIRIN, WAGHFIR LANA WA LAHU YA ROBBAL’ALAMIN WAFSAH LAHU FI QOBRIHI WANAWWIR LAHU FIHI. (Ya Allah ampunkan Abu Salamah, dan naikkan tingkatnya dalam golongan orang yang dapat hidayat, dan berilah ganti dari turunannya di belakangnya, dan ampunkanlah kami serta dia hai Tuhan sekalian alam, dan lapangkan kuburnya dan terangilah tempatnya dalam kubur). (HR. Muslim)
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 72.

Sabtu, 26 Juli 2014

Serangan Drone Israel Hantam RS Indonesia

Kamar Mayat Hancur
Bayt Lahiya, 26 Ramadhan 1435/24 Juli 2014 (MINA) – Drone (pesawat tanpa awak) Zionis Israel mulai menargetkan lokasi Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, utara Gaza.
Muqarrabin Al-Fikri, Ketua Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Cabang Gaza melaporkan, drone Zionis Israel menembakkan rudal dan menghantam kamar jenazah RS Indonesia, pada Rabu sore (23/7).
“Serangan drone itu menyebabkan dua lubang cukup besar pada dinding RS Indonesia serta menghancurkan AC (pendingin udara) di dalam kamar jenazah,” kata Fikri saat dihubungi Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis sore (24/7).
Fikri, relawan asal Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, yang sudah 1,5 tahun mengabdi di Jalur Gaza, baru dapat melaporkan sehari setelah kejadian. Hal ini karena sejak dini hari listrik mati total, sehingga tidak dapat mengirim laporan dan foto.
Ia pun bersama relawan lainnya, baru mengetahui begitu keluar dari RS, mengingat selama bombardir kemarin mereka semua memang diarahkan untuk tetap di dalam ruangan.

RS Indonesia Palestina
Menurutnya, drone juga telah menembakkan roket tepat menargetkan buldoser yang berada di halaman parkir RS Indonesia, berjarak sekitar 15 meter dari gedung utama, tempat sejumlah 19 relawan Indonesia berada di sana.
“Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bagaimana buldoser di halaman RS Indonesia di hantam roket Israel,” kata Fikri.
Fikri, yang juga mahasiswa Indonesia di Universitas Islam Gaza (UIG) itu juga mengatakan, sejak Kamis pukul 04.30 waktu Gaza, listrik terputus di beberapa tempat, termasuk utara Gaza.
Hal itu disebabkan jaringan listrik hancur di sebagian besar daerah utama di kota Gaza digempur pesawat-pesawat tempur Zionis Israel sejak awal Ramadhan.
Untuk pasokan kebutuhan pokok, Fikri menuturkan saat ini pihaknya sudah menyiapkan stok pasokan keperluan pokok untuk dua bulan ke depan. Dia mengabarkan kondisi para relawan Indonesia yang sedang mengemban amanah untuk melakukan penyempurnaan pembangunan RS Indonesia dalam keadaan baik.
Di tengah dentuman bom, saat ini para relawan kemanusiaan MER-C melakukan survei ke tempat, untuk lanjutan pendistribusian bantuan pangan dan dana untuk para korban agresi militer Zionis Israel.
Bantuan merupakan titipan dari rakyat Indonesia untuk warga Gaza, sebagai bentuk kecintaan dan persaudaraan sesama umat Islam.
Menurutnya, bantuan dari rakyat Indonesia itu dilakukan sejak Kamis (17/7) lalu, dan disalurkan terutama bagi korban luka-luka dan anak-anak yatim korban agresi. (L/K03/P02/R1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)