"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Minggu, 31 Maret 2013

MENGGEMARKAN (ANJURAN) TENTANG KHUSU’ DALAM SHOLAT (1)

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata : Rasulullah s.a.w. melarang seseorang sholat bertolak pinggang. Muttafaq ‘alaih, dan lafadh ini bagi Muslim, dan artinya bertolak pinggang itu ialah menekankan kedua tangan pada tulang pangkal paha.

Dan di dalam riwayat Bukhary dan ‘Aisyah r.a.; Bahwasanya demikian itu adalah perbuatan kaum Yahudi dalam sembahyangnya.
-------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat,  halaman 89.

MENGHUKUM SESEORANG PADA LAHIRNYA, DAN MENYERAHKAN BATIN MEREKA KEPADA ALLAH (1)

Ibn Umar r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Saya diperintah memerangi orang-orang (yang di daerah Hijaz) sehingga mereka mengakui : Bahwa tiada Tuhan yang disembah dengan sesungguhnya kecuali Allah, dan bahwa Nabi Muhammad utusan Allah, dan menegakkan sholat dan mengeluarkan zakat. Maka apabila mereka telah mengerjakan semua itu berarti telah terjaga daripadaku darah, harta mereka kecuali dalam kewajiban Islam. Dan perhitungan mereka terserah kepada Allah. (HR. Buchary dan Muslim).

Kalimat : Orang-orang, dalam hadist ini tertuju kepada daerah tanah Arab, di mana Rasulullah telah bersabda : tidak boleh ada dua agama di negeri Arab.

Abu Abdullah (Thoriq) bin Usyaim r.a. berkata : Saya telah mendengar Rasulullab s.a.w. bersabda : Siapa yang mengucapkan LAILAHA ILLALLAH dan kafir (ingkar) terhadap semua yang disembah selain Allah, maka telah haram darah, hartanya dan perhitungannya terserah kepada Allah. (HR. Muslim).
----------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 347-348.

MEREKA YANG MENYERBU PARIT

Dari segi moril pihak Ahzab sudah merasa begitu tinggi, sehingga ada beberapa orang ksatria dari Quraisy yang sudah berani maju ke depan, seperti ‘Amr bin ‘Abd Wudd, ‘Ikrima bin Abi JahI dan Dzirar bin’l-Khattab. Mereka langsung menyerbu parit itu. Mereka menuju ke suatu bagian yang agak sempit. Dipacunya kuda mereka itu sehingga mereka dapat menyeberangi parit dan sampai di Sabkha yang terletak antara parit dengan bukit Sal’. Ketika itu juga Ali bin Abi Talib keluar dengan beberapa orang dari kalangan Muslimin, terus cepat-cepat merebut sebuah rongga dalam parit yang telah diserbu oleh pasukan berkuda mereka, Ketika itu ‘Amr bin Abd. Wudd memanggil-manggil :
“Siapa berani bertanding?!”
Setelah ajakannya itu disambut oleh Ali bin Abi Talib, ia berkata lagi dengan congkak sekali : “Oh kemenakanku! Aku tidak ingin membunuhmu.”
“Tapi aku ingin membunuh kau”, sahut Ali.
Kemudian duel itu terjadi, dan Ali berhasil membunuhnya. Saat itu juga pasukan berkuda pihak Ahzab lari kucar-kacir, sehingga mereka terbentur sekali lagi ke dalam parit sambil lari terus tanpa melihat ke kanan kiri lagi.
Tatkala matahari sudah terbenam, ketika itu datang pula Naufal bin Abdullah bin’l-Mughira dengan menunggang kudanya hendak menyeberangi parit itu, tapi saat itu juga ia mendapat pukulan hebat sehingga ia berikut kudanya itu mati dan hancur di tempat tersebut. Dalam hal ini Abu Sufyan menyampaikan tawaran hendak menebus mayat kawannya itu dengan seratus ekor unta. Tetapi ia oleh Nabi s.a.w. ditolak seraya berkata : “Ambillah mayat itu. Barang yang kotor tebusannya kotor juga.”
Dengan cara yang berlebih-lebihan pihak Ahzab sekarang mulai lagi hendak mengobarkan api permusuhannya dengan maksud menakut-nakuti dan melemahkan jiwa kaum Muslimin. Orang-orang Quraiza yang bersemangat mulai turun dari benteng-benteng dan kubu-kubu mereka. Mereka memasuki rumah-numah di Medinah yang terdekat pada mereka. Maksud mereka mau menakut-nakuti penduduk.

MUSLIMIN DIANGGAP ENTENG OLEH QURAIZA
Pada waktu itu Shafia binti Abd’l-Muttalib sedang berada dalam Fari’, benteng Hassan bin Thabit. Juga Hassan ketika itu di sana dengan kaum wanita dan anak-anak. Waktu itu ada seorang orang Yahudi yang mundar-mandir sekeliling benteng itu.
“Kaulihat bukan?” kata Shafia kepada Hassan, “Orang Yahudi itu mundar-mandir sekeliling benteng kita. Sungguh aku tidak mempercayainya. Ia akan menunjukkan rahasia kita kepada pihak Yahudi. Sedang Rasulullah dan sahabat-sahabat sedang sibuk. Turunlah kau dan bunuh orang itu.”
“Semoga Tuhan mengampunimu, Shafia”, jawab Hassan. “Engkau tahu, aku bukan orangnya akan melakukan itu.”
Mendengar itu Shafia langsung mengambil sebatang tongkat. Ia turun dari benteng itu dan orang Yahudi tadi dipukulnya sampai ia menemui ajalnya.
“Hassan, turunlah dan lucuti dia. Sayang dia laki-laki; kalau tidak aku sendiri yang akan melakukannya.”
“Shafia, tidak perlu aku melucuti dia”, jawab Hassan. Penduduk Medinah masih dalam ketakutan, hati mereka masih gelisah selalu. Dalam pada itu yang selalu menjadi pikiran Muhammad ialah bagaimana caranya mencari jalan keluar. Dan sudah tentu menghadapi musuh dengan begitu saja bukan caranya. Harus ada suatu taktik. Dikirimnya utusan kepada pihak Ghatafan dengan menjanjikan sepertiga hasil buah-buahan Medinah untuk mereka asal mereka mau pergi meninggalkan tempat itu.
--------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 351-353.

Sabtu, 30 Maret 2013

SUTRAH BAGI ORANG SHOLAT (4)

Dari Abu Said Al-Khudriyyi r.a., ia berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda. : “Kalau seseorang di antara kamu sholat menghadapi sesuatu yang menutupinya dari manusia, lalu ada seseorang yang hendak lewat di hadapannya, maka hendaklah ia menolaknya dan kalau ia melawan, perangilah dia, karena ia itu tidak lain melainkan setan”. Muttafaq ‘alaih. Dan di satu riwayat : “Karena dia itu yang menyertainya (setan)”.

Dari Abu Hurairah r.a, ; Bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “Apabila seseorang di antara kamu sholat, hendaklah ía menaruh sesuatu di depannya. Kalau tidak dapat, hendaklah ía menancapkan tongkat, dan apabila tidak ada, hendaklah ia menggaris satu garisan supaya tidak akan mengganggu kepadanya apa-apa yang lewat di mukanya”. Dikeluarkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah, dan disahkan oleh Ibnu Hibban dan tidak benar orang yang mengatakan bahwa hadits itu mudltharib bahkan hadits itu hasan.
---------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat, halaman 87-88.

ANCAMAN MENGGANGGU DAN MENGANIAYA ORANG SALIHIN

Jundub bin Abdillah r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Siapa yang telah sholat subuh berarti telah berada dalam jaminan Allah, maka jangan sampai kamu dituntut oleh Allah, karena mengganggu orang yang dijamin Allah, maka siapa yang dituntut oleh Allah pasti terkena dan akan disungkurkan ke dalam neraka jahannam. (HR. Muslim).
--------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 346.

WALAUPUN SEMPIT BISA ARTISTIK

Kamar mandi Anda sempit? Jangan cemas. Seorang Ibu rumah tangga yang secara brilian mampu mengatasi kendala tersebut.
Caranya, ia memanfaatkan ruangan yang ada secara maksimal dengan menempatkan cermin di salah satu dinding ruangan. Ibu tersebut menata kamar mandinya dengan memisahkan lavatory dan closet dengan shower.
Closet dan lavatory ditempatkan dalam satu ruang. Untuk menimbulkan kesan luas, di dekat closet ditempatkan cermin berukuran dua kali satu meter persegi. Pada ruangan yang sama, di celah sempit yang menjorok sekitar 75 centimeter ke dalam diletakkan lavatory lengkap dengan cermin dan tempat kosmetik. Di ruang mandi (shower) perlengkapan mandi ditempatkan pada sudut-sudut ruang. Kesan lebih luas juga akan kentara dengan pemilihan warna yang cerah.
---------------------------------------------------
Majalah Triwulanan TOTO Media, Edisi 46 – Juni 1999, PT Surya Toto Indonesia, halaman 16-17

Jumat, 29 Maret 2013

Musholla Baitussalam Kompleks Kantor Kecamatan Banyumanik Semarang

Musholla Baitussalam
Kompleks Kantor Kecamatan Banyumanik
Jl. Prof. Soedarto No. 116 Semarang

SUTRAH BAGI ORANG SHOLAT (3)

Dari Abu Dzarr Alghifari r.a., ia berkata ; Rasulullah s.a.w. bersabda : “Perempuan, keledai dan anjing hitam memutuskan sholat seorang Muslim apabila tidak ada di depannya sutrah seperti di ujung kendaraan”. Alhadits dan di situ disebut bahwa : Anjing hitam itu adalah setan”. Dikeluarkan oleh Muslim.

Dan diriwayatkan Abu Daud dan Nasa’i dan Ibnu ‘Abbas seperti hadits itu juga, tapi tidak menyebutkan yang di akhirnya, dan ia khususkan dengan perempuan yang sedang haid

Sutrah = sesuatu yang diletakkan di depan orang yang sholat seperti anak panah, tongkat dan lain-lain.
-----------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat, halaman 87.

ANJURAN MENIRU DAN BERUSAHA UNTUK MENCAPAI KASIH ALLAH TA’ALA (2)

‘Aisyah r.a. berkata : Rasulullah mengirim suatu pasukan dan menyerahkan pimpinannya pada seseorang, mendadak orang itu tiap sholat dengan teman-temannya selalu menghabisi bacaannya dengan QUL HUWALLAHU AHAD. Dan ketika telah kembali, orang-orang menyebutkan kejadian itu kepada Rasulullah s.a.w., maka sabda Nabi : Tanyakan kepadanya : Mengapakah ia berbuat demikian? Dan setelah ditanya : jawabnya : Karena surat itu mengandung sifat Arrahman (Tuhan Allah). Maka saya suka membacanya. Maka sabda Nabi s.a.w. : Beritahukan kepadanya bahwa Allah ta’ala kasih padanya. (HR. Buchary dan Muslim)

Dalam lain riwayat : Karena kau cinta sifat Allah, maka Allah kasih padamu.
--------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 344.

QURAIZA MELANGGAR PERJANJIAN

“Kalau pasukan Ahzab itu berbalik?” tanyanya kemudian. Di sini Huyayy memberikan jaminan, bahwa kalau Quraisy dan Ghatafan sampai kembali dan tidak berhasil menghantam Muhammad ia pun akan tinggal dalam benteng itu dan akan tetap bersama-sama dalam seperjuangan. Dalam hati Ka’b nafsu Yahudinya sudah mulai bergerak-gerak. Permintaan Huyayy itu diterimanya, perjanjian dengan Muhammad dan kaum Muslimin mulai dilanggarnya dan ia sudah keluar dari sikap kenetralannya.

UTUSAN MUHAMMAD KEPADA QURAIZA
Berita-berita penggabungan Quraiza dengan pihak Ahzab itu sampai juga kepada Muhammad dan sahabat-sahabatnya. Mereka sangat terkejut sekali dan kuatir juga akan akibat yang mungkin terjadi. Muhammad segera mengutus Sa’d bin Mu’adh, pemimpin Aus dan Sad bin ‘Ubada, pemimpin Khazraj, disertai pula oleh Abdullah bin Rawaha dan Khawat bin Jubair dengan tujuan supaya mempelajari duduk perkara yang sebenarnya. Bilamana mereka kembali pulang, hendaknya dapat memberikan isyarat kalau memang hal itu benar, supaya jangan nanti sampai mematahkan semangat orang.
Tetapi sesampainya para utusan itu ke sana, mereka melihat keadaan Quraiza justru lebih jahat lagi dari apa yang pernah mereka dengar semula. Diusahakan juga oleh utusan itu supaya mereka mau menghormati perjanjian yang ada. Tetapi Ka’b berkata kepada mereka, supaya orang-orang Yahudi Banu Nadzir dikembalikan ke kampung halaman mereka. Ketika itu Sa’d bin Mu’adh — yang juga bersahahat baik dengan pihak Quraiza — mencoba meyakinkan supaya jangan sampai mereka mengalami nasib seperti yang pernah dialami oleh Banu Nadzir, atau yang lebih parah lagi dari itu. Pihak Yahudi sekarang mau terus melancarkan serangan kepada Muhammad s.a.w.
“Siapa Rasulullah itu?” kata Ka’b. “Kami dengar Muhammad tidak terikat oleh sesuatu persahabatan atau perjanjian apa pun!”
Kedua belah pihak itu lalu saling adu mulut.
Utusan-utusan Muhammad pulang. Mereka melaporkan apa yang telah mereka saksikan. Bencana besar kini mengancam. Kekuatiran makin menjadi-jadi. Penduduk Medinah kini melihat pihak Quraiza telah membukakan jalan bagi Ahzab, yang akan memasuki kota dan membasmi mereka. Hal ini bukan hanya sekadar khayal dan ilusi saja. Terbukti Banu Quraiza sekarang sudah memutuskan segala bantuan dan bahan makanan kepada mereka. Juga terbukti — sekembalinya Huyayy bin Akhtab yang memberitahukan kepada mereka, bahwa Quraiza telah tergabung dengan pihak Quraisy dan Ghatafan — jiwa mereka sudah berubah dan mereka sudah siap-siap melakukan peperangan. Soalnya lagi pihak Quraiza telah memperpanjang waktu selama sepüluh hari lagi buat pihak Ahzab guna mengadakan persiapan, asal Ahzab selama sepuluh hari itu benar-benar mau menyerbu kaum Muslimin. Dan memang itulah yang mereka lakukan. Mereka telah menyusun tiga buah pasukan besar guna memerangi Nabi. Sebuah pasukan di bawah pimpinan Ibn’l-A’war as-Sulami didatangkan dari jurusan sebelah atas wadi, pasukan yang dipimpin oleh ‘Uyayna bin Hishn datang dari sebelah samping, dan pasukan yang dipimpin oleh Abu Sufyan ditempatkan di jurusan parit. Dalam peristiwa inilah ayat berikut ini turun :
“Tatkala mereka datang kepadamu dari jurusan atas dan bawah, dan pandangan mata sudah jadi kabur, hati pun naik menyekat di kerongkongan (sangat gelisah), ketika itu kamu berprasangka tentang Tuhan, prasangka yang salah belaka. Saat itulah orang-orang yang beriman mendapat cobaan dan mereka mengalami kegoncangan yang hebat sekali. Dan ingat! Ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya itu berkata : Apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kami hanvalah tipu-daya belaka. Juga ketika ada satu golongan di antara mereka itu berkata: “Wahai penduduk Yathrib! Tak ada tempat buat kamu. Kembalilah kamu pulang.” Dan ada sebagian dari mereka itu yang meminta izin kepada Nabi seraya berkata : “Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka”. Tetapi sebenarnya tidak terbuka. Hanya saja mereka itu ingin melarikan diri.” (QS. 33 : 10-13)
Tetapi buat penduduk Yathrib masih dapat dimaafkan kalau mereka sampai begitu takut dan hati mereka tergoncang karenanya. Mereka yang masih dapat dimaafkan itu ialah yang berpendapat : Dulu Muhammad menjanjikan kami, bahwa kami mendapat harta kekayaan Kisra dan Kaisar Rumawi. Tetapi sekarang orang sudah merasa tidak aman lagi sekalipun hanya akan pergi ke kebun. Pandangan mata mereka yang jadi kabur pun dapat dimaafkan. Demikian juga mereka yang merasa sangat gelisah dalam ketakutan dapat juga dimaafkan. Bukankah maut juga yang sekarang sedang menari-nani di depan matanya, menjilat-jilat menyala keluar dari mata pedang yang di tangan Quraisy dan Ghatafan, menyusup-nyusup ke dalam hati sebagai ancaman, dan juga yang datang dari rumah-rumah Banu Quraiza yang berkhianat itu? Sungguh celaka orang-orang Yahudi. Sungguh patut sekali kalau Muhammad mengikis habis saja Banu Nadzir itu daripada hanya sekadar membiarkan mereka pergi dalam keadaan berkecukupan, serta membiarkan Huyayy cs. menghasut masyarakat dan kabilah-kabilah Arab supaya menghantam kaum Muslimin. Ya, sungguh suatu bencana besar, suatu ancaman besar. “Tak ada daya upaya kalau tidak dengan Allah juga.”
---------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 348-351.

Kamis, 28 Maret 2013

ANJURAN MENIRU DAN BERUSAHA UNTUK MENCAPAI KASIH ALLAH TA’ALA (1)

Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Sesungguhnya Allah telah berfirman : Siapa yang memusuhi seorang wali-Ku (kekasih-Ku), maka sungguh Aku menyatakan perang kepadanya. Dan tiada mendekat kepada-Ku seorang hamba-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada menjalankan apa-apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan selalu hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan menambah ‘amal-amal yang sunnat, sehingga Aku kasih kepadanya, maka apabila Aku telah kasih kepadanya, maka Aku sebagai pendengaran yang ia mendengar dengannya, dan penglihatan yang ia melihat dengannya, dan tangan yang digerakkannya, dan kaki yang ia berjalan dengannya. Dan bila ia minta pasti Aku memberinya, dan bila ia mohon berlindung pasti Aku melindunginya. (HR. Buchary)

Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Nabi s.a.w.: Apabila Allah kasih pada seorang hamba, maka memanggil Jibril dan memberitahu padanya : Allah telah kasih pada Fulan, maka kasihlah engkau padanya. Kemudian disiarkan pada sekalian ahli langit: Sesungguhnya Allah kasih kepada Fulan, maka kasihlah kamu sekalian padanya, dan setelah dikasihi penduduk langit, diberinya sukses pada orang bumi. (HR. Buchary dan Muslim).

Dalam riwayat Muslim ada tambahan: Demikian pula jika Allah membenci pada seorang hamba, memanggil dan memberitahu kepada Jibril bahwa Allah membenci pada Fulan, kemudian disiarkan pada sekalian penduduk langit bahwa Allah membenci pada Fulan. maka bencilah kamu kepadanya kemudian dibenci oleh penduduk bumi.
----------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 342-344.

SAMPAI USIA 50 TAHUN HANYA BERISTERIKAN KHADIJAH

Muhammad hidup hanya dengan Khadijah selama tujuh belas tahun sebelum kerasulannya dan sebelas tahun sesudah itu dan dalam pada itu pun samasekali tak terlintas dalam pikirannya ia ingin kawin lagi dengan wanita lain. Baik pada masa Khadijah masih hidup, atau pun pada waktu ia belum kawin dengan Khadijah, belum pernah terdengar bahwa ia termasuk orang yang mudah tergoda oleh kecantikan wanita-wanita yang pada waktu itu justru wanita-wanita belum tertutup. Bahkan mereka suka memamerkan diri dan memamerkan segala macam perhiasan, yang kemudian dilarang oleh Islam. Sudah tentu tidak wajar sekali apabila akan kita ljhat sesudah sampai lima puluh tahun, mendadak sontak ia berubah demikian rupa sehingga begitu ia melihat Zainab binti. Jahsy — padahal waktu itu istrinya sudah lima orang di antaranya Aisyah yang selalu dicintainya — tiba-tiba ia tertarik sampai ia hanyut siang-malam memikirkannya. Juga tidak wajar sekali apabila kita lihat, sesudah lampau lima puluh tahun usianya yang selama lima tahun sudah beristrikan lebih dari tujuh orang dan dalam tujuh tahun sembilan orang istri. Semuanya itu, motifnya hanya karena dia terdorong oleh nafsu kepada wanita, sehingga ada beberapa penulis Muslim — dan juga penulis-penulis Barat mengikuti Jejaknya — melukiskannya sedemikian rupa, demikian merendahkan yang bagi seorang materialis sekalipun sudah tidak layak, apalagi buat orang besar, yang ajarannya dapat mengubah dunia dan mengubah jalannya roda sejarah, dan masih selalu akan mengubah dunia sekali lagi, dan akan mengubah jalannya roda sejarah sekali lagi.

HANYA KHADIJAH YANG MEMBAWA KETURUNAN
Apabila ini suatu hal yang aneh dan tidak wajar, maka akan jadi aneh juga kita melihat bahwa perkawinan Muhammad dengan Khadijah telah memberikan keturunan, laki-laki dan perempuan, sampai sebelum ia mencapai usia lima puluh tahun, dan bahwa Maria melahirkan Ibrahim sesudah Muhammad berusia enam puluh tahun dan hanya dari yang dua orang ini sajalah yang membawa keturunan. Padahal istri-istri itu ada yang dalam usia muda, yang akan dapat juga hamil dan melahirkan, baik dari pihak suami atau pihak istri, dan ada yang sudah cukup usia, sudah lebih dari tiga puluh tahun umurnya, dan sebelum itu pun pernah pula punya anak. Bagaimana pula gejala aneh dalam hidup Nabi ini ditafsirkan, suatu gejala yang tidak tunduk kepada undang-undang yang biasa, yang terhadap kesembilan wanita itu?! Sebagai manusia, sudah tentu jiwa Muhammad cenderung sekali ingin beroleh seorang putra, sekalipun — dalam kedudukannya sebagai Nabi dan Rasul — dari segi rohani ia sudah menjadi bapa seluruh umat Muslimin.
--------------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 330-331.

SUTRAH BAGI ORANG SHOLAT (2)

Dari ‘Aisyah r.a., ia berkata ; Nabi s.a.w. ditanya di dalam perang Tabuk tentang sutrah orang sholat, beliau bersabda : “Seperti cagak di belakang Kendaraan”. Dikeluarkan oleh Muslim.

Sutrah = sesuatu yang diletakkan di depan orang yang sholat seperti anak panah, tongkat dan lain-lain. Tingginva kira-kira 2/3 hasta.

Dari Sabrah bin Ma’bad Aljuhaniyyi r.a., ia berkata ; Rasulullah s.a.w. bersabda : “Hendaklah bersutrah seseorang di antara kamu dalam sholat walau dengan anak panah” Dikeluarkan oleh Hakim
------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat,  halaman 86-87.

Rabu, 27 Maret 2013

WISATA SEPUTARAN TUGU MUDA

WISATA SEJARAH. TravelNusa (Traveler Nusantara). Semarang tak banyak memiliki tempat tujuan wisata, sehingga masih terasa sulit meninggalkan kenangan bagi setiap orang yang berkunjung ke kota ini. Kawasan Tugu muda mungkin bisa menjadi salah satu kenangan bagi wisatawan ke kota ini. Karena di kawasan ini ada monumen Tugu Muda yang menjadi simbol Kota Semarang. Tugu Muda adalah monumen berbentuk lilin dimana pada dindingnya terdapat relief cerita perjuangan Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang. Pada sisi lain terdapat gedung Lawang Sewu yang merupakan bangunan unik kantor perkeretaapian pada zaman Belanda dengan banyak jendela dan pintu (Kira-kira jumlahnya 1000 jadi diberi nama Lawang Sewu = Pintu Seribu). Dimana dalam ruangan-ruangan Lawang Sewu masih berhawa wingit atau angker atau mistis. Sedangkan disisi lain kawasan ini berdiri pula Museum Mandala Bhakti, museum yang menyimpan banyak barang–barang bersejarah saat perjuangan revolusi seperti alat–alat tempur dan lain sebagainya.
Bagi pecinta photografi kawasan ini bisa jadi surga untuk meng-eksploitasi kemampuan dan hobi kalian. Suasana siang atau malam sama serunya.

KEUTAMAAN CINTA KARENA ALLAH (11)

Anas r.a. berkata : Ada seorang duduk di sisi Nabi s.a.w. mendadak ada seorang berjalan, maka orang itu berkata : Ya Rasulullah saya kasih sungguh pada orang itu. Nabi bertanya : Apakah sudah kau beritahu padanya, bahwa kau kasih cinta padanya? Jawabnya : Belum. Bersabda Nabi s.a.w. : Beritahulah ia. Maka dikejarnya dan dikatakan kepadanya : Sesungguhnya saya cinta padamu karena Allah. Jawabnya : Semoga Allah kasih kepadamu, sebagaimana kau cinta kepadaku karena Allah. (HR. Abu Dawud)
--------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 341.

MUSIM DINGIN YANG LUAR BIASA

Pada waktu itu sedang terjadi musim dingin yang luar biasa disertai angin badai yang bertiup kencang, sehingga sewaktu-waktu dikuatirkan hujan lebat akan turun. Kalau orang-orang Mekah dan orang-orang Ghatafan dengan mudah saja dapat berlindung dalam rumah-rumah mereka di Mekah atau di Ghatafan, maka kemah-kemah yang mereka pasang sekarang di depan kota Yathrib itu samasekali takkan dapat melindungi mereka. Di samping itu tadinya memang mereka mengharap akan memperoleh kemenangan secara lebih mudah, tidak perlu susah payah seperti pada waktu di Uhud. Mereka akan kembali pulang dengan menyanyikan lagu-lagu kemenangan serta menikmati adanya pembagian barang-harang jarahan dan rampasan perang. Jadi apalagi kalau begitu yang masih menahan Ghatafan buat kembali pulang?! Mereka ikut melibatkan diri dalam perang itu hanya karena pihak Yahudi pernah menjanjikan mereka dengan buah-buahan hasil pertanian dan perkebunan Khaibar, apabila mereka memperoleh kemenangan. Tetapi sekarang mereka melihat untuk memperoleh kemenangan itu tampaknya tidak mudah, atau setidak-tidaknya sudah di luar kenyataan. Dalam musim dingin yang begitu hebat rupanya diperlukan kerja keras yang luar biasa yang akan membuat mereka lupa segala buah-buahan berikut kebun-kebunnya itu!
Sebaliknya pihak Quraisy yang hendak menuntut balas karena peristiwa Badr dan kekalahan-kekalahan lain sesudah Badr, pada suatu waktu masih akan dapat mengejar dengan harapan parit itu tidak akan selamanya berada dalam genggaman Muhammad dan selama pihak Banu Quraiza masih bersedia memberikan bantuan kepada penduduk Yathrib, yang akan memperpanjang perlawanan mereka sampai berbulan-bulan. Bukankah lebih baik pihak Ahzab itu kembali pulang saja? Ya! Akan tetapi mengumpulkan kembali kelompok-kelompok itu nanti buat memerangi Muhammad lagi bukanlah soal yang mudah. Sebenarnya orang-orang Yahudi itu, terutama Huyayy bin. Akhtab sebagai pemimpin mereka, sekali itu telah berhasil mengumpulkan kabilah-kabilah itu untuk membalas dendam golongannya dan golongan Banu Qainuqa’ terhadap Muhammad dan sahahat-sahabatnya. Apabila kesempatan itu sudah hilang, maka jangan diharap ia akan kembali, dan bilamana Muhammad mendapat kemenangan dengan ditariknya pihak Ahzab itu, maka bahaya besar akan mengancam pihak Yahudi.

HUYAYY KUATIR PIHAK AHZAB MENARIK DIRI
Semua itu sudah diperhitungkan oleh Huyayy bin Akhtab. Ia kuatir akan akibatnya jalan lain tidak ada. Ia harus mempertaruhkan nasib terakhir. Kepada pihak Ahzab itu ia membisikkan, bahwa ia sudah dapat meyakinkan Banu Quraiza supaya membatalkan perjanjian perdamaiannya dengan Muhammad dan pihak Muslimin, dan selanjutnya aku menggabungkan diri dengan mereka, dan bahwa begitu Banu Ouraiza melaksanakan hal ini, maka dari suatu segi terputuslah semua perbekalan dan bala bantuan kepada Muhammad itu, dan dari segi lain jalan masuk ke Yathrib akan terbuka. Quraisy dan Ghatafan merasa gembira atas keterangan Huyayy itu. Huyayy sendiri cepat-cepat berangkat hendak menemui Ka’b bin Asad, orang yang berkepentingan dengan adanya perjanjian Banu Quraiza itu. Tetapi begitu mengetahui kedatangannya itu Ka’b sudah menutup pintu bentengnya, dengan perhitungan bahwa pembelotan Banu Quraiza terhadap Muhammad dan membatalkan perjanjiannya secara sepihak kemudian menggabungkan diri dengan musuhnya, adakalanya memang akan menguntungkan pihak Yahudi kalaupun pihak Muslimin yang dapat dihancurkan. Tetapi sebaliknya sudah seharusnya pula mereka akan habis samasekali bila pihak Ahzab itu yang mengalami kekalahan dan kekuatan mereka hilang dari Medinah. Sungguhpun begitu Huyayy terus juga berusaha, hingga akhirnya pintu benteng itu dibuka.
“Ka’b, sungguh celaka”, katanya kemudian. “Saya datang pada waktu yang tepat dan membawa tenaga yang tepat pula. Saya datang membawa Quraisy dan Ghatafan dengan pemimpin-pemimpin dan pemuka-pemuka mereka. Mereka sudah berjanji kepadaku, bahwa mereka tidak akan beranjak sebelum dapat mengikis habis Muhammad dan kawan-kawannya itu.”
Tetapi Ka’b masih juga maju mundur. Disebutnya kejujuran serta kesetiaan Muhammad kepada perjanjian itu. Ia kuatir akan akibatnya atas apa yang diminta oleh Huyayy itu. Tetapi Huyayy masih terus menyebut-nyebut bencana yang dialami orang-orang Yahudi karena Muhammad itu, dan juga bencana yang akan mereka alami sendiri nanti bilamana Ahzab tidak berhasil mengikisnya. Diuraikannya juga kekuatan pihak Ahzab itu serta perlengkapan dan jumlah orangnya. Yang sekarang masih merintangi mereka untuk menumpas semua orang-orang Islam dalam sekejap mata itu, hanyalah parit itu saja. Sekarang Ka’b sudah mulai lunak.
-----------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 347-348.

SUTRAH BAGI ORANG SHOLAT (1)

Dari Abu Juhaim bin Harits r.a. ia berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda:” Sekiranya orang yang lalu di depan orang yang sedang sholat itu tahu akan dosa yang dipikulnya, niscaya ia berdiri empat puluh (hari) adalah lebih baik baginya daripada lalu di depannya orang yang sedang sholat”. Muttalaq ‘alaih. Dan lafadh ini oleh Imam Bukhari, dan tersebut dalam kitab Albazzar dari jalan lain : “empatpuluh tahun”

Sutrah = sesuatu yang diletakkan di depan orang yang sholat seperti anak panah, tongkat dan lain-lain.
--------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, halaman 86.

Selasa, 26 Maret 2013

KEUTAMAAN CINTA KARENA ALLAH (10)

Mu’adz r.a. berkata : Rasulullah memegang tanganku sambil bersabda : Hai Mu’adz sungguh saya kasih padamu, dan berpesan padamu : Jangan kautinggalkan tiap selesai sholat membaca : ALLAHUMMA A’INNI ALADZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBADATIKA, (Ya Allah, tolonglah saya untuk tetap berdzikir pada-Mu dan bersyukur pada-Mu dan menyempurnakan ibadatku kepada-Mu. (HR. Abu Dawud dan Nasa’i)
----------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 341.

Shafiyyah Binti Abdul Muththalib

Beliau adalah seorang mukminah yang telah berbai’at kepada Rasulullah s.a.w., seorang mujahidah, wanita yang sabar, ahli sya’ir yang mulia Shafiyyah binti Abdul Muththalib bin Hisyam Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab Al-Qurasyiyah Al-Hasyimiyah. Beliau adalah bibi Rasulullah , saudari dari singa Allah Hamzah bin Abdul Muththalib. Beliau juga seorang ibu dari sahabat agung Zubeir bin Awwam.
Shafiyyah tumbuh dalam rumah Abdul Muththalib, pemuka Quraisy dan orang yang memiliki kedudukan tinggi, terpandang dan mulia. Dialah yang dipercaya untuk mengurus pendatang yang berhaji.
Seluruh aktivitas tersebut membekas pada diri Shafiyyah, sehingga membentuk kepribadian beliau yang kuat. Beliau adalah seorang wanita yang fashih lisannya dan ahli bahasa. Seorang cendikiawan dan penunggang kuda yang pemberani. Beliau termasuk wanita yang awal dalam mengimani putra saudaranya yang jujur dan terpercaya yaitu Muhammad s.a.w., dan bagus keislamannya. Beliau berhijrah bersama putranya yang bernama Zubeir bin Awwam ke Madinah Al-Munawarah untuk menjaga keislamannya.
Shafiyyah r.a. menyaksikan tersebarnya Islam dan turut andil dalam menyebarkannya. Sungguh jihad telah menjadi darah dagingnya,. oleh karena itulah beliau tidak membuang kesempatan pada hari Uhud menjadi pelopor bagi para wanita yang ikut keluar untuk membantu para mujahidin dan mengobarkan semangat mereka untuk bertempur di samping beliau juga mengobati mujahidin yang luka-luka di antara mereka.
Tatkala takdir Allah menghendaki kaum muslimin terpukul mundur karena pasukan pemanah menyelisihi perintah Rasul s.a.w. sebagai panglima, maka banyak pasukan yang berpencar dari Rasulullah s.a.w.. Namun Shafiyyah tetap berdiri dengan berani sedangkan di tangannya menggenggam tongkat dan beliau pukul wajah orang-orang yang mundur dari peperangan seraya berkata : “Kalian hendak meninggalkan Rasulullah ?“
Manakala Shafiyyah mengetahui kesyahidan saudaranya Hamzah bin Abdul Muththalib r.a. yang dijuluki singa Allah yaitu dibunuh dengan sadis, maka Shafiyyah memberikan teladan yang agung bagi kita dalam hal kesabaran, ketabahan dan ketegaran. Beliau sendiri mengisahkan kepada kita apa yang beliau saksikan beliau berkata : “Pada hari terbunuhnya Hamzah, Zubeir menemuiku dan berkata : “Wahai ibunda sesungguhnya Rasulullah s.aw. menyuruh anda agar kembali.” Beliau menjawab, “Kenapa? Sungguh telah sampai kepadaku tentang dicincangnya saudaraku, namun dia syahid karena Allah, kami sangat ridha dengan apa yang telah terjadi, sungguh aku akan bersabar dan tabah insya Allah. Setelah Zubeir memberitahukan kepada Rasulullah s.a.w. tentang komentarku, beliau bersabda : ‘Berilah jalan baginya..!” Maka aku mendapatkan Hamzah dan tatkala aku melihatnya aku berkata : “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, kemudian aku mohonkan ampun baginya setelah itu Rasulullah s.a.w. memerintahkan untuk menguburkannya.
Gambaran lain dari Shafiyyah sang mujahidah dan penunggang kuda ini adalah tatkala terjadi perang Khandaq saat pasukan Yahudi mencoba menyerang tempat kaum wanita ketika itu para wanita muslimah dan anak-anak berada dalam sebuah benteng. Di sana ada juga Hassan bin Tsabit. Tatkala ada orang Yahudi mengelilingi benteng sedangkan kaum muslimin sedang menghadapi musuh. Maka berdirilah Shafiyyah dan berkata kepada Hassan, “Sesungguhnya laki-laki Yahudi ini menjadikan kita tidak aman karena mereka akan mengetahui kekurangan kita, maka berdirilah dan bunuhlah ia. Maka berkatalah Hassan, “Semoga Allah mengampuni anda, sungguh anda mengetahui bahwa seperti itu bukanlah keahlian saya.”
Ketika Shafiyyah mendengar jawaban Hassan beliau langsung bangkit dan dengan penuh semangat yang ada di jiwanya, beliau mengambil tongkat yang keras kemudian turun dari benteng. Beliau menunggu kesempatan lengahnya orang Yahudi tersebut lalu beliau memukulnya tepat pada ubun-ubun secara bertubi-tubi hingga dapat membunuhnya. Beliau memang, “Wanita pertama yang membunuh laki-laki.” Beliau kembali ke benteng dan tersirat kegembiraan pada kedua matanya karena mampu menghabisi musuh Allah yang berarti pula menjaga rahasia persembunyian para wanita dan kaum muslimah dari mereka. Kemudian beliau berkata kepada Hassan, “Turunlah dan lucutilah dia, sebab tiada yang menghalangi diriku untuk melucutinya melainkan karena dia seorang laki-laki.” Hassan berkata : “Saya tidak berkepentingan untuk melucutinya wahai binti Abdul Muththalib.”
Begitulah kaum muslimin mendapatkan kemenangan dalam perang ini dengan jiwa yang beriman dan pemberani yang tidak kenal istilah mustahil, dalam meraih jalan kemenangan
Tatkala perang Khaibar, Shafiyyah keluar bersama kaum muslimah untuk memompa semangat pasukan kaum muslimin. Mereka membuat perkemahan di medan jihad untuk mengobati pasukan yang terluka karena perang.
Rasulullah s.a.w. merasa senang dengan peran para mujahidah Sehingga mereka juga mendapatkan bagian dari rampasan perang.
Nabi mencintai bibinya, Shafiyyah dan memuliakan beliau serta memberikan kepada beliau bagian yang banyak.
Tatkala turun ayat : “Wa andzir ‘Asyiratakal aqrabin (Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat).” (As-Syura : 214)
Beliau bersabda :  “Hai Fathimah binti Muhammad, hai Shafiyyah binti Abdul Muththalib, wahai Bani Abdul Muththalib aku tidak kuasa menolong kalian dari siksa Allah. Mintalah kepadaku apa saja yang ada padaku.”

Shafiyyah mencintai Rasulullah s.a.w. sejak kecil dan mengikutinya. Beliau takjub dengan keadaan Nabi dan akhirnya mengimani kenabian beliau, menyertai beliau dalam peperangan dan merasa sedih tatkala wafatnya Rasulullah yang beliau ungkapkan dengan sya’irnya yang indah :
Wahai mata, tumpahkanlah air mata dan janganlah tidur
Tangisilah sebaik-baik manusia yang telah tiada
Tangisilah Al-Musthofa dengan tangisan yang sangat
Yang merasuk ke dalam hati laksana terkena pukulan
Nyaris aku tinggalkan hidup tatkala takdir datang padanya
Yang telah digariskan dalam Kitab yang mulia
Sungguh beliau pengasih kepada sesama hamba
Rahmat bagi mereka dan sebaik-baik pemberi petunjuk
Semoga Alah meridhainya tatkala beliau hidup dan mati
Dan membalasnya dengan jannah pada hari yang kekal


Shafiyyah r.a. hidup sepeninggal Rasulullah s.a.w. dengan penuh kewibawaan dan dimuliakan. Semua orang mengetahui keutamaan dan kedudukan beliau. Hingga tatkala beliau wafat pada zaman Khalifah Umar bin Khathab umur beliau mencapai lebih dari 70 tahun.
Semoga Allah merahmati Shafiyyah, sungguh beliau ibarat menara yang tinggi dalam sejarah Islam dan perjalanan hidup yang baik dalam hal pengorbanan dan jihad untuk menolong dienullah.
-------------------------------------------------------
NISAA' HAULAR RASUL, Mahmud Mahdi Al Istanbuli dan Musthafa Abu An Nashr Asy Syalabi (Para Penulis), MENGENAL SHAHABIAH NABI S.A.W. (Edisi Indonesia), Abu Umar Abdullah Asy Syarif (Penterjemah), At-Tibyan Solo, halaman 165 – 168

SYARAT-SYARAT SHOLAT (10)

Dari Abu Qatadah, ia berkata ; Adalah Rasulullah s.a.w. sholat sambil menggendong Umamah binti Zainab (cucunya), dan apabila sujud, beliau letakkan anak itu, dan apabila berdiri, beliau dukung lagi anak itu. Muttafaq ‘alaih, dan dalam riwayat Muslim : “Sedangkan beliau mengimami orang-orang di mesjid”.

Tidak halangan (tidak membathalkan sholat) membunuh ular dan kalajengking, dan menggendong anak sambil sholat. Adapun yang berpendapat, bahwa menggendong anak itu adalah khusus buat Rasulullah s.a.w, saja, samasekali tidak beralasan.

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata ; Rasulullah s.a.w. bersabda : Bunuhlah dua (macam binatang) yang hitam di dalam sholat, ular dan kalajengking”. Dikeluarkan oleh Imam yang Empat (Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasa’i) dan disahkan oleh Ibnu Hibban
-----------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat, halaman 85-86.

Senin, 25 Maret 2013

KEUTAMAAN CINTA KARENA ALLAH (9)

Abu Kuraimah (Almiqdad) bin Ma’dy Karib r.a. berkata : Bersabda Nabi s.a.w. : Jika seorang cinta kepada saudaranya, harus memberitahu kepadanya bahwa ia kasih sayang kepadanya karena Allah. (HR. Abu Dawud).
----------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 340-341.

MENGGALI PARIT SEKITAR MEDINAH



Tetapi cukup hanya bertahan sajakah menghadapi kekuatan raksasa itu? Salman al-Farisi adalah orang yang banyak mengetahui seluk-beluk peperangan, yang belum dikenal di daerah-daerah Arab. Ia menyarankan supaya di sekitar Medinah itu digali parit dan keadaan kota diperkuat dari dalam. Saran ini segera dilaksanakan oleh kaum Muslimin. Ketika menggali parit itu Nabi s.a.w. juga dengan tangannya sendiri ikut bekerja. Ia turut mengangkat tanah dan sambil terus memberi semangat, dengan menganjurkan kepada mereka supaya terus melipat-gandakan kegiatan. Pihak Muslimin sudah membawa alat-alat yang diperlukan, terdiri dari sekop, cangkul dan keranjang pengangkat tanah dari tempat orang-orang Yahudi Quraiza yang masih berada di bawah pihak islam. Dengan bekerja giat terus-menerus penggalian parit itu selesai dalam waktu enam hari. Dalam pada itu dinding-dinding rumah yang menghadap ke arah datangnya musuh, yang jaraknya dengan parit itu kira-kira dua farsakh, diperkuat pula. Rumah-rumah yang ada di belakang parit itu dikosongkan. Wanita dan anak-anak ditempatkan dalam rumah-rumah yang sudah diperkuat, dan di samping parit dari arah Medinah ditaruh pula batu supaya di waktu perlu dapat dilemparkan sebagai senjata.
Tatkala pihak Quraisy dan kelompok-kelompoknya itu datang dengan harapan akan menemui Muhammad di Uhud, ternyata tempat itu kosong. Mereka meneruskan perjalanan ke Medinah; tapi mereka dikejutkan oleh adanya parit. Di luar dugaan semula, mereka heran sekali melihat jenis pertahanan yang masih asing bagi mereka itu. Dibawa oleh perasaan jengkel, mereka pun menganggap bahwa berlindung di balik parit semacam itu adalah suatu perbuatan pengecut yang belum pernah terjadi di kalangan masyarakat Arab. Pasukan Quraisy dan sekutu-sekutunya lalu bermarkas di Mujtama’l’-As-yal di bilangan Ruma, dan pasukan Ghatafan serta pengikut-pengikutnya dari Najd, bermarkas di Dhanab Naqama. Sedang Muhammad sekarang berangkat dengan tiga ribu orang Muslimin, dengan membelakangi bukit Sal’ dan dijadikannya parit itu sebagai batas dengan pihak musuh. Di tempat inilah ia bermarkas dan memasang kemahnya yang berwarna merah.

QURAISY TERKEJUT MELIHAT PARIT
Pihak Quraisy dan kabilah-kabilah Arab lainnya melihat, bahwa tidak mungkin mereka menerobos parit itu. Dengan demikian selama beberapa hari mereka hanya saling melemparkan anak panah. Abu Sufyan sendiri dengan pengikut-pengikutnya pun yakin bahwa akan sia-sia saja mereka lama-lama menghadapi kota Yathrib dengan paritnya itu, karena tidak akan dapat mereka menerobosnya.
-------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 345.

SYARAT-SYARAT SHOLAT (9)

Dari Ali r.a., ia berkata ; Saya ada mempunyai dua tempo buat menghadap Rasulullah s.a.w. ; Jika saya datang kepadanya dan kebetulan beliau sedang sholat, beliau berdehem buat saya. Diriwayatkan oleh Nasa’i dan Ibnu Majah.

Dari Ibnu Umar r.a., ia berkata ; Saya berkata kepada Bilal : “Bagaimana kaulihat caranya Rasuluilah s.a.w. menjawab salam kepada mereka tatkala mereka memberi salam kepadanya sedangkan beliau sedang sholat?”. Bilal menjawab “Begini, dan ia membukakan telapak tangannya. Dikeluarkan oleh Abu Daud, Tirmidzi dan disahkannya.

Cara menjawab salam dalam sholat ialah dengan isyarat tangan saja, tidak dengan perkataan.
--------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat, halaman 84-85.

Minggu, 24 Maret 2013

MASJID JAMI' MABADIUL MUTTAQIN Kecamatan Duduksampeyan - Gresik

Suasana masjid di waktu subuh

MASJID JAMI' MABADIUL MUTTAQIN
Dusun Dalemrejo Desa Ambeng-ambeng Watangrejo
Kecamatan Duduksampeyan - Gresik

SYARAT-SYARAT SHOLAT (8)

Dari Mutharrif bin Abdullah bin Syikhkhir dari bapaknya r.a., ia berkata ; Saya melihat Rasulullah s.a.w. sholat dan di dalam dadanya ada suara seperti suara air mendidih dalam periuk, lantaran beliau menangis. Dikeluarkan oleh Imam yang Lima (Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasa’i) kecuali Ibnu Majah dan disahkan oleh Ibnu Hibban.
------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat, halaman 84.

KEUTAMAAN CINTA KARENA ALLAH (8)

Abu Idris Alkhaulani berkata : Saya masuk masjid di Damsyik tiba-tiba ada seorang pemuda yang tampan (putih mengkilat giginya) dikerumuni oleh orang-orang, bahkan mereka jika berselisih dalam sesuatu hal maka menyandar pada pendapatnya.
Maka saya bertanya tentang pemuda itu. Dikatakan kepada saya : Ia Mu’adz bin Jabal r.a. maka pada esok harinya saya datang ke masjid lebih pagi, mendadak saya lihat dia sudah ada di masjid sedang sholat, dan setelah selesai sholat saya datang memberi salam kemudian saya berkata : Demi Allah, sungguh saya cinta padamu. Jawab Mu’adz : Demi Allah? Jawabku : Demi Allah. Bertanya pula : Demi Allah? Jawabku : Demi Allah. Maka ia menarik pinggir (ujung) selendangku, supaya mendekat padanya, sambil berkata : Sambutlah khabar baik, saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : Allah berfirman : Pasti akan mendapat kasih saying-Ku orang yang berkasih sayang karena-Ku , dan sumbang-menyumbang ziyarah menziyarahi dan bantu-membantu, dan berkumpul karena-Ku.
(HR. Malik).
-------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 339-340.

Sabtu, 23 Maret 2013

DANAU BEDUGUL

Pura Ulun Danu Bratan
OBYEK WISATA. TravelNusa (Traveler Nusantara). Danau Bedugul berlokasi pada ketinggian daratan sekitar 1.239 meter di atas permukaan air laut dan di titik koordinat :  8°17'1"S dan 115°10'16"E, terdapat sebuah pura di pinggir danau Bedugul yang bernama Pura Ulun Danau Beratan. Keunikan inilah yang membuat wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang berkunjung sangat terkesan. Mereka tidak hanya bisa melakukan wisata sejarah, namun juga dapat menikmati keindahan alam di kawasan tersebut. Danau Bedugul para wisatawan akan disambut oleh warna-warni bunga, pepohonan cemara yang rindang, dan hijaunya rerumputan.
Danau Bedugul yang juga disebut danau Beratan mempunyai kedalaman hingga 23 meter. Biasanya wisatawan menyewa perahu tradisional atau perahu bermotor untuk mengelilingi danau agar dapat menikmati pemandangan danau dari jarak dekat.
Terdapat pula obyek wisata Kebun Raya Bedugul yang terkenal dengan berbagai macam tanaman buah yang menggoda selera. Lokasinya sekitar 300 meter dari danau Beratan Bedugul.
Akses munuju Pura Ulun Beratan sangat mudah, karena berada di pinggir jalan raya yang menghubungkan wilayah Kabupaten Tabanan dengan Kabupaten Singaraja. Tepatnya di wilayah Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Jarak yang ditempuh dari kota kota Denpasar sekitar 55 km, atau sekitar 1 jam perjalanan.
Tempat wisata ini sudah dilengkapi dengan fasilitas parkir yang memadai, toilet, dan taman bermain untuk anak-anak. Warung-warung kecil maupun restoran dengan berbagai menu yang menarik juga dekat dikawasan ini. Bagi wisatawan yang ingin berlama-lama, dapat memilih penginapan yang sesuai dengan isi kantong. Bagi saudara Muslim tidak jauh dari danau ini terdapat sebuah masjid, Masjid Besar Al-Hidayah Candikuning Bedugul Baturiti Tabanan Bali. Sangat cocok jika berlibur ke Bali bersama teman maupun keluarga.

PURA ULUN DANU BRATAN
Pura Ulun Danu Bratan atau Bratan Pura merupakan sebuah candi air besar di Bali, Indonesia. Pura Ulun Danau Beratan, bangunan puranya sangat mencirikan khas Bali, yaitu bangunan yang memiliki atap bertingkat, menara dengan atap 11 tingkat, 7 tingkat, dan 3 tingkat. Menara tersebut menyimbulkan kepercayaan umat Hindu di Bali terhadap tiga dewa, yakni Dewa Wisnu (11 tingkat), Dewa Brahma (7 tingkat) dan Dewa Siwa (3 tingkat). Kompleks candi ini terletak di tepi barat laut Danau Bratan di pegunungan dekat Bedugul. candi air memenuhi seluruh wilayah di daerah aliran; di tepi hilir ada banyak candi kecil air yang spesifik untuk setiap asosiasi irigasi (subak).
Candi ini sebenarnya digunakan untuk upacara persembahan untuk dewi Dewi Danu, dewi air, danau dan sungai. Danau Bratan merupakan salah satu danau penting dalam hal irigasi.
Kompleks ini dibangun pada tahun 1633 yang tersebar di beberapa pulau. Meru, dengan sebelas atap didedikasikan untuk Siwa dan istrinya Parwati. Buddha pun juga memiliki tempat dalam kuil dewa Hindu tersebut.
Danau Bratan dikenal sebagai danau "gunung suci", kawasan ini sangat subur, terletak pada ketinggian 1.200 meter, dan beriklim sangat dingin.

SYARAT-SYARAT SHOLAT (7)

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tasbih itu bagi laki-laki dan bertepuk tangan itu bagi wanita”. Muttafaq ‘alaih, dan Muslim menambah : “Di dalam sholat”.

Apabila imam ada kekeliruan ,ma’mum laki-laki harus memberi peringatan dengan membaca “subhanallah” adapun kalau ma’mum itu perempuan cara memberi peringatannya dengan tepuk tangan.
----------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat,  halaman 84.

PENDAPAT SEORANG YAHUDI

Dalam posisi orang-orang Yahudi menghadapi Quraisy ini dengan sikap lebih mengutamakan paganisma mereka daripada tauhid Muhammad, maka dalam Tarikh’l-Yahudi fi Bilad’l-’Arab, Dr. Israel Wolfinson menyebutkan : “Seharusnya mereka itu tidak boleh sampai terjerumus ke dalam kesalahan yang begitu kotor, dan jangan pula berkata dengan terus terang di depan pemuka-pemuka Quraisy, bahwa cara menyembah berhala itu lebih baik daripada tauhid seperti yang diajarkan Islam, meskipun hal itu akan mengakibatkan permintaan mereka tidak akan dipenuhi. Oleh karena orang-orang Israel sejak berabad-abad lamanya atas nama nenek-moyang dahulu kala sebagai pengemban panji tauhid (monotheisma) di antara bangsa-bangsa di dunia, dan telah pula mengalami pelbagai macam penderitaan, pembunuhan dan penindasan hanya karena iman mereka kepada Tuhan Yang Tunggal itu, yang mereka alami dalam berbagai zaman selama dalam perkembangan sejarah, maka sudah seharusnya mereka bersedia mengorbankan hidup mereka, mengorbankan segala yang mereka cintai dalam menghadapi dan menaklukkan kaum musyrik itu. Apalagi dengan minta perlindungan kepada pihak penyembah berhala, itu berarti mereka telah memerangi diri sendiri serta menentang ajaran-ajaran Taurat yang meminta mereka menjauhi penyembah-penyembah berhala dan dalam menghadapi mereka supaya bersikap seperti menghadapi musuh.”

YAHUDI MENGHASUT ORANG ARAB
Huyayy bin Akhtab dan orang-orang Yahudi yang sepaham dengan dia, yang telah mengatakan kepada Quraisy bahwa paganisma mereka lebih baik daripada tauhid Muhammad dengan maksud supaya mereka sudi memeranginya, dan yang akan mereka laksanakan setelah sekian bulan disiapkan, tampaknya tidak cukup sampai di situ saja. Malah orang-orang Yahudi itu pergi lagi menemui kabilah Ghatafan (Ghatafan merupakan sekumpulan kabilah-kabilah, yang terkenal di antaranya kabilah ‘Abs dan Dhubyan yang terlibat dalam perang Dahis, dan Dhubyan inii bercabang lagi menjadi ‘Ailan, Fazara, Murra, Asyja’, Sulaim dan lain-lain)  yang terdiri dan Qais Ailan, Banu Fazara, Asyja’ Sulaim, Banu Sa’d dan Asad, senta semua pihak yang ingin menuntut balas kepada Muslimin. Mereka ini aktif sekali mengerahkan orang supaya menuntut balas dengan menyebutkan bahwa Ouraisy juga ikut serta memerangi Muhammad. Paganisma Quraisy mereka puji dan mereka menjanjikan, bahwa mereka pasti akan mendapat kemenangan.
Kelompok-kelompok yang sudah diorganisasikan oleh pihak Yahudi itu kini berangkat hendak memerangi Muhammad dan sahahat-sahabatnya. Dari pihak Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan sudah disiapkan 4000 orang prajurit, tiga ratus ekor kuda dan 1500 orang dengan unta. Pimpinan brigade yang disusun di Dar’n-Nadwa diserahkan kepada ‘Uthman bin Talha. Ayah orang ini tetah mati terbunuh dalam memimipin pasukan di Uhud. Banu Fazara yang dipimpin oleh ‘Uyaina bin Hishi bin Hudhaifa telah siap dengan sejumlah pasukan besar dan 100 unta. Sedang Asyja’ dan Murra masing-masing membawa 400 prajurit. Pihak Murra dipimpin oleb Al-Harith bin ‘Auf dan dari pihak Asyja’ oleh Mis’ar ibn Rukhaila. Menyusul pula Sulaim, biang-keladi peristiwa Bi’ir Maun, dengan 700 orang. Mereka itu semua berkumpul, yang kemudian datang pula Banu Sa’d dan Asad menggabungkan diri. Jumlah mereka kurang lebih semuanya menjadi 10.000 orang. Semua mereka itu berangkat menuju Medinah di bawah pimpinan Abu Sufyan.
Setelah mereka sampai, selama dalam perang, pemuka-pemuka kabilah itu saling bergantian pimpinan, masing-masing sehari mendapat giliran.

MUSLIMIN GENTAR
Berita keberangkatan mereka ini sampai juga kepada Muhammad dan kaum Muslimin di Medinah. Mereka merasa gentar. Ya, sekarang seluruh kabilah Arab sudah bersatu sepakat hendak menumpas dan memusnahkan mereka, sudah datang dengan perlengkapan dan jumlah manusia yang besar, suatu hal yang dalam sejarah peperangan Arab secara keseluruhannya belum pernah terjadi. Apabila dalam perang Uhud Quraisy telah mendapat kemenangan atas mereka, ketika mereka keluar menyongsong keluar Medinah, padahal baik jumlah perlengkapan maupun jumlah manusiá jauh di bawah pasukan sekutu ini, apa lagi yang dapat dilakukan kaum Muslimin sekarang dalam menghadapi jumlah pasukan yang terdiri dari beribu-ribu manusia itu — barisan berkuda, unta, persenjataan serta perlengkapan lainnya?! Tidak ada jalan lain, hanya bertahan di Yathrib yang masih perawan ini, seperti dikatakan oleh Abdullah bin Ubayy.
------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 343-344.

KEUTAMAAN CINTA KARENA ALLAH (7)

Mu’adz r.a. berkata : Saya telah mendengar  Rasulullah s.a.w. bersabda : Allah berfirman : Mereka yang cinta kasih karena kebesaran-Ku mempunyai beberapa mimbar dari cahaya, yang diinginkan oleh para Nabi dan orang-orang mati syahid. (HR. At-tirmidzy)
----------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 339.

Jumat, 22 Maret 2013

TANAH LOT TABANAN

OBYEK WISATA. TravelNusa (Traveler Nusantara). Tanah Lot merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan, Pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Terletak pada titik koordinat   8°37'16" S   115°5'12" E, tepatnya di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Di komplek Tanah Lot ini terdapat banyak Pura. Ada sebuah Pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung) sering disebut Pura Batu Bolong. Ada pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu yang disebut Pura Enjung Galuh.

LEGENDA 
Pura Tengah Lot (Tanah Lot)
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Tanah Jawa. Beliau adalah Sanghyang Nirantha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti ajaran Sanghyang Nirantha.
Bendesa Beraben menyuruh Sanghyang Nirantha untuk meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah lot (= pantai, bahasa lokal, bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana.
Sanghyang Nirantha juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Dan pada saat Odalan atau hari raya di Pura ini yang diperingati setiap 210 hari sekali atau perayaan Galungan dan Kuningan yang tepatnya pada Hari Suci Buda Cemeng Langkir, ular-ular ini akan ada lebih banyak dari pada hari biasa di saat ramai orang yang bersembahyang di Pura ini. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben akhirnya menjadi pengikut ajaran Sanghyang Nirantha.
------------------------------------------
Sumber : Bli Agung Adi Tour Guide Wisata kami dan dari Wikipedia

SYARAT-SYARAT SHOLAT (6)

Dari Zaid bin Arqam r.a., bahwasanya ia berkata ; Sesungguhnya di zaman Rasulullah, kami biasa berkata-kata di dalam sholat, seseorang di antara kami menceriterakan keperluannya kepada kawannya, sehingga turun (ayat Al-Baqarah : 238 yang artinya) : “Peliharalah oleh kamu sholat-sholat itu dan sholat wustha (yang lebih penting/ sholat ‘Ashar) dan hendaklah kamu berdiri (sholat) karena Allah, dengan khusyu’. Maka (sejak waktu itu) kami diperintah diam jangan bercakap-cakap. Muttafaq ‘alaih, dan lafadh ini bagi Muslim.
---------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat, halaman 83-84.

KEUTAMAAN CINTA KARENA ALLAH (6)

Al-Barra’ bin Aazib r.a. berkata : Bersabda Nabi s.a.w. Berkenaan dengan sahabat Anshor : “Tiada cinta kepada mereka kecuali seorang mu’min dan tiada membenci mereka (sahabat Anshor) kecuali orang munafiq. Siapa yang kasih kepada Sahabat Anshor, maka akan dikasihi Allah, dan siapa yang membenci mereka dibenci Allah. (HR. Buchary dan Muslim)
-------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 339.

Kamis, 21 Maret 2013

PANTAI KUTA

OBYEK WISATA. TravelNusa (Traveler Nusantara). Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia. Kuta terletak di Kabupaten Badung. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur.
Rombongan wisata kami tiba di sini dengan menggunakan minibus yang mangkal di Pusat Oleh-oleh Krisna di Jl. Sunset Road No 88 Kuta Bali.
Seperti dituturkan Bli Agung Adi Tour Guide wisata kami, bahwa sebelum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang. Di mana produk dari lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. Pada abad ke-19, Mads Lange, seorang pedagang Denmark, datang ke Bali dan mendirikan basis perdagangan di Kuta. Keahliannya dalam bernegosiasi, membuat Mads Lange sebagai pedagang yang terkenal antara raja-raja Bali dengan Belanda.
Hugh Mahbett juga telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Praise to Kuta” yang berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas akomodasi wisata. Tujuannya untuk mengantisipasi ledakan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Buku itu kemudian menginspirasi banyak orang untuk membangun fasilitas wisata seperti penginapan, restoran dan tempat hiburan.
Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran dan tempat permandian serta menjemur diri. Pantai ini juga memiliki ombak yang cukup bagus untuk olahraga selancar (surfing), terutama bagi peselancar pemula.
--------------------------------------
Sumber : Bli Agung Adi Tour Guide Wisata kami dan dari Wikipedia

SYARAT-SYARAT SHOLAT (5)

Dari Muawiyah bin Al-Hakam ra., ia berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda : “Bahwasanya sholat ini tidak layak di dalamnya ada sesuatu perkataan manusia, ia hanyalah tasbih, takbir dan bacaan Qur’an”. Diriwayatkan oleh Muslim.

Melarang adanya perkataan manusia dalam sholat itu, berarti semua bacaan sholat itu adalah wahyu dari Allah kepada Nabi s.a.w.. Rasulullah s.aw. menganjurkan berdo’a dalam sholat sekehendak kita dan bila imam keliru, kita (ma’mum) harus menyebut “Subhanallah”, itu menunjukkan bahwa yang dilarang itu ialah bercakap-cakap dengan manusia.
---------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat, halaman 83.

UTUSAN YAHUDI KEPADA QURAISY

Rencana hendak menghasut orang-orang Arab adalah yang paling terutama menguasai pikiran pemuka-pemuka Banu Nadzir. Untuk melaksanakan rencana itu, beberapa orang dari kalangan mereka pergi hendak menemui Quraisy di Mekah. Mereka terdiri dari Huyayy bin Akhtab, Sallam bin Abi’l-Huqaiq dan Kinana bin’l-Huqaiq, bersama-sama dengan beberapa orang dari Banu Wa’il Hawadha bin Qais dan Abu ‘Ammar.
Ketika oleh pihak Mekah Huyayy ditanya mengenai golongannya itu ia menjawab : “Mereka saya biarkan mundar-mandir ke Khaibar dan ke Medinah, sampai tuan-tuan nanti datang ke tempat mereka dan berangkat bersama-sama menghadapi Muhammad dan sahabat-sahahatnya.”
Ketika oleh mereka ditanya tentang Quraiza, Ia menjawab : “Mereka tinggal di Medinah sekadar mau mengelabui Muhammad Kalau tuan-tuan sudah datang mereka akan bersama-sama dengan tuan-tuan.”

YAHUDI LEBIH MENGUTAMAKAN PAGANISMA DARIPADA ISLAM
Pihak Quraisy jadi ragu-ragu akan maju, atau mundur saja. Mereka dengan Muhammad tidak berselisih apa-apa, selain ajarannya tentang Tuhan. Bukan tidak mungkinkah bahwa dia juga yang benar, sebab makin hari ajarannya itu ternyata makin kuat dan tinggi juga?
“Tuan-tuan dari golongan Yahudi”, kata pihak Quraisy. “Tuan-tuan adalah ahli kitab yang mula-mula dan sudah mengetahui pula apa yang menjadi pertentangan antara kami dengan Muhammad. Soalnya sekarang. manakah yang lebih baik, agama kami atau agamanya?”
Pihak Yahudi menjawab : “Tentu agama tuan-tuan yang lebih baik, sebab tuan-tuan lebih benar dari dia.”
Dalam hal ini firman Tuhan dalam Quran menyebutkan : “Tidakkah engkau perhatikan orang-orang yang telah diberi sebagian kitab? Mereka percaya kepada sihir dan berhala dan mereka berkata kepada orang-orang kafir : “Jalan mereka lebih benar dari orang yang beriman. “Mereka itulah yang dikutuk oleh Tuhan. Dan barangsiapa yang dikutuk Tuhan, maka baginya takkan ada penolong. “ (QS 4 : 51-52)
-------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 342-343.

KEUTAMAAN CINTA KARENA ALLAH (5)

Abu Hurairah r.a berkata : Bersabda Nabi s.a.w. : Ada seorang berziyarah kepada temannya di suatu dusun, maka Allah menyuruh Malaikat menghadang di jalannya.................. Dan menyebut lanjutannya hadits yang tersebut pada hadits no 2 sebelum pasal ini; Hingga sampai pada Kalimat Nabi yang berbunyi : Sesungguhnya Allah kasih padamu sebagaimana cintamu kepada temanmu itu, karena Allah semata-mata (HR. Muslim)
-------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 338-339.

MENGINAP DI POP HARRIS HOTEL DENPASAR

Suasana Hotel di pagi hari
BALI TRIP 2012. Akhir Desember 2012 lalu bersama warga kampung saya menginap di kamar 310 Pop Harris Hotel yang berada di jalan Teuku Umar No. 74 Denpasar Bali 801113 Indonesia dengan konsep "eco-friendly and convenient accomodation"  baik untuk tamu bisnis dan tamu berlibur. Hotel yang dipilihkan oleh jasa wisata kami Setiabudi Tour (Unit kegiatan Karang Taruna Setiabudi Sumurboto Semarang). Dari kamar ini suasana lalu lintas jalan Teuku Umar yang membentang Utara-Selatan dapat terlihat dengan jelas.
Hotel bintang dua yang mulai beroperasi pada tahun 2010 dan memiliki total 146 kamar ini memiliki konsep budget city hotel bergaya pop, yang didesain secara dinamis sehingga sangat sesuai bagi para tamu yang berjiwa energik. Arsitektur bangunan serta interior ruangan Pop Harris Hotel di dominasi dengan konsep bergaya moderen minimalis. Secara Lansekap Hotel ini menurut pengamatanku masih terasa kurang teduh pemandangannya, taman yang ada didominasi dengan pohon atau tanaman pendek dan hanya beberapa yang berukuran sedang.
Berdasarkan penjelasan dari Satpam Hotel, hotel ini dapat dicapai dengan berkendaraan sekitar 30 menit dari bandara internasional Ngurah Rai Bali, pusat pertokoan, tempat makan dan pusat hiburan malam di daerah Kuta maupun Seminyak, Pantai Sanur dapat ditempuh dengan berkendaraan sekitar 15 menit, sedangkan pusat bisnis, pusat pertokoan, rumah makan dan pusat pemerintahan di kota denpasar dapat ditempuh sekitar 5 sampai 10 menit dengan berkendaraan dari hotel.

FASILITAS HOTEL
• Tempat Parkir Mobil
• Lobby Hotel
• Lift dan Tangga
• Fasilitas 2 Ruang Rapat masing-masing kapasitas 80 orang
• Mesin Penjual Makanan dan Minuman (Drinks and Snacks Vending Machines)
• Ruangan Bebas Rokok
• Layanan Laundry
• Toilet di Dantai Dasar  dekat Ruang Rapat
• Musholla di Basement

KAMAR HOTEL
Suasana Entrance di malam hari
Desain interior kamarnya unik dengan materi konstruksi ramah lingkungan demikian juga kamar mandinya, namun untuk keluarga saya kira kamarnya terlalu sempit. Fasilitas yang ada di dalam Kamar (Air Conditioning, Televisi LCD / layar plasma dengan jaringan TV satelit / kabel, Shower dengan air panas dan air dingin dengan ‘shower pod’ yang didesain secara eksklusif, sedangkan pemanas air menggunakan tenaga surya, Akses Internet nirkabel dan Safe Deposit Box) memberikan kenyamanan dan bagi yang tak terbiasa dengan closet duduk jangan “Nangkring”. Meski tempat tidur hanya untuk 2 orang, tetapi bisa digunakan sampai 3 atau 4 orang (syaratnya yang badannya agak kurusan ya, 3 di tempat tidur 1 di kursi panjang seperti dipan).  Layanan free WiFi-nya sangat mudah diakses di kamar maupun di lobi dengan adanya komputer yang bisa digunakan untuk berinternet ria. Hotel ini menyediakan sarapan pagi gratis berupa Nasi Jinggo bungkus daun dengan olahan masakan khas Bali (Free quick bite Nasi Jinggo), juga ada pilihan minuman kopi dan teh dalam sajian hangat.
Sayangnya layanan pembersihan kamar kalau kita menginap lebih dari 1 malam kurang diperhatikan sehingga tumpukan sampah di dalam keranjang sampah terlewat sampai sore atau bahkan sampai esok harinya.

Rabu, 20 Maret 2013

PURA ULUWATU BALI

OBYEK WISATA. TravelNusa (Traveler Nusantara). Uluwatu yang terletak dalam titik koordinat : S 08 49 47.1 dan E 115 05 07.6 berada di ujung selatan pulau Bali dan masuk wilayah administrasi Kabupaten Badung ini mengarah ke samudra Hindia, yang menarik untuk dilihat di sini adalah pura yang berdiri kokoh di atas batu karang yang menjorok ke arah laut dengan ketinggian sekitar 50 meter. Menurut Bli Agung Adi Tour Guide kami Pura Uluwatu bermakna Batu tinggi di selatan, karena ulu berarti tinggi dan watu berarti batu. Dan disekeliling hutan menuju Pura kita disambut oleh beberapa gerombolan monyet. Usahakan jangan membawa barang-barang yang sangat penting (perhiasan, kacamata dan lain-lain). Nilai sejarah berdirinya pura ini sangatlah yang sangat menarik bagi pecinta sejarah.
Sekitar tahun 1489 Masehi datanglah seorang purohita, sastrawan dan rohaniwan bernama Danghyang Dwijendra ke Pulau Bali. Danghyang Dwijendra adalah seorang pendeta Hindu, kelahiran Kediri, Jawa Timur.
Bli Agung Adi, Tour Guide wisata kami.
Danghyang Dwijendra pada waktu walaka bernama Danghyang Nirartha. Beliau menikahi seorang putri di Daha, Jawa Timur. Di tempat itu pula beliau berguru dan didiksa oleh mertuanya. Danghyang Nirartha dianugerahi bhiseka kawikon dengan nama Danghyang Dwijendra.
Setelah di-diksa, Danghyang Dwijendra diberi tugas melaksanakan dharmayatra sebagai salah satu syarat kawikon. Dharmayatra ini harus dilaksanakan di Pulau Bali, dengan tambahan tugas yang sangat berat dari mertuanya yaitu menata kehidupan adat dan agama khususnya di Pulau Bali. Bila dianggap perlu dharmayatra itu dapat diteruskan ke Pulau Sasak dan Sumbawa.
Danghyang Dwijendra datang ke Pulau Bali, pertama kali menginjakkan kakinya di pinggiran pantai barat daya daerah Jembrana untuk sejenak beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan dharmayatra. Di tempat inilah Danghyang Dwijendra meninggalkan pemutik (ada juga menyebut pengutik) dengan tangkai (pati) kayu ancak. Pati kayu ancak itu ternyata hidup dan tumbuh subur menjadi pohon ancak. Sampai sekarang daun kayu ancak dipergunakan sebagai kelengkapan banten di Bali. Sebagai peringatan dan penghormatan terhadap beliau, dibangunlah sebuah pura yang diberi nama Purancak.
Setelah mengadakan dharmayatra ke Pulau Sasak dan Sumbawa, Danghyang Dwijendra menuju barat daya ujung selatan Pulau Bali, yaitu pada daerah gersang, penuh batu yang disebut daerah bebukitan.
Setelah beberapa saat tinggal di sana, beliau merasa mendapat panggilan dari Hyang Pencipta untuk segera kembali amoring acintia parama moksha. Di tempat inilah Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh teringat (icang eling) dengan samaya (janji) dirinya untuk kembali ke asal-Nya. Itulah sebabnya tempat kejadian ini disebut Cangeling dan lambat laun menjadi Cengiling sampai sekarang.
Oleh karena itulah, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh ngulati (mencari) tempat yang dianggap aman dan tepat untuk melakukan parama moksha. Oleh karena dianggap tidak memenuhi syarat, beliau berpindah lagi ke lokasi lain. Di tempat ini, kemudian dibangun sebuah pura yang diberi nama Pura Kulat. Nama itu berasal dari kata ngulati. Pura itu berlokasi di Desa Pecatu.
Pura Uluwatu Kabupaten Badung
Sambil berjalan untuk mendapatkan lokasi baru yang dianggap memenuhi syarat untuk parama moksha, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh sangat sedih dan menangis dalam batinnya. Oleh karena beliau merasa belum rela untuk meninggalkan dunia sekala ini karena swadharmanya belum dirasakan tuntas, yaitu menata kehidupan agama Hindu di daerah Sasak dan Sumbawa. Di tempat beliau mengangis ini, lalu didirikan sebuah pura yang diberi nama Pura Ngis (asal dari kata tangis). Pura Ngis ini berlokasi di Banjar Tengah Desa Adat Pecatu.
Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh belum juga menemukan tempat yang dianggap tepat untuk parama moksha. Beliau kemudian tiba di sebuah tempat yang penuh batu-batu besar. Beliau merasa hanya sendirian. Di tempat ini, lalu didirikan sebuah pura yang diberi nama Pura Batu Diyi. Juga di tempat ini Danghyang Dwijendra merasa kurang aman untuk parama moksha. Dengan perjalanan yang cukup melelahkan menahan lapar dan dahaga, akhirnya beliau tiba di daerah bebukitan yang selalu mendapat sinar matahari terik. Untuk memayungi diri, beliau mengambil sebidang daun kumbang dan berusaha mendapatkan sumber air minum. Setelah berkeliling tidak menemukan sumber air minum, akhirnya Danghyang Dwijendra menancapkan tongkatnya. Maka keluarlah air amertha. Di tempat ini lalu didirikan sebuah pura yang disebut Pura Payung dengan sumber mata air yang dipergunakan sarana tirtha sampai sekarang.
Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh kemudian beranjak lagi ke lokasi lain, untuk menghibur diri sebelum melaksanakan detik-detik kembali ke asal. Di tempat ini lalu didirikan sebuah pura bernama Pura Selonding yang berlokasi di Banjar Kangin Desa Adat Pecatu. Setelah puas menghibur diri, Danghyang Dwijendra merasa lelah. Maka beliau mencari tempat untuk istirahat. Saking lelahnya sampai-sampai beliau sirep (ketiduran). Di tempat ini lalu didirikan sebuah pura yang diberi nama Pura Parerepan (parerepan artinya pasirepan, tempat penginapan) yang berlokasi di Desa Pecatu.
Mendekati detik-detik akhir untuk parama moksha, Danghyang Dwijendra menyucikan diri dan mulat sarira terlebih dahulu. Di tempat ini sampai sekarang berdirilah sebuah pura yang disebut Pura Pangleburan yang berlokasi di Banjar Kauh Desa Adat Pecatu. Setelah menyucikan diri, beliau melanjutkan perjalanannya menuju lokasi ujung barat daya Pulau Bali. Tempat ini terdiri atas batu-batu tebing. Apabila diperhatikan dari bawah permukaan laut, kelihatan saling bertindih, berbentuk kepala bertengger di atas batu-batu tebing itu, dengan ketinggian antara 50-100 meter dari permukaan laut. Dengan demikian disebut Uluwatu. Ulu artinya kepala dan watu berarti batu.
Sebelum Danghyang Dwijendra parama moksha, beliau memanggil juragan perahu yang pernah membawanya dari Sumbawa ke Pulau Bali. Juragan perahu itu bernama Ki Pacek Nambangan Perahu. Sang Pandita minta tolong agar juragan perahu membawa pakaian dan tongkatnya kepada istri beliau yang keempat di Pasraman Griya Sakti Mas di Banjar Pule, Desa Mas, Ubud, Gianyar. Pakaian itu berupa jubah sutra berwarna hijau muda serta tongkat kayu. Setelah Ki Pacek Nambangan Perahu berangkat menuju Pasraman Danghyang Dwijendra di Mas, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh segera menuju sebuah batu besar di sebelah timur onggokan batu-batu bekas candi peninggalan Kerajaan Sri Wira Dalem Kesari. Di atas batu itulah, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh beryoga mengranasika, laksana keris lepas saking urangka, hilang tanpa bekas, amoring acintia parama moksha.
Selain itu kawasan pantai di Uluwatu dengan ombaknya yang cukup besar sangat menantang untuk pencinta olahraga surfing, karena tepat di bawahnya terdapat pantai Pecatu yang sering digunakan sebagai tempat selancar untuk event-event Internasional. Dan setiap pukul 18.00 WITA ada pertunjukan Tari Kecak di pura ini.
----------------------------------
Sumber : Bli Agung Adi Tour Guide Wisata kami dan dari Jalan Asik

SYARAT-SYARAT SHOLAT (4)

Dari Abu Sa’id Al-Khudriyyi r.a., ia berkata ; Rasulullah s.a w. bersabda : “Apabila seseorang di antara kamu datang ke mesjid, hendaklah ia perhatikan, kalau nampak di terumpahnya ada kotoran, atau sesuatu yang tidak bersih, hendaklah ia menggosoknya, dan sholatlah memakai dua terumpah itu”. Dikeluarkan oleh Abu Daud dan disahkan oleh Ibnu Khuzaimah

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata ; Rasulullah s.a.w. bersabda : “Apabila seseorang di antara kamu menginjak kotoran dengan kedua sarung kakinya (sepatunya), maka pembersihnya itu ialah tanah”. Diriwayatkan oleb Abu Daud dan disahkan oleh Ibnu Hibban.

Terang bahwa menurut sunnah, kita boleh sholat memakai sendal, sarung-kaki (sepatu), bahkan menurut hadits riwayat Abu Daud dari Syaddad bin Aus, Nabi s.a.w. bersabda : “Janganlah menyerupai kaum Yahudi, mereka tidak suka sholat memakai sandalnya dan sarung-kakinya (sepatunya)”. Tapi sayang sekali masih banyak orang yang belum mengenal sunnah Nabinya, sehingga tidak sedikit yang menganggap tidak layak sholat pakai sandal, hampir-hampir saja di antaranya ada yang kufur akan hadits Nabi ini.
--------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat, halaman 82-83.

KEUTAMAAN CINTA KARENA ALLAH (4)

Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, kamu tiada dapat masuk sorga sehingga percaya (beriman), dan tidak percaya (beriman) sehingga kasih sayang pada sesama manusia. Sukakah saya tunjukkan perbuatan, kalau kamu kerjakan timbul rasa kasih sayang? Sebarkanlah salam di antara kamu. (HR. Muslim)
-------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 338.

Selasa, 19 Maret 2013

PASAR SENI GUWANG SUKAWATI BALI

WISATA BELANJA. TravelNusa (Traveler Nusantara). Pasar Seni Guwang yang terletak pada titik koordinat :   8°35'47" S dan 115°16'59" E, atau lebih terkenal dengan sebutan Pasar Seni Sukawati merupakan sebuah pasar yang sangat terkenal di Bali. Pasar Seni Guwang ini terletak di Jl. Raya Guwang Sukawati wilayah Kabupaten Gianyar dan menjual pakaian-pakaian santai dengan harga yang sangat miring tentunya setelah melewati proses “ADU MULUT” (Tawar Menawar). 
Pasar Seni Guwang Sukawati Gianyar Bali
Pasar Sukawati menyediakan pakaian-pakaian seperti Batik khas bali, selain batik khas bali juga tersedia berbagai macam baju-baju serta celana pendek harga miring yang akan cocok dipakai di pantai. Dan juga ada beberapa kaos yang bercorak Bali. Semua barang-barang disini bisa ditawar, dan sebagai tipsnya harganya bisa sepertiga dari harga pertama yang ditawarkan oleh penjualnya.
Dan untuk melancarkan tawarannya, sebaiknya datang ke pasar ini ketika pagi sekitar jam 8-10 karena para penjualnya baru selesai sembahyang dan mereka menggap jika jualan mereka berhasil di pagi tersebut akan mendatangkan kelarisan untuk jam-jam selanjutnya.
Selain pakaian-pakaian murah, di pasar ini juga terkenal dengan barang-barang seni seperti lukisan dari berbagai aliran lukisan. Juga ada berbagai model tas.
Dan sebelum menuju ke pasar Sukawati, sebaiknya mengunjungi Pusat Kerajina Perak Celuk. Di kerajinan perak celuk ini kita bisa membeli berbagai macam kerajinan yang terbuat dari perak. Dan kelebihan lainnya, disini kita juga bisa melihat secara langsung bagaimana para perajin membuat kerajinan perak tersebut.
--------------------------------------
Sumber : Bli Agung Adi Tour Guide Wisata kami

SYARAT-SYARAT SHOLAT (3)

Dari Abu Maitsad Alghanawi r.a. ia berkata ; Saya mendengarRasulullah s.a.w, bersabda : “Janganlah kamu sholat menghadap kubur dan janganlah duduk di atasnya”. Diriwayatkan oleh Muslim.

Yang terlarang itu ialah menghadap kuburan tertentu yang ada maksud lain, bukan dilarang menghadap ke jurusan yang ada kuburan.
-------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat, halaman 81-82.

PERMUSUHAN YAHUDI YANG SENGIT

Orang-orang Yahudi ialah musuh Muhammad yang paling tajam memperhatikan ajaran-ajaran dan cara berdakwahnya. Dengan kemenangannya itu merekalah yang paling banyak memperhitungkan nasib yang telah menimpa diri mereka. Mereka di negeri-negeri Arab sebagai penganjur-penganjur ajaran tauhid (monotheisma). Mengenai penguasaan bidang ini mereka bersaingan sekali dengan pihak Kristen. Mereka selalu berharap akan dapat mengalahkan lawannya ini. Dan barangkali mereka benar juga mengingat bahwa orang-orang Yahudi ialah bangsa Semit yang pada dasarnya lebih condong pada pengertian monotheisma. Sementara ajaran trinitas Kristen suatu hal yang tidak mudah dapat dicernakan oleb jiwa Semit. Dan sekarang Muhammad, orang yang berasal dari pusat Arab dan dan pusat orang-orang Semit sendiri, menganjurkan ajaran tauhid dengan cara yang sungguh kuat dan mempesonakan sekali, dapat menjelajahi dan merasuk sampai ke lubuk hati orang, dan mengangkat martabat manusia ke tingkat yang lebih tinggi. Sekarang ia sudah begitu kuat, dapat mengeluarkan Banu Qainuqa’ dari Medinah, mengusir Banu Nadzir dari daerah koloni mereka. Dapatkah mereka membiarkannya terus begitu, dan mereka sendiri pergi ke Syam atau pulang ke tanah air mereka yang pertama, ke Bait’l-Maqdis (Yerusalem) di Negeri yang Dijanjikan  (Palestina), ataukah mereka harus berusaha menghasut orang-orang Arab itu supaya dapat membalas dendam kepada Muhammad?
-------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 341-342.

KEUTAMAAN CINTA KARENA ALLAH (3)

Abu Hurairah r.a. berkata : bersabda Rasulullah s.a.w. : Pada hari Qiyamat Allah akan berfirman : Di manakah orang yang kasih sayang karena kebesaranku, kini Aku naungi di bawah naunganKu, pada sa’at dimana tiada naungan kecuali naungan-Ku. (HR. Muslim)
--------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 338.

Senin, 18 Maret 2013

HARUSKAH BERMADZHAB?

Bismillah. Alhamdulillah, washshallatu wassalamu ‘ala Rasulillah.
Ketahuilah wahai saudaraku! Sesungguhnya sikap kita terhadap Imam (madzhab) yang empat adalah sebagaimana sikap kaum muslimin yang adil terhadap para imam tersebut. Yaitu membela, mencintai, menghormati, dan memuji mereka, sebab ilmu dan taqwa yang ada pada mereka. Kita mengikuti mereka dalam beramal yang sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah, mendahulukan al-Qur’an dan Sunnah di atas pendapat-pendapat mereka, mempelajari pendapat-pendapat mereka sebagai alat bantu untuk mencari kebenaran dan meninggalkan apa yang menyelisihi al-Qur’an dan Sunnah. Adapun perkara yang tidak ada dalilnya secara jelas, maka yang benar adalah kita mempelajari ijtihad mereka, karena ijtihad mereka lebih benar dan baik dan ijtihad kita, karena ilmu dan taqwa mereka lebih besar. Akan tetapi, wajib bagi kita mencermati dan berhati-hati agar mengambil apa yang lebih Allah S.W.T. ridhai, lebih hati-hati, dan jauh dari perkara yang tidakjelas.
Maka pada kesempatan berbahagia ini akan kita ketengahkan hukum bermadzhab dan hal-hal yang menyangkut dengannya. Selamat membaca.
1. Wajib Beramal Berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah S.A.W.
Ketahuilah wahai saudaraku! Sesungguhnya banyak sekali dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah yang mewajibkan kita agar beramal dengan keduanya. Allah berfirman :
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu ikuti pemimpin-pemimpin selama-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya). (QS. al-A’raf [7] : 3)
Abdullah bin Abbas r.a. berkata, “Hampir saja hujan batu menimpa kalian, aku katakan ‘Rasulullah S.A.W. bersabda sedang kalian berkata ‘Abu Bakar dan Umar berkata (untuk membantah ucapan Rasulullah S.A.W., Pen.).”

2. Wajibkah Mengambil Madzhab Tertentu Dalam Beramal?
Ketahuilah wahai saudaraku! Tidaklah wajib bagi kita mengambil madzhab tertentu yang dijadikan patokan dalam beramal, dan inilah yang benar kanena tidak ada kewajiban kecuali apa yang Allah dan Rasul-Nya wajibkan. Sedangkan Allah dan Rasul-Nya tidaklah mewajibkan bagi manusia untuk mengambil madzhab tententu dari para imam yang membawanya untuk taklid (fanatik) kepada imam tersebut. Dan sungguh telah berlalu masa-masa mulia (zaman sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in) yang mereka berlepas diri dari sikap semacam ini. Maka dari sini jelaslah bahwasanya iltizam (senantiasa) dalam madzhab tententu tidaklah boleh dan ini adalah hukum asal. Akan tetapi, ini tidak secara mutlak (paten); kadang-kadang boleh pada kondisi tertentu, di antaranya :
  1. Jika seseorang tidak bisa mempelajari agamanya kecuali harus dengan madzhab tententu.
  2. Dengan iltizamnya ia dengan madzhab tersebut hingga ia mampu menolak bahaya yang besar dan bahaya tersebut tidak bisa dibendung kecuali dengan mengambil madzhab tersebut.

Kesimpulannya, ada ketentuan yang mengatur seseorang boleh mengambil madzhab tertentu yaitu sisi tinjauan maslahat (kebaikan) dan mafsadat (kerusakan/ keburukan). Jika dalam pengambilan madzhab tertentu ada maslahat besar yang diambil maka tidak mengapa mengambil madzhab tertentu. Namun, hendaknya diperhatikan bahasan berikut ini.

3. Kaidah Dalam Bermadzhab

Jika dibolehkan untuk mengambil (beriltizam) pada madzhab tertentu, maka hendaknya rambu-rambu berikut ini diperhatikan :
  1. Berpijaknya ia pada madzhab tertentu tidak menjadikannya membuat ketentuan berupa mendakwahkan madzhab tersebut, berteman dan bermusuhan dengan patokan madzhab tersebut, yang akan mengantarkan keluarnya ia dari jamaah kaum muslimin, dan memecah shof kaum muslimin. Karena ahlu bid’ah mereka membangun dakwahnya, wala (kecintaan) dan bara’nya (kebencian) pada seseorang atau pendapatnya. Adapun ahlus sunnah mereka tidaklah berdakwah kecuali mengajak manusia untuk mengikuti al-Qur’an dan Sunnah dan apa yang disepakati oleh ulama. Maka ini adalah pondasi yang suci tidak ada duanya.
  2. Tidak boleh berkeyakinan bahwasanya wajib bagi semua manusia untuk mengikuti madzhab tertentu dari para imam bukan imam selainnya. Dan anggapan imamnyalah yang benar yang wajib dilkuti adapun selainya tidak, maka barang siapa yang meyakini ini maka ia adalah bodoh dan sesat.
  3. Hendaknya ia berkeyakinan sesungguhnya imam yang ia bermadzhab dengannya tidak ada ketaatan pada imam tersebut kecuali hanya sekadar bahwasanya ia adalah penyampai agama dan syari’at Allah. Karena ketaatan mutlak hanya pada Allah S.W.T. dan Rasul-Nya.
  4. Jangan sampai terjatuh pada perkara-perkara yang terlarang (pelanggaran dalam madzhab) sebagaimana yang dilakukan oleh para penganut madzhab tertentu.

4. Pelanggaran Dalam Bermadzhab
  1. Ta’ashshub (fanatik) dan berpecah belah serta terjerumus dalam fitnah antana mereka. Telah dimaklumi bahwa berpegang teguh dengan jamaah kaum muslimin dan kasih sayang adalah salah satu pokok dari pokok-pokok agama, sedang masalah yang diperselisihkan di antara madzhab-madzhab adalah perkara yang cabang, maka haruskah dibenturkan antara yang pokok dan yang cabang, maka inilah diantara sekian sebab kaum muslimin dijajah dan dikuasai oleh musuh-musuh mereka.
  2. Berpaling dari wahyu, tidak memperdulikan dalil-dalil Al-Qur’an dan Sunnah, mencukupkan diri dengan pendapat-pendapat imam mereka dan menimbang al-Qur’an dan Sunnah dengan timbangan pendapat madzhab tensebut
  3. Membela madzhab dengan hadist-hadist lemah dan pemikiran-pemikiran yang rusak serta meninggalkan hadist-hadist yang shahih.
  4. Memposisikan imam yang diikuti para pengikutnya seperti posisi nabi pada umatnya, yang demikian itu jika sang pengikut bersikukuh dengan setiap apa yang dikatakan oleh imam mereka. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah r.a. berkata, “Adapun mewajibkan diri untuk mengikuti imam pada setiap apa yang ia ucapkan tanpa menyebutkan dalil yang menunjukkan kebenaran pendapat tersebut maka ini tidaklah benar, karena kedudukan ini adalah kedudukan Rasul yang tidak boleh dimiliki kecuali beliau S.W.T. Beliau juga mengatakan, “Dan ini adalah mengubah agama semisal pada yang dilakukan orang Nasrani yang Allah S.W.T. mencela mereka dalam firman-Nya : Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) al-Masih putra Manyam, padahal mereka hanya disunuh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. at-Taubah [9]: 31)

Inilah Nasihat dan Petuah Mereka Para Imam
Al-Imam Abu Hanifah r.a.  berkata :
“Jika aku berpendapat dengan pendapat yang menyelisihi kitab Allah Ta’ala dan hadits Rasul S.A.W. maka hendaknya kalian meninggalkan pendapatku.”

Al-Imam Malik berkata :
“Tidak ada seorang pun —setelah Nabi S.A.W.— kecuali pendapatnya bisa diambil dan ditinggalkan kecuali pendapatnya Nabi S.A.W.“

Al-Imam Syafi’i berkata :
“Kaum muslimin (ulama) telah sepakat bahwasanya jika telah jelas sunnah Rasulullah padanya maka tidak halal baginya untuk meninggalkan sunnah tersebut karena perkataan seseorang”

Al-Imam Ahmad berkata :
“Pendapat Auza’i, Malik, Abu Hanifah, semuanya adalah pendapat dan itu semua sama bagiku, hujjah hanya pada atsar (sunnah).”

Semoga bermanfaat dan menjadi pelajaran bagi kita dan seluruh kaum muslimin.
--------------------------------
Buletin Jum’at AL FURQON, Abu Luthfia, Edisi Tahun ke-7 Volume 3 No.2.