"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Sabtu, 30 Juni 2012

SEBABNYA MUHAJIRIN KEMBALI KE ABISINIA

Alasan-alasan yang dikemukakan mereka, dengan mengatakan, bahwa cerita gharaniq itu benar adanya, adalah suatu alasan yang lemah sekali dan tidak tahan uji. Baiklah kita mulai dulu dengan menolak Muir. Kembalinya kaum Muslimin ke Mekah dan Abisinia, pada dasarnya karena dua sebab :
Pertama, karena Umar ibn’l-Khattab masuk Islam tidak lama setelah mereka hijrah. Umar masuk Islam dengan semangat yang sama seperti ketika ia menentang agama ini dahulu. Ia masuk Islam tidak sembunyi-sembunyi. Malah terang-terangan ia mengumumkan di depan orang banyak dan untuk itu ia bersedia melawan mereka. Ia tidak mau kaum Muslimin sembunyi-sembunyi dan mengendap-endap di celah-celah pegunungan Mekah dalam melakukan ibadat, menjauhkan diri jauh dari gangguan Quraisy. Bahkan ia terus melawan Quraisy sampai nanti dia beserta kaum Muslimin itu dapat melakukan ibadat dalam Ka’bah.
Di sinilah pihak Quraisy menyadari, bahwa penderitaan yang dialami Muhammad s.a.w. dan sahabat-sahabatnya, hampir-hampir menimbulkan perang saudara, yang akibat-akibatnya tidak akan dapat dibayangkan, dan siapa pula yang akan binasa. Ada orang-orang dan kabilah-kabilah Quraisy dan dan keluarga-keluarga bangsawannya yang sudah menerima Islam, mereka akan lalu berontak bila siapa saja dan kabilahnya itu ada yang terbunuh sekalipun orang itu berlainan agama. Jadi, dalam memerangi Muhammad s.a.w. ini, mereka harus menempuh suatu cara yang tidak akan membawa akibat yang begitu berbahaya. Di samping itu supaya cara ini dapat pula disepakati oleh Quraisy mereka mengadakan genjatan senjata dengan pihak Muslimin, sehingga dengan demikian tiada seorang pun dari mereka itu yang boleh diganggu.
Inilah yang telah sampai kepada kaum pengungsi di Abisinia itu, dan membuat mereka berpikir-pikir akan kembali ke Mekah.
Kedua. Sungguhpun begitu, barangkali mereka masih maju mundur juga akan kembali, kalau tidak karena adanya sebab kedua yang telah menguatkan niat mereka, yakni pada waktu itu di Abisinia sedang berkecamuk suatu pemberontakan melawan Najasyi, yang dilancarkan karena adanya suatu tuduhan yang ditujukan kepadanya. Ia melaksanakan janjinya dan memperlihatkan rasa kasih-sayangnya kepada kaum Muslimin. Kaum Muslimin sendiri menyatakan harapannya sekiranya Tuhan akan memenangkan Negus terhadap lawannya itu. Tetapi mereka sendiri tidak sampai melibatkan diri dalam pemberontakan karena mereka adalah orang-orang asing, dan lagi mereka belum begitu lama tinggal di Abisinia. Bahwa yang telah sampai kepada mereka itu berita-berita perdamaian antara Muhammad s.a.w. dengan Quraisy, perdamaian yang menyelamatkan Muslimin dari gangguan yang pernah mereka alami, maka bagi mereka akan lebih baik meninggalkan kekacauan yang ada sekarang dan kembali bergabung kepada keluarga mereka sendiri.
Inilah yang telah mereka lakukan semua, atau sebagian dari mereka. Hanya-saja, sebelum mereka sampai ke Mekah, pihak Quraisy sudah berkomplot lagi terhadap Muhammad s.a.w. dan sahabat-sahabatnya. Kabilah-kabilah mereka sudah mengadakan persetujuan tertulis bersama-sama; mereka berjanji mengadakan pemboikotan total terhadap Banu Hasyim : tidak akan saling berjual-beli.
Dengan adanya penjanjian itu perang yang tak berkesudahan antara kedua belah pihak itu pun segera berkecamuk lagi. Sekarang mereka yang telah pulang dari Abisinia itu kembali lagi ke sana. Bersama mereka ikut pula orang-orang yang masih dapat pergi bersama-sama. Sekali ini mereka menghadapi kekerasan dari Quraisy, yang berusaha hendak merintangi mereka itu hijrah.
Jadi, bukanlah kompromi seperti yang disebutkan Muir itu yang menyebahkan Muslimin kembali dari Abisinia melainkan karena adanya perjanjian pendamaian sebagai akibat Umar yang telah masuk Islam serta semangatnya yang berapi-api hendak membela agama ini. Jadi dukungan mereka atas adanya cerita gharaniq dengan alasan kompromi itu, adalah dukungan yang sama sekali tidak punya dasar.
--------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 117-119

YAKIN DAN TAWAKAL (1)

Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Bersabda Rasulullah s.a.w.: Telah ditunjukkan kepadaku keadaan ummat yang dahulu, hingga saya melihat seorang Nabi dengan rombongan yang kecil, dan ada Nabi yang mempunyai pengikut satu dua orang, bahkan ada Nabi yang tiada pengikutnya. Mendadak terlihat padaku rombongan yang besar (yang banyak sekali), saya kira ummatku itu, maka diberitahukan padaku bahwa itu nabi Musa dan kaumnya, tetapi Kau lihat ke ufuk kanan dan kirimu, tiba-tiba di sana saya melihat rombongan yang besar sekali, dikatakan kepadaku : Itulah umatmu, dan disamping mereka ada tujuh puluh ribu yang masuk sorga tanpa perhitungan (hisab). Setelah itu Nabi bangun dan masuk ke rumahnya. Sehingga orang-orang sama membicarakan orang-orang yang akan masuk sorga tanpa hisab itu. Ada yang berpendapat : Mungkin mereka sahabat-sahabat Nabi s.a.w. Ada pula yang berpendapat : Mungkin mereka yang lahir dalam Islam dan tidak pernah mempersekutukan Allah, dan pendapat lain-lain yang mereka sebut. Kemudian Rasulullah s,a.w. kembali dan bertanya : Apakah yang sedang kau bicarakan? Mereka memberitahukan segala pembicaraan mereka. Maka Rasulullah s.a.w. bersabda : Mereka yang tidak pernah menjampi atau dijampikan dan tidak suka menebak nasib dengan perantaraan burung, dan kepada Tuhan mereka selalu berserah (tawakal). Maka bangun Ukkasjah bin Mihshan dan berkata : Ya Rasulullah do’akan semoga Allah memasukkan saya dari golongan mereka. Jawab Nabi : Engkau termasuk golongan mereka. Kemudian berdiri pula lain orang, dan berkata : Do’akan semoga Allah menjadikan saya dari golongan mereka! Jawab Nabi : Engkau telah didahului oleh Ukkasjah.  (HR Buchary dan Muslim)

Karena segala ikhtiar yang berupa tebakan kepada ghaib menyerupai kepercayaan kepada Allah, maka Islam mendidik kepada Ummatnya supaya jangan memberi kesempatan untuk masuknya kepercayaan-kepercayaan yang tidak berdasarkan kenyataan atau fikiran yang sehat, lebih baik kesemuanya yang ghaib itu diserahkan kepada Allah, dalam pengertian tawakkal. Dan kesemuanya untuk mengurangi atau membebaskan diri dari penipuan para Dajjal yang sengaja mencari keuntungan dengan berbagai cara yang rendah dan pengecut.
--------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 99-100.

Jumat, 29 Juni 2012

TAQWA / MENJAGA DIRI (5)

Abu Umamah (Shuday) bin Adjian Albahily r.a. berkata : Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. ketika berkhotbah di Hajjatil-wada’ bersabda : Bertaqwalah kepada Allah, sholatlah lima waktu, puasalah bulan Ramadhan, tunaikanlah zakat hartamu, dan ta’atlah kepada pimpinanmu, niscaya kamu akan masuk sorga yang disediakan oleh Tuhanmu. (HR. Attirmidzy)
-------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 96.

Masjid NURUL YAQIN, Damar Raya Banyumanik Semarang

Masjid Nurul Yaqin Banyumanik Semarang
Masjid NURUL YAQIN
Jl. Damar Raya No 1.D Banyumanik
Semarang

Masjid dengan gaya Arsitektur Tradisional Jawa pada tampak fisik bangunan, ornamen antar kolom di teras masjid dengan gaya lengkung mengambil gaya Arsitektur Masjid Timur Tengah

Pintu Masuk Lingkungan Masjid
Yang menarik dari masjid ini adalah penegasan entrance jamaah pria dan wanita sudah tegas begitu masuk areal masjid. Jamaah pria disambut di pintu utama halaman masjid dengan parkir, tempat wudlu dan mengarahkan pelaksanaan sholat dilantai dasar. Sedangkan untuk jamaah perempuan dengan pintu sendiri langsung mengarah tempat wudlu dan pelaksanaan sholat diarahkan langsung naik ke lantai 1.

Kamis, 28 Juni 2012

KONTRADIKSI DALAM CERITA GHARANIQ

Demikianlah cerita gharaniq ini, yang bukan seorang saja dari penulis-penulis biografi Nabi yang menceritakannya, demikian juga ahli-ahli tafsir turut menyebutkan, dan tidak sedikit pula kalangan Orientalis yang memang sudah sekian lama mau bertahan. Jelas sekali dalam cerita ini ada kontradiksi. Dengan sedikit pengamatan saja hal ini sudah dapat digugurkan.
Di samping itu cerita ini berlawanan pula dengan segala sifat kesucian setiap nabi dalam menyampaikan risalah Tuhan. Memang mengherankan sekali apabila ada beberapa penulis sejarah Nabi dan ahli tafsir dari kalangan Islam sendiri yang masih mau menerimanya. Oleh karena itu Ibn Ishaq tidak ragu-ragu lagi ketika menjawab pertanyaan dengan mengatakan bahwa cerita itu bikinan orang-orang atheis.

ALASAN PENDUKUNGNYA

Akan tetapi mereka yang berpegang pada alasan ini berusaha membenarkannya dengan berpegang pada ayat-ayat : “Dan hampir-hampir saja mereka itu menggoda kau sampai pada firman Tuhan: “Dan tiada seorang rasul atau seorang nabi yang Kami utus sebelum kau, apabila ia bercita-cita, setan lalu memasukkan gangguan ke dalam cita-citanya itu. Tetapi Allah menghapuskan apa yang dimasukkan setan itu. Kemudian Allah menguatkan keterangan-keterangan-Nya itu. Dan Allah Maha Mengetahui dan Bijaksana. Apa yang dimasukkan setan itu adalah ujian bagi mereka yang berpenyakit dalam hatinya dan berhati batu. Dan mereka yang melakukan kesalahan akan berada dalam pertentangan yang tak berkesudahan (QS. 22 : 52-53)

Ada orang yang menafsirkan kata “bercita-cita” itu dengan arti “membaca”, ada pula yang menafsirkannya dengan arti “bercita-cita” seperti yang sudah umum dikenal. Kedua mereka ini masing-masing berpendapat — diikuti oleh Orientalis-orientalis — bahwa Quraisy telah sampai di puncaknya menyiksa sahabat-sahabat Nabi, ada yang mereka bunuh, ada pula yang dilemparkan ke padang pasir, dijilat oleh terik matahari yang membakar, ditindih pula dengan batu seperti yang dialami oleh Bilal. Karena itu terpaksa ia menyuruh mereka hijrah ke Abisinia. Demikian juga masyarakatnya sendiri pun begitu kasar terhadap dirinya yang juga kemudian memboikotnya. Tetapi karena ia begitu menjaga keislaman mereka yang sudah lepas dan penyembahan berhala, ia pun lalu mendekati kaum musyrik dan membacakan Surah an-Najm dengan menambahkan lagi cerita gharaniq. Sesudah ia sujud mereka pun ikut pula sujud. Mereka lalu memperlihatkan suatu kecenderungan hendak mengikutinya, karena ia sudah memberi tempat kepada dewa-dewa mereka itu di samping Allah.
Atas peristiwa ini — yang juga disebutkan dalam beberapa buku biografi dan buku-buku tafsir — Sir William Muir menganggapnya sebagai suatu argumen yang kuat tentang adanya cerita gharaniq itu. Selanjutnya kaum Muslimin yang telah berangkat ke Abisinia itu belum lagi selang tiga bulan sejak mereka mengungsi, yang dalam pada itu mereka telah diberi suaka dengan baik sekali oleh pihak Najasyi. Kalau tidak karena tersiarnya berita, bahwa antara Muhammad s.a.w. dengan Quraisy sudah tercapai kompromi, tentu tak ada motif lain yang akan mendorong mereka itu kembali, ingin berhuhungan dengan keluarga dan kerabat mereka. Dan dari mana pula akan ada kompromi antara Muhammad s.a.w. dengan Quraisy itu, kalau bukan Muhammad s.a.w. juga yang mengusahakannya. Di Mekah ia termasuk minoritas dengan tenaga yang masih lemah. Juga sahabat-sahabatnya masih lemah sekali untuk dapat mempertahankan diri dari gangguan dan penyiksaan Quraisy.
-------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 116-117

TAQWA / MENJAGA DIRI (4)

Abu Thorif (Ady bin Hatim Atho’i) r.a. berkata : Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: Siapa yang telah bersumpah dengan nama Allah tidak akan berbuat sesuatu, kemudian ia berpendapat sekiranya ia berbuat apa yang telah disumpahkan tidak dilakukan itu, lebih dekat pada taqwa, maka harus merubah sumpahnya dengan menebus sumpahnya yaitu mengerjakan kaffarah (tebusan) sumpah itu, kemudian dikerjakan apa yang dipandang lebih dekat pada taqwa. (HR. Muslim)

-----------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 96.

Rabu, 27 Juni 2012

KEMBALINYA MEREKA YANG HIJRAH KE ABISINIA

Kaum Muslimin yang hijrah ke Abisinia tinggal selama tiga bulan di sana. Sementara itu Umar ibn’l-Khattab sudah pula masuk Islam. Setelah para pengungsi ini mengetahui bahwa pihak Quraisy sudah mulai surut dan mengganggu Muhammad s.a.w. dan pengikut-pengikutya — setelah Umar masuk Islam — menurut sebuah sumber, banyak di antara mereka itu yang kembali, dan sumber lain mengatakan semua mereka itu kembali ke Mekah. Tetapi setelah mereka sampai di Mekah, ternyata pihak Quraisy kembali menyiksa kaum Muslimin bahkan lebih keras lagi daripada yang pernah dialami kaum pengungsi itu dulu. Sebagian mereka ada yang kembali ke Abisinia, ada pula yang memasuki Mekah atau di dekat-dekatnya dengan sembunyi-sembunyi. Konon katanya, bahwa mereka yang kembali itu membawa pula sejumlah kaum Muslimin dan mereka ini tinggal di Abisinia sampai sesudah Hijrah dan sesudah keadaan Muslimin di Medinah jadi lebih stabil.
Apa pula motif yang mendorong kaum Muslimin di Abisinia itu kembali sesudah tiga bulan mereka tinggal di sana? Di sinilah munculnya cerita gharaniq itu yang dilangsir oleh Ibn Sa’d dalam dan oleh at-Tabaqat’l-Kubra dan oleh at-Tabari dalam Tarjkh‘r-Rusul wal-Muluk, yang juga sama dilangsir oleh ahli-ahli tafsir kalangan Muslimin dan penulis-penulis sejarah Nabi, dan lalu diambil pula oleh sekelompok Orientalis-orientalis yang dalam sekian lama oleh mereka tetap dipertahankan

GHARANIQ YANG LUHUR
Adapun timbulnya cerita gharaniq itu ialah, setelah Muhammad s.a.w. melihat pihak Quraisy menjauhinya dan sahahat-sahabatnya disiksa. Ia berharap-harap sambil mengatakan : Coba aku tidak mendapat perintah apa-apa yang kiranya akan menjauhkan mereka dari aku. Ia mengumpulkan golongannya dan mereka bersama-sama pada suatu hari duduk-duduk dalam sebuah tempat pertemuan di sekitar Mekah. Kepada mereka dibacakannya Surah An-Najm sampai pada firman Allah : “Adakah kamu perhatikan Lat dan ‘Uzza. Dan itu Manat ketiga, yang terakhir?” (QS 53 : 19-20). Sesudah itu lalu dibacakannya pula: “Itu gharaniq yang luhur, perantaraannya sungguh dapat diharapkan.”
Kemudian ia meneruskan membaca Surah itu seluruhnya sampai pada akhirnya ia sujud. Ketika itu semua orang ikut sujud, tak ada yang ketinggalan. Pihak Quraisy menyatakan kepuasannya atas apa yang telah dibaca Muhammad s.a.w. itu.
Kata mereka: “Kami tahu sudah bahwa Allah itu menghidupkan dan mematikan, menciptakan dan memberi rezeki. Tetapi dewa kami ini menjadi perantara kami kepada-Nya. Kalau ternyata dia juga kauberi tempat, maka kami pun setuju dengan kau.”
Dengan demikian hilanglah perselisihan dengan mereka itu. Peristiwa tersebut lalu tersebar di kalangan umum hingga sampai juga ke Abisinia. Pihak Muslimin lalu berkata: Di sana ada keluarga-keluarga dekat kami yang sangat kami cintai. Lalu mereka pun pulang kembali. Apabila pada tengah hari mereka sampai ke dekat Mekah mereka bertemu dengan rombongan kafilah Kinana yang lalu dan rombongan itu pun menjawab : Ia menyebutkan dewa-dewa mereka dengan baik dan mereka pun lalu mengikutinya. Kemudian ia berbalik lagi mencela dewa-dewa mereka itu dan mereka pun lalu memusuhinya lagi. Perbuatan mereka itu dibicarakan oleh pihak Muslimin. Tidak tahan lagi mereka ingin menemui keluarga, dan mereka lalu memasuki Mekah.
Sebabnya maka Muhammad s.a.w. berbalik tidak mau menyebutkan dewa-dewa Quraisy dengan baik — menurut beberapa sumber yang mencatat berita ini — ialah karena ia sudah tidak tahan atas ucapan Quraisy: “Kalau ternyata dewa-dewa kami juga kauberi tempat, maka kami pun setuju dengan kau,” dan karena ketika dia sedang duduk-duduk di rumahnya hingga sore Jibril datang dan bertanya :
“Aku membawakan dua anak kalimat ini kepadamu?” dengan menunjuk kepada “Itu gharaniq yang luhur, perantaraannya dapat diharapkan.”
Muhammad pun menjawab :
“Aku mengatakan sesuatu yang tidak dikatakan oleh Allah.” Kemudian Allah mewahyukan : “Dan hampir-hampir saja mereka itu menggoda kau tentang apa yang sudah Kami wahyukan kepadamu, supaya engkau mau atas nama Kami memalsukannya dengan yang lain.”
Ketika itulah mereka mengambil engkau menjadi kawan mereka. Dan kalaupun tidak Kami tabahkan hatimu, niscaya engkau hampir cenderung juga kepada mereka barang sedikit. Dalam hal ini, akan Kami timpakan, kepadamu hukuman berlipat ganda, dalam hidup dan mati. Selanjutnya engkau tiada akan mempunyai penolong menghadapi Kami.“ (QS 17 : 73 – 75)

Dengan begitu kembali ia memburuk-burukkan dewa-dewa Quraisy itu, dan Quraisy pun kembali lagi memusuhinya dan mengganggu sahbat-sahahatnya.
--------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 114-116

Shu, The Army Strategist

SUIKODEN 2. Setelah mengalahkan Neclord, perubahan besar terus terjadi. Highland Army lewat kendali Solon Jhee tangan kanan Luca Blight kian merajalela mencengkramkan tangan kekuasaannya keseluruh wilayah kekuasaan City-State. Setelah Muse City dikuasai sasaran Highland berikutnya adalah South Window City dan kepala Granmeyer, mayor of South Window City pun digantung di gerbang masuk kota sebagai bukti kekuasaan tirani mereka sehingga membuat masyarakat kota itu gempar. Sebagian dari teman-teman Hero Genkaku; Flik, Bolgan, Rina dan Pilika  yang berlindung di South Window City pun menyusul Hero Genkaku ke North Window City yang baru saja mengalahkan Neclord. Dan ditengah perjalanan teman Hero yang lain; Tsai, Leona dan Apple yang menyusul belakangan ke South Window City pun ikut menyelamat diri ke North Window City.
Ketika semua telah berkumpul di Aula Pertemuan, Hero Genkaku mengatakan bahwa jalan keluar yang terbaik adalah melawan serbuan Highland Army pimpinan Solon Jhee di North Window City dan Apple mengatakan dibutuhkan strategi yang tepat untuk mengalahkan pasukan besar dengan tentara kecil yang mereka miliki. Mereka masih memiliki kesempatan itu, yang mereka butuhkan adalah sosok yang tepat untuk memikirkan strategi itu, dialah Shu, teman Apple murid terbaik Master Mathiu Silverburg.
Akhirnya mereka membagi tugas Flik dan Viktor mengumpulkan sisa tentara yang kocar-kacir disekitar South Window City sedangkan Hero Genkaku dan Apple menemukan Shu di Radat Town dan mengajaknya bergabung.

UJIAN PERTAMA DIMULAI 
Sesampainya di Radat Town Hero Genkaku menuju rumah Shu, rumah berlantai dua dengan pagar tembok di sebelah barat Item Shop sesuai informasi masyarakat di kota ini.
Sesampainya di rumah ini seorang pelayan mempersilahkan mereka duduk. Shu adalah orang yang tegas tanpa basa-basi menanyakan maksud kedatangan Apple dan teman-temannya. Setelah Apple mengutarakan maksudnya untuk mengajak bergabung memikirkan cara mengalahkan kekejaman Luca Blight dan tentaranya. Shu dengan tegas menolak, dia sudah tidak peduli lagi dengan peperangan, dia lebih suka menggunakan ilmunya untuk memikirkan Perekonomian Dunia, karena itu adalah cara untuk menjadi kaya. Menurut pemikiran Shu, aturan bisa berubah, batas wilayah bisa berubah, negara bisa berganti penguasa, tetapi uang tetaplah uang. Berbisnis itu lebih baik daripada berperang.

KESUNGGUHAN BERBUAT
Mencari koin tantangan merekrut Shu
Di luar rumah Shu, Hero Genkaku mengatakan kepada Apple, mungkin masih ada cara lain untuk merubah pemikiran Shu. Dan Hero Genkaku pun mengajak Apple mencari tahu lewat penduduk Radat Town. Setelah mengelilingi kota akhirnya mereka menggali informasi di restoran kota sambil mengisi perut yang kosong. Ketika hendak meninggalkan Restoran, mereka berpapasan dengan Shu di pintu masuk. Shu berkata kepada Apple, kenapa masih di kota ini, karena cepat ataupun lambat Highland akan sampai di kota ini. Dan Apple kembali menegaskan kepada Shu bahwa dia tak akan meninggalkan kota sampai Shu berkenan membantu perjuangan mereka, sembari dia bersujud dihadapan Shu sebagai bukti kesungguhan permintaannya. Dan Apple mengingatkan Shu bahwa dia jauh lebih malu tidak berbuat sesuatu yang lebih baik padahal memiliki kesanggupan untuk merubah sesuatu yang buruk menjadi lebih baik.
Shu akhirnya meninggalkan Apple yang masih dalam posisi memohon. Setelah Shu pergi, Apple memohon kepada Hero Genkaku untuk tinggal beberapa waktu lagi guna menggali informasi cara meluluhkan hati Shu.
Mereka pun kembali mencari informasi dan bertemu dengan Richmond seorang negosiator ulung yang berdiri di depan Appreisal Shop di pintu selatan kota. Richmond mengenali Hero dan Nanami sebagai anak adopsi Gengkaku dan Apple sebagai murid dari Mathiu. Richmond menawarkan diri untuk menjadi negosiator dengan membayar jasanya 1500 potch, dan meminta menunggu kabar  darinya di penginapan Tora Inn yang terletak di pintu masuk utara kota. Sesampai di penginapan ternyata resepsionis telah menerima pesan Richmond dan mereka dipersilahkan menunggu di kamar atas. Menjelang malam akhirnya Richmond datang dengan membawa kabar bahwa besok pagi Shu akan mengadakan lawatan perdagangan melewati jembatan di barat kota, cobalah menemuinya disana. Dan akhirnya Hero Genkaku dan teman-teman menginap di Tora Inn .

UJIAN TERAKHIR
Pagi-pagi sekali mereka meninggalkan Tora Inn menuju ke jembatan di barat kota. Sesampainya disana mereka masih belum menjumpai Shu, selang beberapa saat kemudian terlihat Shu dari arah timur jembatan. Shu kembali menegaskan kepada Apple tak ada yang perlu dibicarakan lagi dari pembicaraan sehari sebelumnya. Tetapi nampaknya Shu berubah pikiran, dia memberikan tantangan kepada Apple dan teman-teman untuk menemukan Koin Emas dari Republik Toran yang dilemparkannya ke sungai, sebagai ganti dia akan memikirkan ajakan Apple bergabung dengan Aliansi.
Akhirnya mereka berusaha mengatasi tantangan itu, mereka mencoba menemui Penjaga Pintu Air untuk menutup sehari saja, permohonan itupun di tolak. Sesaat kemudian datang Amada, Kepala Penjaga Pintu Air menegaskan hal yang tak mungkin menutup pintu air. Apple memohon kepada Amada, demi kebaikan semua orang agar pintu air ditutup semalam. Hero Genkaku menegaskan kepada Amada, bahwa mereka tengah menjalani tantangan mencari Koin Emas, banyak orang akan bergantung dengan ditemukannya Koin Emas tadi, karena dengan itu mereka bisa menghentikan arogansi Highland. Amada menantang duel sebagai bukti kesungguhan tujuan mereka.
Setelah Hero mengalahkan duel satu lawan satu dengan Amada, akhirnya Pintu Air pun ditutup. Kemudian mereka pergi ke tangga yang menuju dasar sungai, setelah air sungai sedikit surut Apple pun mencari Koin Emas itu, Hero dan Nanami pun membantu meski Apple memperbolehkannya menunggu di penginapan.
Menjelang sore Hero Genkaku menemukan “Koin Emas” itu dan Shu telah melihat mereka di tepi sungai. Dan ketika Shu hendak melihat “Koin Emas” itu dia melihat tanda Rune di tangan kanan Hero Genkaku, seperti yang dimiliki oleh Master Genkaku sosok yang sangat berate bagi City-State pada masanya. Shu menegaskan kepada Hero Genkaku dengan rune di tangan kanannya itu mereka bisa memenangkan perang ini.

MENYUSUN STRATEGI
Di Aula Pertemuan Shu menegaskan kepada semua yang hadir jika ingin mengalahkan Highland Army jangan banyak bertanya tentang strategi perang yang telah dipikirkan. Flik memaparkan kepada Shu bahwa tentara yang mereka miliki 2.000 orang yang terdiri dari penduduk pelarian Muse, prajurit South Window, wanita dan anak-anak. Sedangkan menurut pantauan tentara Highland berjumlah 20.000 personil.
Shu merencanakan mengambil kekuatan musuh sebesar 5.000 sampai 7.000 personil dari sisa prajurit South Window yang dipaksa bergabung dengan tentara Highland. Freed ditugaskan Shu menyusup ke tentara Highland dan South Window untuk menyebarkan isu bahwa perang ini bisa dimenangkan, karena pemberontak yang ada di North Window jumlahnya sangat kecil. Shu berencana menempatkan Viktor, Flik dan Tsai bertahan di North Window, sementara Shu menginginkan Hero Genkaku  menyisir pantai dengan perahu untuk memposisikan diri berada dibelakang tentara Highland tepat dimana Jendral Solon Jhee berada, dan menyerang dari belakang. Shu meminta Apple menyiapkan 300 personil membantu unit Hero Genkaku.
Keesokan harinya di Aula Pertemuan, prajurit telik sandi melaporkan bahwa tentara Highland telah bergerak dibawah pimpinan Solon Jhee dan didampingi oleh Culgan dan Seed. Benar juga apa kata Shu, mereka membawa 5 batalyon termasuk yang dibawah komando ketika pimpinan utama. Sisa 3 batalyon adalah prajurit South Window yang salah satunya dikomandani Freed. Shu berpesan kepada Hero Genkaku untuk konsentrasi menyerang batalyon Solon Jhee.
Iringan-iringan pasukan yang dibawa Solon Jhee terus bergerak mendekati North Window  3 batlyon prajurit South Window dibarisan paling depan berikutnya Culgan, Seed dan 2 batalyon tentara Highland dan paling belakang adalah batalyon Solon Jhee.
Saat musuh makin mendekati North Window, Shu memerintahkan Hero Genkaku segera memberikan serangan kejutan pada batalyon Solon Jhee. Serangan kejutan itu membuat kocar-kacir pasukan yang ada di barisan depan. Freed menyemangati sisa prajurit South Window yang masih setia pada Granmeyer, bahwa tentara Hero Genkaku dengan jumlah yang lebih kecil mampu memukul batalyon Solon Jhee dan mengingatkan mereka bahwa sekarang adalah saatnya membayar kehormatan South Window. “Hancurkan Tentara Highland !!!”, teriak Freed pada prajurit South Window.
Pasukan Flik, Viktor dan Tsai di dekat North Window bertambah 5.000 sampai 7.000 personil dengan bergabungnya prajurit South Window. Dan tentara Highland kocar-kacir dengan kepungan itu. Dan akhirnya Solon Jhee memerintahkan pasukan yang tersisa mundur, “Retreat, Full Retreat !!!!”

TAQWA / MENJAGA DIRI (3)

Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Biasanya Nabi s.a.w. berdo’a : ALLAAHUMMA INNII AS’ALUKAL HUDAA WATTUQAA WAL’AFAAFA WALGHINAA (Ya Allah saya mohon kepada-Mu hidayat, jiwa bertaqwa, kesopanan dan kekayaan). (HR. Muslim)

Sesungguhnya do’a yang diajarkan oleh Rasulullah sa.w. demikian singkat, tetapi meliputi segala kepentingan hidup. Hidayat meliputi segala jalan ikhtiar sehingga selamat dari kesesatan. Taqwa berarti waspada dan hati-hati serta teliti. Kesopanan berarti menjaga kehormatan diri sehingga tidak terjerumus ke dalam lembah kerendahan. Kekayaan meliputi kekayaan hati, maupun kekayaan harta. Dan keempat macam permintaan itu semua hajat kebutuhan manusia yang tidak dapat ditinggalkan satupun daripadanya.
----------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 95-96.

Selasa, 26 Juni 2012

ISLAMNYA UMAR IBN’L-KHATTAB

Waktu itu Umar ibn’l-Khattab adalah pemuda yang gagah perkasa, berusia antara tiga puluh dan tiga puluh lima tahun. Tubuhnya kuat dan tegap, penuh emosi dan cepat naik darah. Kesenangannya foya-foya dan minum-minuman keras. Tetapi terhadap keluarga ia bijaksana dan lemah lembut. Dari kalangan Quraisy dialah yang paling keras memusuhi kaumMuslimin.
Akan tetapi sesudah ia mengetahui, bahwa mereka sudah hijrah ke Abisinia dan mengetahui pula rajanya memberikan perlindungan kepada mereka, ia pun merasa kesepian berpisah dengan mereka itu. Ia merasakan betapa pedihnya hati, betapa pilunya perasaan mereka berpisah dengan tanah air.
Tatkala itu Muhammad s.aw. sedang berkumpul dengan sahabat-sahabatnya yang tidak ikut hijrah, dalam sebuah rumah di Shafa. Di antara mereka ada Hamzah pamannya, Ali bin Abi Talib sepupunya, Abu Bakr bin Abi Quhafa dan Muslimin yang lain. Pertemuan mereka ini diketahui Umar. Ia pun pergi ke tempat mereka, ia mau membunuh Muhammad s.a.w.. Dengan demikian bebaslah Quraisy dan kembali mereka bersatu, setelah mengalami perpecahan, sesudah harapan dan berhala-berhala mereka hina.
Di tengah jalan ia bertemu dengan Nu’aim bin Abdullah. Setelah mengetahui maksudnya, Nu’aim berkata : “Umar, engkau menipu diri sendiri. Kau kira keluarga ‘Abd Manaf akan membiarkan kau merajalela begini sesudah engkau membunuh Muhammad s.a.w.? Tidak lebih baik kau pulang saja ke rumah dan perbaiki keluargamu sendiri?!”
Pada waktu itu Fatimah, saudaranya, beserta Sa’id bin Zaid suami Fatimah sudah masuk Islam. Tetapi setelah mengetahui hal ini dari Nu’aim, Umar cepat-cepat pulang dan langsung menemui mereka. Di tempat itu ia mendengar ada orang membaca Quran. Setelah mereka merasa ada orang yang sedang mendekati, orang yang membaca itu sembunyi dan Fatimah menyembunyikan kitabnya.
“Aku mendengar suara bisik-bisik apa itu?!” tanya Umar.
Karena mereka tidak mengakui, Umar membentak lagi dengan suara lantang. “Aku sudah mengetahui, kamu menjadi pengikut Muhammad s.a.w. dan menganut agamanya!” katanya sambil menghantam Sa’id keras-keras. Fatimah, yang berusaha hendak melindungi suaminya, juga mendapat pukulan keras. Kedua suami istri itu jadi panas hati.
“Ya, kami sudah Islam! Sekarang lakukan apa saja”, kata mereka.
Tetapi Umar jadi gelisah sendiri setelah melihat darah di muka saudarinya itu. Ketika itu juga lalu timbul rasa iba dalam hatinya. Ia menyesal. Dimintanya kepada saudarinya supaya kitab yang mereka baca itu diberikan kepadanya. Setelah dibacanya, wajahnya tiba-tiba berubah. Ia merasa menyesal sekali atas perbuatannya itu. Menggetar rasanya ia setelah membaca isi kitab itu. Ada sesuatu yang luar biasa dan agung dirasakan, ada suatu seruan yang begitu luhur. Sikapnya jadi lebih bijaksana.
Ia keluar membawa hati yang sudah lembut dengan jiwa yang tenang sekali. Ia langsung menuju ke tempat Muhammad s.a.w. dan sahabat-sahabatnya itu sedang berkumpul di Shafa. Ia minta izin akan masuk, lalu menyatakan dirinya masuk Islam. Dengan adanya Umar dan Hamzah dalam Islam, maka kaum Muslimin telah mendapat benteng dan perisai yang lebih kuat. Dengan Islamnya Umar ini kedudukan Quraisy jadi lemah sekali. Sekali lagi mereka mengadakan pertemuan guna menentukan langkah lebih lanjut. Sebenarnya peristiwa ini telah memperkuat kedudukan kaum Muslimin, telah memberikan unsur baru berupa kekuatan yang luar biasa yang menyebabkan kedudukan Quraisy terhadap kaum Muslimin dan kedudukan mereka terhadap Quraisy sudah tidak seperti dulu lagi. Keadaan kedua belah pihak ini kemudian diteruskan oleh suatu perkembangan politik baru, penuh dengan peristiwa-peristiwa, dengan pengorbanan-pengorbanan dan kekerasan-kekerasan baru lagi, yang sampai menyebabkan terjadinya hijrah dan munculnya Muhammad s.aw. sebagai politikus di samping Muhammad s.a.w. sebagai Rasul.
---------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 111-113

Masjid BAITUL MAKMUR Tunggu Meteseh Tembalang Semarang

Masjid Baitul Makmur Meteseh Semarang
Masjid BAITUL MAKMUR
Jl. KH Abdul Manan No 2
Tunggu Meteseh Tembalang
Semarang 50271

Masjid ini masih mempertahankan ruang wudlu dengan kolam bak besar, meskipun sudah ada kran air. Terdapat pula pesantren kecil di lingkungan masjid.

TAQWA / MENJAGA DIRI (2)

Abu Said Alchudry r.a. berkata: Bersabda Nabi s.a.w.: Sesungguhnya dunia ini sangat manis dan indah (menarik perhatian) dan Allah menyerahkannya kepada kamu untuk dilihat bagaimana kamu berbuat. Karena itu berhati-hatilah dalam dunia dan berhati-hatilah dari wanita. Sesungguhnya pertama fitnah (ujian) Bani Isra’il terjadi dari wanita. (HR. Muslim)

Memang ujian dunia dan wanita sering menggugurkan iman, sejarah manusia penuh membuktikan yang dernikian itu, Sebab itu hendaklah manusia berhati-hati benar, jangan sampai terpedaya atau masuk dalam perangkap syaithan, dalam menghadapi keduanya itu.
-------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 95.

Senin, 25 Juni 2012

RUH DAN ISLAM

Dan ruh! Soal ruh adalah urusan Tuhan. Ruh yang berhubungan dengan kekekalan dan keabadian zaman. Segala perbuatan baik bagi ruh ini tak ada tabir yang akan menutupinya dari Tuhan, dan tak ada kekuasaan apa pun selain Allah. Orang-orang yang kaya, yang kuat atau yang jahat dapat saja menyiksa jasad ini, dapat saja memisahkannya dari segala kesenangan dan hawa nafsu dan dapat saja menghancurkan semua itu, tetapi ruh atau jiwa itu takkan dapat mereka kuasai selama yang bersangkutan mau menempatkannya lebih tinggi di atas segala kekuasaan materi dan waktu, dan tetap berhubungan dengan seluruh alam ini.
Manusia itu akan mendapat balasan atas segala perbuatan bilamana kelak setiap jiwa menerima balasan menurut apa yang telah dikerjakannya. Ketika itu seorang ayah takkan dapat menolong anaknya, dan seorang anak takkan pula dapat menolong ayahnya sedikit pun. Ketika itu harta si kaya sudah tak berguna lagi, tidak juga si kuat dengan kekuatannya, atau ahli-ahli teologi itu dengan ilmu ketuhanannya. Tetapi yang penting hanyalah perbuatan mereka. yang nanti akan menjadi saksi. Ketika itulah seluruh alam wujud berpadu semua dalam kekekalan dan keabadiannya. Tuhan tidak akan memperlakukan tidak adil terhadap siapa pun. “Dan balasan yang kamu terima hanya menurut apa yang kamu perbuat.”
Bagaimana Muhammad s.a.w. akan merasa kuatir akan adanya godaan terhadap mereka yang sudah diajarkan semua arti ini, sudah ditanamkan ke dalam jiwa mereka dan sudah pula akidah dan iman itu terpateri dalam lubuk hati mereka! Bagaimana pula ia akan merasa kuatir akan adanya godaan, sedang teladan yang diberikannya itu hidup di hadapan mereka, dengan pribadinya yang begitu dicintai, sehingga kecintaan mereka kepadanya melebihi cintanya kepada diri sendiri, kepada anak keluarganya! Pribadi, yang telah menempatkan akidah itu di atas semua raja di muka bumi ini, di langit, dengan matahari dan bulan, tatkala ia mengatakan kepada pamannya : “Demi Allah, kalaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan meletakkan bulan di tangan kiriku, dengan maksud supaya aku meninggalkan tugas ini, sungguh tidak akan kutinggalkan, biar nanti Allah yang akan membuktikan kemenangan itu di tanganku, atau aku binasa karenanya.”
Pribadi inilah, pribadi yang telah disinari cahaya iman, kebijaksanaan dan keadilan, kebaikan, kebenaran serta keindahan; di samping itu adalah pribadi yang penuh rasa rendah hati, rasa kesetiaan serta keakraban dan kasih-sayang.
Karena itulah, sedikit pun tidak goyah hatinya melepaskan sahabat-sahabatnya berangkat hijrah ke Abisinia. Keadaan mereka yang sudah merasa aman di dekat Najasyi, merasa tenang dengan agama mereka di tengah-tengah masyarakat yang tidak punya hubungan famili atau pertalian batin itu, membuat pihak Quraisy lebih menyadari, bahwa gangguan mereka terhadap kaum Muslimin — sebagai masyarakat dari sesama mereka, dan keluarga mereka dan seketurunan pula — adalah suatu penganiayaan, suatu perbuatan kekerasan dan demoralisasi yang tak berkesudahan. Itu semua adalah suatu tekanan dengan pelbagai macam siksaan kepada mereka yang sudah begitu kuat jiwanya untuk menerima siksaan demikian itu. Tetapi mereka sekarang sudah tidak lagi mendapat sesuatu gangguan. Mereka sudah menganggap, bahwa ketabahan menghadapi segala penderitaan itu adalah suatu pendekatan kepada Tuhan, dan suatu ampunan.
----------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 110-111

Dokter Huan

Doktor Huan bersama Tuta Co-Ass-nya
SUIKODEN 2. Huan (Chirei Star) adalah seorang healer. Pertama kali bertemu dengannya di Muse City ketika Hero Genkaku meminta ijin untuk mengajak Tuta membantu perjuangannya. Dan dia tak segan berbagi resep masakan kesukaannya Ohitasi (Recipe #3 ), ketika Hero bertamu ke rumahnya setelah diijinkan mengajak Tuta berjuang. Muse City sebagai ibukota the City-State sangat mendukung kariernya sebagai seorang healer. Perpustakaan di kota ini cukup lengkap dan banyak koleksi buku pengetahuan yang mendukung profesinya.
Ketika peristiwa huru hara di Muse City kebaikannya pada setiap orang membantunya menyelamatkan dirinya dan dengan bantuan seorang prajurit Highland yang baik dia bisa keluar dari Muse City yang kacau balau, karena hampir semua penduduk Muse City dibantai oleh Luca Blight dan .
Kabar kekalahan Solon Jhee ketika menyerbu North Window Village pun cepat tersebar hampir ke seluruh wilayah the City-State. Huan pun tak luput dari berita itu, dan diapun berusaha menemui Hero Genkaku dan tak segan memohon untuk mengabdikan dirinya agar bisa turut berjuang, “I hope my small knowledge of medicine will be of some help to you and you troops. Aku akan berusaha menjadikan diriku lebih berguna untuk semua orang yang tengah berjuang disini”.

TAQWA / MENJAGA DIRI (1)

Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. ditanya : Siapakah manusia yang termulia? Jawab Nabi s.a.w. : Yang lebih bertaqwa. Berkata si penanya: Bukan tentang itu kami tanyakan. Jawab Nabi s.a.w.: Maka Jusuf putra Nabi Ja’qub, putra Nabi ishaq, putra Nabi Ibrahim a.s. Berkata pula sipenanya: Bukan itu yang kami tanyakan. Bersabda Nabi s.a.w. : Tentang turunan bangsa Arab yang kau tanyakan?
Yang baik di masa jahiliyah dan baik dalam masa Islam, apabila mereka mengerti benar-benar syari’at Islam.
(HR. Buchary dan Muslim)

Manusia seolah-olah berat untuk menyadari asal kejadiannya dari Adam dan Hawa, juga berat untuk menyadari bahwa asal kejadiannya dari tanah dan air. Kemudian jika telah menyadari asal kejadiannya dari itu, maka dengan alasan apakah untuk melebihkan dirinya dari orang lain, selain dari jasa-jasa baiknya atau taqwa yang berarti budi kebaikannya kepada sesama manusia. Karena itu Rasulullah tidak dapat menunjukkan selain dari itu, bahwa kemuliaan itu tetap berdasarkan kepada taqwa semata-mata.
--------------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 94-95.

Minggu, 24 Juni 2012

MUSLIMIN DAN AGAMA KRISTEN ABISINIA

Sudah pada tempatnya bagi penulis sejarah hidup Muhammad s.a.w. akan bertanya : bagaimana Muhammad s.a.w. dapat tenang membiarkan sahabat-sahabatnya pergi ke Abisinia, padahal agama penduduk itu adalah agama Nasrani, agama ahli kitab, Nabi mereka Isa yang diakui kerasulannya oleh Islam? Lalu ia tidak kuatir mereka akan tergoda seperti yang dilakukan oleh Quraisy walaupun dengan cara lain? Bagaimana pula ia akan merasa tenang terhadap godaan itu, mengingat Abisinia adalah negeri makmur; yang tidak sama dengan Mekah; dan lebih dapat mempengaruhi daripada Ouraisy? Kenyataannya, dari kalangan Muslimin yang pergi ke Abisinia tu sudah ada seorang yang masuk Kristen. Kenyataan ini menunjukkan, bahwa kekuatiran akan adanya godaan ini seharusnya selalu ada pada Muhammad s.a.w. mengingat keadaannya yang masih lemah dan mereka yang menjadi pengikutnya masih menyangsikan kemampuannya melindungi diri mereka sendiri atau akan dapat mengalahkan musuh mereka. Besar sekali dugaan bahwa hal demikian memang sudah terlintas dalam pikiran Muhammad s.a.w., melihat inteleknya yang begitu tinggi dengan ketajaman pikiran dan pandangannya yang jauh, yang semuanya itu seimbang dengan jiwa besarnya, dengan kemurnian rohaninya, budi pekerti yang luhur serta perasaannya yang halus sekali itu.
Tetapi sungguhpun begitu, dari segi ini ia yakin dan tenang sekali. Pada waktu itu — dan sampai pada waktu pembawa risalah itu wafat — inti ajaran Islam masih bersih sekali, kemurniannya masih belum ternodakan. Seperti ajaran Nasrani di Najran, Hira dan Syam, begitu juga paham Nasrani di Abisinia sudah dijangkiti oleh noda perselisihan antara mereka yang menuhankan Ibu Mariam dengan mereka yang menuhankan Isa. Di samping ada lagi yang berlainan dengan kedua golongan itu, mereka yang masih mengambil dari sumber ajaran yang murni, yang tidak perlu dikuatirkan.
Sebenarnya, kebanyakan agama-agama itu sesudah beberapa generasi saja berjalan, sudah dijangkiti oleh semacam paganisma, meskipun bukan dari jenis rendahan, yang waktu itu berkembang di negeri-negeri Arab; tetapi bagaimanapun paganisma juga.
Kedatangan Islam merupakan musuh berat buat paganisma dalam segala bentuk dan coraknya. Ditambah lagi bahwa agama Nasrani waktu itu sudah mengakui adanya suatu golongan klas khusus di kalangan pemuka-pemuka agama — yang oleh Islam samasekali tidak dikenal — yang pada waktu itu merupakan golongan tertinggi dan paling suci. Juga pada waktu itu — dan dasar ini tetap berlaku — Islam merupakan agama yang menjunjung jiwa manusia ke puncak tertinggi. Tak ada peluang yang akan dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya selain daripada baktinya dan perbuatan yang baik, dan orang harus mencintai sesamanya seperti mencintai dirinya. Tidak ada berhala-berhala, tidak ada pendeta-pendeta, tidak ada dukun-dukun dan tidak ada apa pun yang akan merintangi jiwa manusia itu untuk berhubungan dengan seluruh wujud ini dengan perbuatan dan kelakuan yang baik. Allah juga yang akan membalas segala perbuatan itu dengan berlipat ganda.
----------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 109-110

MUROQOBAH / (PENGAWASAN) KEWASPADAAN (9)

Umar r.a. berkata: Bersabda Nabi s.a.w.: Seorang laki-laki tidak akan ditanya (tidak dituntut) mengapakah ia memukul isterinya? (HR. Abu Dawud).
------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 92.

Sabtu, 23 Juni 2012

HIJRAH KE ABISINIA

Gangguan terhadap kaum Muslimin makin menjadi-jadi, sampai-sampai ada yang dibunuh, disiksa dan semacamnya. Waktu itu Muhammad s.a.w. menyarankan supaya mereka terpencar-pencar. Ketika mereka bertanya kepadanya ke mana mereka akan pergi, mereka diberi nasehat supaya pergi ke Abisinia yang rakyatnya menganut agama Kristen. “Tempat itu diperintah seorang raja dan tak ada orang yang dianiaya di situ. Itu bumi jujur; sampai nanti Allah membukakan jalan buat kita semua.”
Sebagian kaum Muslimin ketika itu lalu berangkat ke Abisinia guna menghindari fitnah dan tetap berlindung kepada Tuhan dengan mempertahankan agama. Mereka berangkat dengan melakukan dua kali hijrah. Yang pertama terdiri dari sebelas orang pria dan empat wanita. Dengan sembunyi-sembunyi mereka keluar dari Mekah mencari perlindungan. Kemudian mereka mendapat tempat yang baik di bawah Najasyi (Dalam literatur Barat umumnya disebut Negus).
Bilamana kemudian tersiar berita bahwa kaum Muslimin di Mekah sudah selamat dari gangguan Quraisy, mereka pun lalu kembali pulang, seperti yang akan diceritakan nanti. Tetapi setelah ternyata kemudian mereka mengalami kekerasan lagi dari Quraisy melebihi yang sudah-sudah, kembali lagi mereka ke Abisinia. Sekali ini terdiri dari delapan puluh orang pria tanpa kaum istri dan anak-anak. Mereka tinggal di Abisinia sampai sesudah hijrah Nabi ke Yathrib.
Hijrah ke Abisinia ini adalah hijrah pertama dalam Islam (peristiwa ini terjadi dalam tahun 615 Masehi atau tahun kelima sesudah kerasulan).

DUA ORANG UTUSAN QURAISY KEPADA NEGUS
Sudah pada tempatnya bagi setiap penulis sejarah Muhammad s.a.w. akan bertanya: Adakah tujuan hijrah yang dilakukan kaum Muslimin atas saran dan anjurannya itu karena akan melarikan diri dari orang-orang kafir Mekah beserta gangguan yang mereka lakukan, ataukah karena suatu tujuan politik Islam, yang di balik itu dimaksudkan oleh Muhammad s.aw. dengan tujuan yang lebih luhur? Sudah pada tempatnya pula apabila sejarah Muhammad s.a.w. itu akan bertanya tentang hal ini setelah terbukti dari sejarah Nabi berbangsa Arab ini dalam seluruh fase kehidupannya, bahwa dia seorang politikus yang berpandangan jauh, seorang pembawa risalah dan moral jiwa yang begitu luhur, sublim dan agung yang tak ada taranya. Dan yang menjadi alasan dalam hal ini ialah apa yang disebutkan dalam sejarah, bahwa penduduk Mekah tidak suka hati ada kaum Muslimin yang pergi ke Abisinia. Bahkan mereka kemudian mengutus dua orang menemui Najasyi. Mereka membawa hadiah-hadiah berharga guna menyakinkan raja supaya dapat mengembalikan kaum Muslimin itu ke tanah air mereka. Pada waktu itu penduduk Abisinia dan penguasanya adalah orang-orang Nasrani. Dari segi agama orang-orang Quraisy tidak kuatir bahwa mereka akan ikut Muhammad s.a.w..
Disebabkan oleh rasa kegelisahan terhadap peristiwa itukah maka mereka lalu mengutus orang, meminta supaya kaum Muslimin itu dikembalikan? Mereka menganggap, bahwa perlindungan Najasyi terhadap mereka setelah mendengar keterangan mereka itu akan membawa pengaruh juga kepada penduduk jazirah Arab sehingga mereka akan mau menerima agama Muhammad s.a.w. dan mau menjadi pengikutnya. Ataukah mereka kuatir, kalau kaum Muslimin menetap di Abisinia, mereka akan bertambah kuat, sehingga bila kelak mereka pulang kembali membantu Muhammad s.a.w., mereka kembali dengan kekuatan, harta dan tenaga?
Kedua orang utusan itu ialah ‘Amr bin’l-’Ash dan Abdullah bin Abi Rabi’a. Kepada Najasyi dan kepada para pembesar istana mereka mempersembahkan hadiah-hadiah dengan maksud supaya mereka sudi mengembalikan orang-orang yang hijrah dari Mekah itu kepada mereka.
“Paduka Raja”, kata mereka, “mereka datang ke negeri paduka ini adalah budak-budak kami yang tidak punya malu. Mereka meninggalkan agama bangsanya dan tidak pula menganut agama paduka; mereka membawa agama yang mereka ciptakan sendiri, yang tidak kami kenal dan tidak juga paduka. Kami diutus kepada paduka oleh pemimpin-pemimpin masyarakat mereka, oleh orang-orang tua, paman mereka dan keluarga mereka sendiri, supaya paduka sudi mengembalikan orang-orang itu kepada mereka. Mereka lebih mengetahui betapa orang-orang itu mencemarkan dan memaki-maki.”
Sebenarnya kedua utusan itu telah mengadakan persetujuan dengan pembesar-pembesar istana kerajaan, setelah mereka menerima hadiah-hadiah dari penduduk Mekah, bahwa mereka akan membantu usaha mengembalikan kaum Muslimin itu kepada pihak Quraisy. Pembicaraan mereka ini tidak sampai diketahui raja. Tetapi baginda menolak sebelum mendengar sendiri keterangan dari pihak Muslimin. Lalu dimintanya mereka itu datang menghadap.
“Agama apa ini yang sampai membuat tuan-tuan meninggalkan masyarakat tuan-tuan sendiri, tetapi tidak juga tuan-tuan menganut agamaku, atau agama lain?” tanya Najasyi setelah mereka datang.

JAWABAN MUSLIMIN KEPADA UTUSAN QURAISY
Yang diajak bicara ketika itu ialah Ja’far bin Abi Talib.
“Paduka Raja”, katanya, “ketika itu kami masyarakat yang bodoh, kami menyembah berhala, bangkai pun kami makan, segala kejahatan kami lakukan, memutuskan hubungan dengan kerabat, dengan tetangga pun kami tidak baik; yang kuat menindas yang lemah. Demikian keadaan kami, sampai Tuhan mengutus seorang rasul dari kalangan kami yang sudah kami kenal asal-usulnya, dia jujur, dapat dipercaya dan bersih pula. Ia mengajak kami menyembah hanya kepada Allah Yang Maha Esa, dan meninggalkan batu-batu dan patung-patung yang selama itu kami dan nenek-moyang kami menyembahnya. Ia menganjurkan kami untuk tidak berdusta, untuk berlaku jujur serta mengadakan hubungan keluarga dan tetangga yang baik, serta menyudahi pertumpahan darah dan perbuatan terlarang lainnya. Ia melarang kami melakukan segala kejahatan dan menggunakan kata-kata dusta, memakan harta anak piatu atau mencemarkan wanita-wanita yang bersih. Ia minta kami menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya. Selanjutnya disuruhnya kami melakukan salat, zakat dan puasa. [Lalu disebutnya beberapa ketentuan Islam]. Kami pun membenarkannya. Kami turut segala yang diperintahkan Allah S.W.T.. Lalu yang kami sembah hanya Allah Yang Tunggal, tidak mempersekutukan-Nya dengan apa dan siapa pun juga. Segala yang diharamkan kami jauhi dan yang dihalalkan kami lakukan. Karena itulah, masyarakat kami memusuhi kami, menyiksa kami dan menghasut supaya kami meninggalkan agama kami dan kembali menyembah berhala; supaya kami membenarkan segala keburukan yang pernah kami lakukan dulu. Oleh karena mereka memaksa kami, menganiaya dan menekan kami, mereka menghalang-halangi kami dari agama kami, maka kami pun keluar pergi ke negeri tuan ini. Tuan jugalah yang menjadi pilihan kami. Senang sekali kami berada di dekat tuan, dengan harapan di sini takkan ada penganiayaan.”
“Adakah ajaran Tuhan yang dibawanya itu yang dapat tuan-tuan bacakan kepada kami?” tanya Raja itu lagi.
 “Ya”, jawab Ja’far; lalu ia membacakan Surah Mariam dari pertama sampai pada firman Allah : “Lalu ia memberi isyarat menunjuk kepadanya. Kata mereka: Bagaimana kami akan bicara dengan anak yang masih muda belia? Dia (Isa) berkata: ‘Aku adalah hamba Allah, diberi-Nya aku Kitab dan dijadikan-Nya aku seorang Nabi. Dijadikan-Nya aku pembawa berkah di mana saja aku berada, dan dipesankan-Nya kepadaku melakukan sholat dan zakat selama hidupku. Dan berbaktilah aku kepada ibuku, bukan dijadikan-Nya aku orang congkak yang celaka. Bahagialah aku tatkala aku dilahirkan, tatkala aku mati dan tatkala aku hidup kembali!” (QS 19 : 29 – 33)

RAJA DARI KALANGAN ISTANA
Setelah mendengar bahwa keterangan itu membenarkan apa yang tersebut dalam Injil, pemuka-pemuka istana itu terkejut : “Kata-kata yang keluar dari sumber yang mengeluarkan kata-kata Yesus Kristus”, kata mereka.
Najasyi lalu berkata: “Kata-kata ini dan yang dibawa oleh Musa, keluar dari sumber cahaya yang sama. Tuan-tuan (kepada kedua orang utusan Quraisy) pergilah. Kami takkan menyerahkan mereka kepada tuan-tuan!”
Keesokan harinya ‘Amr bin’l-’Ash kembali menghadap Raja dengan mengatakan, bahwa kaum Muslimin mengeluarkan tuduhan yang luar biasa terhadap Isa anak Mariam. Panggillah mereka dan tanyakan apa yang mereka katakan itu.
Setelah mereka datang, Ja’far berkata : Tentang dia pendapat kami seperti yang dikatakan Nabi kami : ‘Dia adalah hamba Allah dan Utusan-Nya, Ruh-Nya dan Firman-Nya yang disampaikan kepada Perawan Mariam.’
Najasyi lalu mengambil sebatang tongkat dan menggoreskannya di tanah. Dan dengan gembira sekali baginda berkata : “Antara agama tuan-tuan dan agama kami sebenarnya tidak lebih dari garis ini.”
Setelah dari kedua belah pihak itu didengarnya, ternyatalah oleh Najasyi, bahwa kaum Muslimin itu mengakui Isa, mengenal adanya Kristen dan menyembah Allah.
Selama di Abisinia itu kaum Muslimin merasa aman dan tenteram. Ketika kemudian disampaikan kepada mereka, bahwa permusuhan pihak Quraisy sudah berangsur reda, mereka lalu kembali ke Mekah untuk pertama kalinya — dan Muhammad s.a.w. pun masih di Mekah.
Akan tetapi, setelah kemudian ternyata, bahwa penduduk Mekah masih juga mengganggunya dan mengganggu sahahat-sahabatnya, mereka pun kembali lagi ke Abisinia. Mereka terdiri dari delapan puluh orang tanpa wanita dan anak-anak. Adakah kedua kali hijrah mereka itu hanya semata-mata melarikan diri dan gangguan ataukah — meskipun dalam perencanaan Muhammad s.a.w. sendiri — mereka mempunyai tujuan politik? Sebaliknya ahli sejarah akan dapat mengungkapkan hal ini.
--------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 105-109

ROMANTISME SEBUAH KELUARGA

SUIKODEN 2. Jowy Atreides sahabat Hero Genkaku menemukan kehangatan keluarga di Toto Village lewat suami-istri Marx-Joanna dan putri tunggalnya Pilika. Ketika Hero Genkaku dan Jowy melarikan diri dari ancaman pembunuhan Kapten Rowd dan pengawalnya mereka memutuskan diri untuk terjun ke sungai Hero Genkaku ditemukan Viktor dan dikurung dalam penjara Mercenary Fortress karena dianggap sebagai bagian dari Youth Unicorn Brigade Highland Army, sementara Jowy ditemukan Pilika tersangkut di batu sungai yang mengalir di barat desa ini dan dirawat hingga sehat oleh keluarga Marx.
Saat kembali ke Kyaro Town setelah peristiwa di Perkemahan Youth Unicorn Brigade, seluruh masyarakat dikampung halaman mereka tidak menerima mereka berdua termasuk keluarga besar Jowy, karena mereka dianggap sebagai penghianat Highland, setidaknya itu yang coba dihembuskan Kapten Rowd kepada warga Kyaro Town.
Setelah peristiwa itu, saat Hero dan Jowy mengunjungi Toto Village untuk pertama kali, Pilika yang telah menganggap Jowy sebagai pamannya gembira melihat kedatangan Jowy mengunjungi desanya. Dan diapun dianggap sebagai keluarga sendiri oleh keluarga Marx. Dan Jowy pun bersumpah kepada Hero akan membalas kebaikan keluarga Marx dengan menjaga Pilika setelah peristiwa pembakaran desa yang dilakukan oleh Luca Blight beserta tentaranya. Begitulah seharusnya sebuah keluarga, saling menjaga dan melindungi dalam kondisi apapun, senang maupun susah.

MUROQOBAH / (PENGAWASAN) KEWASPADAAN (8)

Abu Hurairah r.a. berkata: Bersabda Rasulullah s.a.w.: Sebaik-baik Islam seseorang ialah meninggalkan apa yang bukan kepentingannya. (HR. Attirmidzy)

Hadits ini memberi pengertian bahwa seorang muslim harus memperhitungkan benar-benar apa yang akan dilakukannya, sebab waktu itu sangat berharga, bahkan waktu juga dapat menentukan apakah ia akan bahagia atau binasa, maka kalau digunakan untuk sesuatu yang tidak berguna dan bukan kepentingannya, berarti merugikan bagi diri sendiri, dan menyalahi kesempurnaan akal dan kesehatan cara berfikir. Perbuatan yang sia-sia hanyalah kelakuan orang yang tidak sehat atau tidak sempurna fikiran.
---------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 92.

Jumat, 22 Juni 2012

‘UTBA BIN RABI’A DIUTUS QURAISY

Pihak Quraisy merasa sesak dada melihat Muhammad s.a.w. dan kawan-kawannya makin hari makin kuat. Di samping itu, gangguan dan siksaan yang dialamatkan kepada mereka, tidak dapat mengurangi iman mereka dan menyatakannya terus-terang, tidak dapat menghalangi mereka melakukan kewajiban agama. Terpikir oleh Quraisy akan membebaskan diri dari Muhammad s.a.w., dengan cara seperti yang mereka bayangkan, memberikan segala keinginannya. Mereka rupanya lupa bahwa keagungan dakwah Islam, kemurnian esensi ajaran rohaninya yang begitu tinggi, berada di atas segala pertentangan ambisi politik. ‘Utba bin Rabi’a, seorang bangsawan terkemuka, mencoba membujuk Quraisy ketika mereka dalam tempat pertemuan dengan mengatakan bahwa ia akan bicara dengan Muhammad s.a.w. dan akan menawarkan kepadanya hal-hal yang barangkali mau menerimanya. Mereka mau memberikan apa saja kehendaknya, asal ia dapat dibungkam.
Ketika itulah ‘Utba bicara dengan Muhammad s.a.w.. “Anakku”, katanya, “seperti kau ketahui, dari segi keturunan, engkau mempunyai tempat di kalangan kami. Engkau telah membawa soal besar ke tengah-tengah masyarakatmu, sehingga mereka cerai-berai karenanya. Sekarang, dengarkanlah, kami akan menawarkan beberapa masalah, kalau-kalau sebagian dapat kauterima — Kalau dalam hal ini yang kauinginkan adalah harta, kami pun siap mengumpulkan harta kami. sehingga hartamu akan menjadi yang terbanyak di antara kami. Kalau kau menghendaki pangkat, kami angkat engkau di atas kami semua; kami takkan memutuskan suatu perkara tanpa ada persetujuanmu. Kalau kedudukan raja yang kauinginkan, kami nobatkan kau sebagai raja kami Jika engkau dihinggapi penyakit saraf (menurut kepercayaan mereka penyakit yang disebabkan oleh gangguan jin, aslinya ra’i) yang tak dapat kau tolak sendiri. akan kami usahakan pengobatannya dengan harta-benda kami sampai kau sembuh.”
Selesai ia bicara, Muhammad s.a.w. membacakan Surah as-Sajda (32 = Ha Mim). ‘Utba diam mendengarkan kata-kata yang begitu indah itu.
Dilihatnya sekarang yang berdiri di hadapannya itu bukanlah seorang laki-laki yang didorong oleh ambisi harta, ingin kedudukan atau kerajaan, juga bukan orang yang sakit, melainkan orang yang mau menunjukkan kebenaran, mengajak orang kepada kebaikan. Ia mempertahankan sesuatu dengan cara yang baik, dengan kata-kata penuh mukjizat.
Selesai Muhammad s.a.w. membacakan itu ‘Utba pergi kembali kepada Quraisy. Apa yang dilihat dan didengarnya itu sangat mempesonakan dirinya. Ia terpesona karena kebesaran orang itu. Penjelasannya sangat menarik sekali.
Persoalannya ‘Utba ini tidak menyenangkan pihak Quraisy, juga pendapatnya supaya Muhammad s.a.w. dibiarkan saja, tidak menggembirakan mereka, sebaliknya kalau mengikutinya, maka kebanggaannya buat mereka.
Maka kembali lagilah mereka memusuhi Muhammad s.a.w. dan sahabat-sahabatnya dengan menimpakan bermacam-macam bencana, yang selama ini dalam kedudukannya itu ia berada dalam perlindungan golongannya dan dalam penjagaan Abu Talib, Banu Hasyim dan Banu al-Muttalib.
------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 104-105

MUROQOBAH / (PENGAWASAN) KEWASPADAAN (7)

Abu Ja’la (Sjaddad) bin Aus r.a. berkata: Bersabda Nabi s.a.w.: Seorang yang sempurna akal ialah yang mengoreksi dirinya, dan bersedia amal sebagai bekal untuk mati. Dan orang yang rendah yaitu yang selalu menurutkan hawa nafsunya, disamping itu mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah. (HR. Attirmidzy).
-------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 92.

Kamis, 21 Juni 2012

HAMZAH MASUK ISLAM

Karena posisi Muhammad s.a.w. dan pengikut-pengikutnya yang begitu agung, Banu Hasyim dan Banu al-Muttalib tambah ketat menjaganya dari setiap gangguan. Pada suatu hari Abu Jahal bertemu dengan Muhammad s.a.w., ia mengganggunya, memaki-makinya dan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas dialamatkan kepada agama ini. Tetapi Muhammad s.a.w. tidak melayaninya. Ditinggalkannya ia tanpa diajak bicara. Hamzah, pamannya dan saudaranya sesusu, yang masih berpegang pada kepercayaan Quraisy, adalah seorang laki-laki yang kuat dan ditakuti. Ia mempunyai kegemaran berburu. Bila ia kembali dari berburu, terlebih dulu mengelilingi Ka’bah sebelum langsung pulang ke rumahnya.
Hari itulah, bilamana ia datang dan mengetahui bahwa kemenakannya itu mendapat gangguan Abu Jahal, ia meluap marah. Ia pergi ke Ka’bah, tidak lagi ia memberi salam kepada yang hadir di tempat itu seperti biasanya, melainkan terus masuk ke dalam mesjid menemui Abu Jahal. Setelah dijumpainya, diangkatnya busurnya lalu dipukulkannya keras-keras di kepalanya. Beberapa orang dari Banu Makhzum mencoba mau membela Abu Jahal. Tapi tidak jadi. Kuatir mereka akan timbul bencana dan membahayakan sekali, dengan mengakui bahwa ia memang mencaci maki Muhammad s.a.w. dengan tidak semena-mena.
Sesudah itulah kemudian Hamzah menyatakan masuk Islam. Ia berjanji kepada Muhammad s.a.w. akan membelanya dan akan berkorban di jalan Allah sampai akhir hayatnya.
-------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 103-104

Arsitektur Rumah Pohon

SUIKODEN 2. Two River City Birdman Area adalah kota kelahiran Chaco (Tenkou Star) dan Sid (Chido Star), 2 dari 108 Stars of Destiny yang mesti kamu ajak bergabung membangun aliansi. Daerah ini memiliki keunikan arsitektur berupa rumah pohon. Sebuah kampung yang dibangun diatas pohon, dengan memanfaatkan sumber yang dimiliki daerah setempat dengan kelimpahan kayu hutan dan kekhasan masyarakat setempat. Secara umum rumah-rumah dibangun terdiri dari 2 sampai 3 lantai, yang masing masing pemisahan lantai menegaskan fungsi ruang dalam rumah atau bangunan itu sendiri, fungsi privat (ruang tidur, ruang keluarga) dan fungsi umum (ruang tamu, ruang perniagaan / toko, ruang makan).

Secara umum perkampungan ini sangat bersahabat dan memegang kejujuran, dimana rumah tidak memiliki pintu sebagai penegas kepemilikan, jendela teralis dari ranting kayu. Untuk mencegah mengurangi masuknya air hujan diatasi dengan desain tritisan di setiap “bukaan” yang dibuat. Penerangan atau pencahayaan disamping dari alam dengan memasukkan cahaya matahari dari jendela-jendela tanpa daun jendela, juga ditambahkan dengan penerangan lilin yang memberikan kesan sederhana.
Rasa persahabatan pun ditunjukkan oleh masyarakatnya dengan salah satu simbolisasi dari nenek Susu, neneknya Chaco yang memberikan Spinach Seedling untuk melengkapi kekayaan ragam nabati kebun Tony.

MUROQOBAH / (PENGAWASAN) KEWASPADAAN (6)

Abu Hurairah telah mendengar Nabi s.a.w. bersabda : Ada tiga orang dari Bani Isra’il, belang, botak dan yang ketiga buta. Ketika Allah akan menguji mereka, lalu Allah mengutus seorang Malaikat berupa manusia, maka datanglah Malaikat itu kepada orang yang belang dan bertanva: Apakah yang kau inginkan? Jawabnya: Kulit dan rupa yang bagus serta hilangnya penyakit yang menyebabkan orang-orang jijik pada saya. Maka diusap oleh Malaikat itu. Seketika itu juga hilang penyakitnya dan berganti rupa serta kulit yang bagus. Kemudian ditanya lagi : Kekayaan apakah yang kau ingini? Jawabnya: “Unta”. Maka diberinya satu unta yang bunting, sambil dido’akan: BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA. Kemudian datanglah Malaikat itu kepada sibotak dan bertanya : Apakah yang kau inginkan? Jawabnya : Rambut yang bagus dan hilangkan penyakit saya yang menyebabkan kehinaanku di dalam pandangan orang. Maka diusapnya, lalu seketika itu juga tumbuh rambut yang bagus. Kemudian ditanya lagi : Kini kekayaan apa yang kau ingini? Jawabnya ; …Lembu”. Maka diberinya satu lembu yang bunting, sambil dido’akan: BAARAKALLAHU LAKA FIIHAA. (Semoga Allah memberkahi bagimu kekayaanmu itu). Lalu datanglah Malaikat itu kepada Si buta, dan bertanya: Apakah yang kau inginkan? Jawabnya: Kembalinya penglihatan mataku, supaya saya dapat melihat orang. Maka diusapnya, segera pula terbuka matanya dapat melihat. Selanjutnya ditanya pula : Kekayaan apakah yang kau ingini? Jawab: “Kambing”. Maka diberinya seekor kambing yang bunting, sambil dido’akan. Kemudian setelah beberapa tahun dan masing-masing telah mempunyai daerah tersendiri yang penuh dengan unta, atau lembu ataupun kambing. Maka datanglah Malaikat itu berbentuk seorang miskin, laksana keadaan sibelang dahulu pada waktu ia belum sembuh dan kaya itu, maka berkata: Saya seorang miskin yang telah terputus hubungan dalam perjalanan saya ini, maka tiada yang dapat mengembalikan saya kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian bantuanmu, maka saya mengharap demi Allah, Allah yang memberi rupa dan kulit yang bagus, satu unta saja untuk meneruskan perjalananku ini. Jawab sibelang : Hak-hak orang masih banyak, saya tidak dapat memberimu apa-apa, boleh minta saja dilain tempat. Berkata Malaikat itu : Saya seolah-olah pernah tahu padamu, tidakkah kau dahulu yang belang dan dijijiki orang, juga seorang miskin, kemudian Allah memberimu kekayaan?
Jawab: Saya telah mewarisi kekayaan ini dari orang tuaku. Berkata Malaikat itu: Jika kau berdusta, semoga Allah mengembalikan keadaanmu sebagaimana dahulu. Kemudian pergi kepada sibotak, dengan menyamar seperti keadaan sibotak dahulu, dan berkata pula padanya sebagai yang dikatakan kepada sibelang, namun juga mendapat jawaban seperti jawaban sibelang, hingga didoakan : Jika kau berdusta semoga kau kembali sebagaimana keadaanmu sedia kala.
Dan akhirnya datanglah kepada si buta dengan menyamar seperti keadaan si buta dahulu semasa ia miskin, dan berkata : Seorang miskin, dan orang rantau yang telah putus hubungan dalam perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan saya ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian bantuanmu, saya minta demi Allah yang mengembalikan pandangan matamu, satu kambing saja untuk meneruskan penjalananku ini. Jawab si buta : Dahulu saya memang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku, maka kini ambillah sesukamu, saya tidak akan memberatkan sesuatupun kepadamu yang kau ambil karena Allah. Maka berkata Malaikat : Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah diuji, maka Allah telah ridla padamu dan murka kepada kedua temanmu itu.
(HR. Buchary dan Muslim).

Dalam riwayat lain : Saya tidak akan memberatkan kepadamu untuk mengembalikan sesuatu yang kau ambil. Juga ada riwayat : Saya tidak memuji kepadamu jika kau mengambil kurang dari kebutuhanmu.
-------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 88-91.

Rabu, 20 Juni 2012

DAKWAH MUHAMMAD DAN METODA ILMIAH SEKARANG

Mungkin pembaca akan terkejut bila saya katakan, bahwa antara dakwah Muhammad dengan metoda ilmiah modern mempunyai persamaan yang besar sekali. Metoda ilmiah ini ialah mengharuskan kita — apabila kita hendak mengadakan suatu penyelidikan — terlebih dulu membebaskan diri dari segala prasangka, pandangan hidup dan kepercayaan yang sudah ada pada diri kita yang berhubungan dengan penyelidikan itu. Di situlah kita memulai dengan mengadakan observasi dan eksperimen, mengadakan perbandingan yang sistematis, kemudian baru dengan silogisma yang sudah didasarkan kepada premisa-premisa tadi. Apabila semua itu sudah dapat disimpulkan, maka kesimpulan demikian itu dengan sendirinya masih perlu dibahas dan diselidiki lagi. Tetapi bagaimanapun juga ini sudah merupakan suatu data ilmiah selama penyelidikan tersebut belum memperlihatkan kekeliruan. Metoda ilmiah demikian ini ialah yang terbaik yang pernah dicapai umat manusia demi kemerdekaan berpikir. Metoda dan dasar-dasar dakwah demikian inilah pula yang menjadi pegangan Muhammad s.a.w..
Bagaimana pula mereka yang menjadi pengikutnya itu puas dan beriman sungguh-sungguh akan ajarannya? Segala kepercayaan lama terkikis habis dari jiwa mereka, dan sekarang mereka mulai memikirkan masa depan mereka.
Waktu itu setiap kabilah Arab mempunyai berhala sendiri-sendiri. Mana pula gerangan berhala yang benar dan mana yang sesat? Di negeri-negeri Arab dan negeri-negeri sekitarnya ketika itu memang sudah ada penganut-penganut Sabian dan Majusi penyembah api, juga ada yang menyembah matahari. Mana di antara mereka itu yang benar dan mana pula yang sesat?

ESENSI DAKWAH MUHAMMAD S.A.W.
Baiklah kita kesampingkan dulu semua ini, kita hapuskan jejaknya dari jiwa kita. Kita bebaskan dulu diri kita dari segala konsepsi dan kepercayaan lama. Baiklah kita renungkan. Merenungkan dan meninjau pada dasarnya sama. Yang pasti ialah bahwa seluruh alam ini satu sama lain saling berhubungan. Manusia, puak-puak dan bangsa-bangsa saling berhubungan. Manusia berhubungan juga dengan hewan dan dengan benda, bumi kita berhubungan dengan matahari, dengan bulan dan tatasurya lainnya. Dan semua itu pun berhubungan pula dengan undang-undang yang sudah tali-temali, tak dapat ditukar-tukar atau diubah-ubah lagi. Matahari tidak seharusnya akan mengejar bulan, malam pun takkan dapat mendahului siang. Andaikata di antara isi alam ini ada yang berubah atau berganti, niscaya akan beganti pulalah segala yang ada dalam alam ini. Andaikata matahari tidak lagi menyinari dan memanasi bumi, menurut undang-undang yang sudah berjalan sejak jutaan tahun yang lalu, niscaya bumi dan langit ini sudah akan berubah pula. Dan oleh karena yang demikian ini tidak terjadi, maka atas semua itu sudah tentu ada zat yang menguasainya. Dari situ ia tumbuh, dengan itu ia berkembang dan ke situ pula ia kembali. Hanya kepada Zat ini sajalah semata manusia menyerah. Demikian juga, segala yang ada dalam alam ini menyerah semata kepada Zat ini, persis seperti manusia. Baik manusia, alam, ruang dan waktu adalah suatu kesatuan. Maka Zat itulah inti dari sumbernya. Jadi, hanya kepada Zat itu sajalah semata ibadat dilakukan. Hanya kepada Zat itu sajalah jantung dan jiwa manusia dihadapkan. Ke dalam alam itu juga kita harus melihat dan merenungkan undang-undang alam yang kekal abadi itu. Jadi segala yang disembah manusia selain Allah berupa berhala-berhala, raja-raja, firaun-firaun, api dan matahari, hanyalah suatu ilusi batil saja, tidak sesuai dengan martabat dan kehormatan manusia, tidak sesuai dengan akal pikiran manusia serta dengan kemampuan yang ada dalam dirinya; yang dapat membuat kesimpulan atas undang-undang Tuhan terhadap ciptaan-Nya itu, dengan jalan merenungkannya.
Inilah rasanya esensi ajaran Muhammad s.a.w. seperti yang diketahui kaum Muslimin yang mula-mula itu. Ajaran yang disampaikan wahyu kepada mereka melalui Muhammad s.a.w. itu adalah puncak dari bahasa sastra yang telah menjadi mukjizat dan akan terus berlaku demikian. Terpadunya kebenaran dan cara melukiskannya dengan keindahan yang luar biasa itu kini tampak di hadapan mereka. Di sini jiwa dan kalbu mereka meningkat lebih tinggi, berhubungan dengan Zat Yang Maha Mulia. Lalu datang Muhammad s.a.w. menuntun mereka bahwa kebaikan itulah jalan yang akan sampai ke tujuan. Mereka akan mendapat balasan atas kebaikan itu bilamana mereka sudah menunaikan kewajiban dalam hidup dengan tekun. Setiap orang akan mendapat balasan sesuai dengan perbuatannya. “Barangsiapa berbuat kebaikan seberat zarah pun akan dilihatnya; dan barangsiapa berbuat kejahatan seberat zarah pun akan dilihatnya pula.” (QS 99 : 7 – 8)
Dalam menjunjung pikiran manusia ke tempat yang lebih tinggi kiranya tak ada yang lebih tinggi dari ini! Juga menghancurkan belenggu yang senantiasa mengikatnya itu! Terserah kepada manusia. Ia mau memahami ini, mau beriman dan mengerjakannya untuk mencapai puncak ketinggian martabat manusia itu! Demi mencapai tujuan, segala pengorbanan terasa ringan bagi orang yang sudah beriman itu.
--------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 101-103

MUROQOBAH / (PENGAWASAN) KEWASPADAAN (5)

Abu Hurairah r.a. berkata: Bersabda Nabi s.a.w. : Sesungguhnya Allah cemburu, dan cemburu Allah ialah mencegah orang mengerjakan apa-apa yang telah diharamkan-Nya. (HR. Buchary dan Muslim).

Karena itulah Allah tidak menerima persekutuan dalam tiap amal hamba-Nya, karena sifat cemburu itu biasanya menyebabkan seorang itu berhati-hati menjaga jangan sampai terlanggar kehormatannya. Hanya saja berbeda cemburu seorang hamba dengan cemburu Allah, cemburu seorang hamba berdasarkan hawa nafsu dan perasaan, tetapi Allah berdasarkan rahmat dan belas kasih kepada hamba-Nya.
-----------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 88.

Selasa, 19 Juni 2012

TABAH MENGALAMI SIKSAAN

Perioda yang telah dilalui dalam hidup Muhammad s.a.w. ini adalah perioda yang paling dahsyat yang pernah dialami oleh sejarah umat manusia. Baik Muhammad s.a.w. atau mereka yang menjadi pengikutnya, bukanlah orang-orang yang menuntut harta kekayaan, kedudukan atau kekuasaan, melainkan orang-orang yang menuntut kebenaran serta keyakinannya akan kebenaran itu. Muhammad s.a.w. adalah orang yang mengharapkan bimbingan bagi mereka yang mengalami penderitaan, dan membebaskan mereka dari belenggu paganisma yang rendah, yang menyusup ke dalam jiwa manusia sampai ke lembah kehinaan yang sangat memalukan.
Demi tujuan rohani yang luhur itulah — tidak untuk tujuan yang lain — ia mengalami siksaan. Penyair-penyair memakinya, orang-orang Qurais sama berkomplot hendak membunuhnya di Ka’bah. Rumahnya dilempari batu, keluarga dan pengikut-pengikutnya diancam. Tetapi dengan semua itu malah ia makin tabah, makin gigih meneruskan dakwah. Jiwa kaum mukmin yang mengikutinya itu sudah padat oleh ucapannya : “Demi Allah, kalaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan meletakkan bulan di tangan kiriku, dengan maksud supaya aku meninggalkan tugas ini, sungguh tidak akan kutinggalkan, biar nanti Allah Yang akan membuktikan kemenangan itu; di tanganku atau aku binasa karenanya.”
Segala pengorbanan yang besar-besar itu tak ada artinya bagi mereka. maut pun sudah tak berarti lagi demi kebenaran, dan membimbing Quraisy ke arah itu. Kadang orang heran, iman sudah begitu mempersonakan jiwa penduduk Mekah pada waktu agama ini belum lengkap, pada waktu ayat-ayat Quran yang turun masih sedikit. Kadang juga orang mengira, bahwa pribadi Muhammad s.a.w., sifatnya yang lemah-lembut, keindahan akhlaknya serta kejujurannya yang sudah cukup dikenal, di samping kemauan yang keras dan pendiriannya yang teguh, adalah sebab dari semua itu. Sudah tentu ini juga ada pengaruhnya. Akan tetapi ada sebab-sebab lain yang juga patut diperhatikan yang tidak sedikit pula ikut memegang peranan.
Muhammad s.a.w. tinggal dalam suatu daerah yang merdeka mirip-mirip sebuah republik. Dari segi keturunan ia menempati puncak yang tinggi. Harta pun sudah cukup seperti yang dikehendakinya. Ia dan Keluarga Hasyim pula, juru kunci Ka’bah dan penguasa urusan air. Gelar-gelar keagamaan yang tinggi-tinggi ada pada mereka. Jadi dalam keadaan itu ia tidak lagi membutuhkan harta kekayaan, pangkat atau sesuatu kedudukan politik atau agama. Dalam hal ini ia berbeda pula dengan para rasul dan nabi-nabi sebelumnya. Musa yang dilahirkan di Mesir bertemu dengan Fir’aun yang oleh penduduk sudah dituhankan, dan Fir’aun juga yang berkata: “Aku adalah tuhanmu yang tertinggi”, yang dibantu pula oleh pemuka-pemuka agama melakukan tekanan kepada orang dengan pelbagai macam kekejaman, pemerasan dan pemaksaan. Revolusi yang dilakukan Musa atas perintah Tuhan adalah revolusi dalam struktur politik dan agama sekaligus. Bukankah keinginannya supaya Fir’aun dan orang yang menimba air dengan syaduf dari sungai Nil itu di hadapan Tuhan sama sederajat? Jadi di mana ketuhanan Fir’aun itu dan di mana pula ketentuan yang berlaku! Harus dihancurkan semua itu dan revolusi itu pun terlebih dulu harus bersifat politik.
Oleh karena itu. dan semula ajaran Musa itu sudah mendapat perlawanan hebat dari Firaun. Dengan demikian, supaya orang menerima seruannya itu, ia diperkuat oleh mukjizat-mukjizat. Ia melemparkan tongkatnya, dan tongkat itu menjadi seekor ular yang bergerak-gerak, menelan semua hasil pekerjaan tukang-tukang sihir Firaun itu. Itu pun tidak memberi hasil apa-apa buat Musa. Terpaksa ia meninggalkan Mesir tanah airnya. Dalam hijrahnya itu pun diperkuat pula ia dengan sebuah mukjizat yaitu terbelahnya jalan di tengah-tengah air lautan itu.
Juga Isa, yang dilahirkan di Nazareth di bilangan Palestina, yang pada waktu itu merupakan wilayah Rumawi yang berada di bawah kekuasaan kaisar-kaisar dengan segala kekejamannya sebagai pihak penjajah dan kekuasaan dewa-dewa Rumawi, — mengajak orang supaya sabar menghadapi kekejaman itu dan bertobat bagi yang menyesal dan macam-macam perasaan belas-kasih lagi, yang oleh pihak penguasa justru dianggap pemberontakan terhadap kekuasaan mereka. Maka Isa a.s. juga diperkuat dengan mukjizat-mukjizat : menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang sakit; dan yang lain diperkuat oleh Ruh Kudus. Memang benar, bahwa inti ajaran-ajaran mereka itu pada dasarnya bertemu dengan inti ajaran-ajaran Muhammad s.a.w. juga, lepas dari detil yang bukan tempatnya untuk dijelaskan di sini. Akan tetapi motif yang berbagai macam ini, dan yang terutama motif politik, adalah yang menjadi tujuannya juga.
Sebaliknya Muhammad s.a.w., keadaannya seperti yang kita sebutkan di atas, sifat ajarannya adalah intelektual dan spiritual. Dasarnya adalah mengajak kepada kebenaran, kebaikan dan keindahan. Suatu ajakan yang berdiri sendiri dari mula sampai akhir. Karena jauhnya dari segala pertentangan politik, struktur republik yang sudah ada di Mekah itu tidak pernah mengalami sesuatu kekacauan.
---------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 99-101

MUROQOBAH / (PENGAWASAN) KEWASPADAAN (4)

Anas r.a. berkata kepada sahabat-sahabatnya: Sesungguhnya kamu kini telah melakukan beberapa amal perbuatan yang dalam pandanganmu itu adalah remeh, sekecil rambut, padahal perbuatan itu dahulu di masa Nabi s.a.w. kami anggap termasuk dan perbuatan yang merusak agama. (HR. Buchary).
-------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 88.

Tai Ho dan Yam Koo

Coronet Town : Bertemu Tai Ho dan Yam Koo pertama kali.
SUIKODEN 2. Dua bersaudara Tai Ho (Tenhei Star) dan Yam Koo (Tenson Star) ini memang pelaut sejati. Tentu kalian masih ingat peran mereka berdua dalam membantu Mc Dohl menemukan pulau karang yang menjadi cikal bakal Markas Liberation Army.
Pertama kali Hero Genkaku bertemu mereka berdua adalah di dermaga gelap dekat dengan pondok mereka di Coronet Town semasa Hero dan Nanami Genkaku lari dari Muse City setelah Highland menguasai hampir semua wilayah City-State baik desa maupun kota , bahkan dermaga Coronet Town pun telah dikuasai Highland Army. Ketika Hero dan Nanami meminta tolong untuk menyeberangkan mereka ke Kuskus dalam perjalanan menuju South Window City sebenarnya mereka enggan, tetapi nampaknya Tai Ho melihat sorot mata Hero mirip dengan pemimpin mereka dulu, Mc Dohl menjadikannya luluh. Lalu Tai Ho menantang Hero mengalahkannya dalam adu permainan dadu Chinchirorin sebagai imbalan menyeberangkan mereka.
Kedua bersaudara inipun pada akhirnya menjadi bagian dari Aliansi Hero setelah ia memiliki Istana. Seperti sebelumnya untuk mengajak mereka bergabung, Hero mesti mengalahkannya dalam adu permainan dadu Chinchirorin.
Sebagai bagian dari aliansi Hero mereka punya peran sendiri-sendiri, Tai Ho akan mendampingimu berperang dan berguna sebagai penyerang. Tapi dia tidak mempunyai kemampuan sihir dan bukan karakter defensif yang kuat. Sedangkan Yam Koo mengelola bisnis pemancingan di Istana Hero. Ikan-ikan hasil tangkapan bisa dijual atau menjadi bahan menu Restoran Istana yang dikelola Hai Yo.

Senin, 18 Juni 2012

SIKSAAN QURAISY TERHADAP KAUM MUSLIMIN

Sebelum itu sebenarnya Quraisy memang tidak pernah mengenal hidup tenteram. Bahkan setiap kabilah itu langsung menyerbu kaum Muslimin yang ada di kalangan mereka; disiksa dan dipaksa melepaskan agamanya; sehingga di antara mereka ada yang mencampakkan budaknya, Bilal, ke atas pasir di bawah terik matahari yang membakar, dadanya ditindih dengan batu dan akan dibiarkan mati. Soalnya karena ia teguh bertahan dalam Islam! Dalam kekerasan semacam itu Bilal hanya berkata : “Ahad, Ahad — Hanya Yang Tunggal!” Ia memikul semua siksaan itu demi agamanya.
Ketika pada suatu hari oleh Abu Bakar dilihatnya Bilal mengalami siksaan begitu rupa, ia dibelinya lalu dibebaskan. Tidak sedikit budak-budak yang mengalami kekerasan serupa itu oleh Abu Bakar dibeli — di antaranya budak perempuan Umar bin’l-Khattab, dibelinya dan Umar [sebelum masuk Islam]. Ada pula seorang wanita yang disiksa sampai mati karena ia tidak mau meninggalkan Islam kembali kepada kepercayaan leluhurnya.
Kaum Muslimin di luar budak-budak itu, dipukuli dan dihina dengan berbagai-bagai. Muhammad s.a.w. juga tidak terkecuali mengalami gangguan-gangguan — meskipun sudah dilindungi oleh Banu Hasyim dan Banu alMuttalib. Umm Jamil, istri Abu Jahl, melemparkan najis ke depan rumahnya. Tetapi cukup Muhammad s.a.w. hanya membuangnya saja. Dan pada waktu sholat, Abu Jahal melemparinya dengan isi perut kambing yang sudah disembelih untuk sesajen kepada berhala-berhala. Ditanggungnya gangguan demikian itu dan ia pergi kepada Fatimah, putrinya, supaya mencucikan dan membersihkannya kembali. Ditambah lagi, di samping semua itu, kaum Muslimin harus menerima kata-kata biadab dan keji ke mana saja mereka pergi.
Cukup lama hal serupa itu berjalan. Tetapi kaum Muslimin tambah teguh terhadap agama mereka. Dengan dada terbuka mereka menerima siksaan dan kekerasan itu — demi akidah dan iman mereka.
----------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 99

MUROQOBAH / (PENGAWASAN) KEWASPADAAN (3)

‘Abdullah bin ‘Abbas r.a. berkata: Pada suatu hari saja berada di belakang Nabi Muhammad lalu katanya: Hai anak, akan saya ajarkan kepadamu beberapa kalimat :
  1. Peliharalah (perintah) Allah, maka Allah akan memelihara engkau, dan peliharalah (larangan) Allah, niscaya kamu dapati Allah selalu di hadapanmu.
  2. Apabila kamu meminta, mintalah kepada Allah dan apabila kamu minta tolong mintalah pertolongan Allah.
  3. Ketahuilah olehmu, sekiranya ummat manusia sepakat hendak memberi manfa’at kepadamu, niscaya takkan sampai sesuatu juapun daripadanya melainkan apa yang telah ditetapkan Allah lebih dahulu.
  4. Demikian juga sekiranya mereka itu sepakat pula hendak membahayakan kamu, tak akan sampai bahaya itu melainkan menurut apa yang telah ditetapkan Allah terlebih dahulu.
Terangkat kalam, dan keringlah kertas. (HR. Attirmidzy).

Selain Tirmidzy meriwayatkan : Peliharalah perintah Allah, engkau dapatkan Allah di depanmu. Kenalkan dirimu kepada Allah pada waktu senang, niscaya Allah mengingati pada waktu kamu dalam kesukaran. Ketahuilah bahwa sesuatu yang terlepas daripadamu tidak akan mengenai kamu, dan yang menjadi bahagianmu tidak akan terlepas daripadamu. Ketahuilah bahwa kemenangan itu beserta kesabaran, dan kegembiraan itu sesudah kesusahan, dan tiap ada kesukaran akan ada kelapangan.
  1. Jika kamu ingin selamat dunia dan akherat, hendaklah kamu pelihara amanat Allah, dengan mengikuti segala perintahNya, Allah berfirman: Barangsiapa yang beramal, baik lelaki atau perempuan sedang ia seorang mu’min, niscaya kami akan menghidupkannya kelak dengan penghidupan yang baik. Malapateka yang menimpa segolongan hamba Allah lain tidak karena ia menyia-nyiakan amanat Allah yang telah diterimanya. Demikianlah firman Allah : Apabila kamu ditimpa musibah adalah karena kesalahanmu sendiri.
  2. Pada sa’at kamu berbakti kepada Allah, maka Allah selalu di hadapanmu. Rasulullah menerangkan lagi, kenallah Allah pada waktu senang niscaya Allah mengenaimu pada waktu kamu kesusahan. Dinyatakan pula bahwa amal yang saleh itu berguna pada waktu menempuh kesulitan. Nabi Allah “Yunus” oleh karena ia selalu ingat kepada Allah sekalipun dalam perut ikan, maka selamatlah, ikan itu terdampar ditepi pantai dan keluarlah Nabi Yunus dengan selamat wal’afiat pula.
  3. Hendaklah berdo’a dan meminta pertolongan itu kepada Allah, jangan kepada yang bukan Allah, seperti kepada dewa-dewa dan batu-batu, karena selain daripada Allah takkan dapat menciptakan sebutir beras atau menjadikan setetes air, apalagi menjadikan langit dan bumi, matahari dan bintang-bintang serta semesta alam ini. Bagaimana pula ia akan mengabulkan permintaanmu, dan menolongmu?
  4. Ketahuilah olehmu, sekiranya ummat manusia semuanya sepakat hendak menolongmu, maka pertolongan itu takkan sampai, kalau tidak seizin Allah. Kebalikannya sekiranya ummat manusia telah sepakat pula hendak membahayakan kamu, maka bahaya itu takkan sampai kepadamu kalau tidak seizin Allah. Demikianlah amanat Allah di dalam Qur’an: Jika Allah hendak membinasakan, maka tidak seorang juapun yang dapat menahannya selain daripadaNya. Dan jika Allah hendak menurunkan ni’mat karunia, maka tak seorangpun yang dapat menolaknya selain dari Dia pula, karena Dialah yang berkebesaran.
  5. Ketahuilah olehmu bahwa kemenangan itu akan dapat dicapai dengan kesabaran, kesenangan itu akan dapat di samping kesusahan, dan kesedihan itu terletak antara dua kegembiraan. Sebab itu hati-hatilah memelihara amanat Allah dan amanat Rasul Allah.
--------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 85-87.

Minggu, 17 Juni 2012

Koleksi Vase Nanami

SUIKODEN 2. Kyaro Town. Jika Nanami terlupa mengambil salah satu vase koleksinya dan Hero terlupa mengambil koleksi Old Book–nya di laci almari di kamar tidur Genkaku, maka setelah Hero, Nanami dan Jowy dibebaskan oleh Flik dan Viktor dari penjara Kapten Rowd mereka bisa menyempatkan mengambil semua itu setelah dari penjara di timur Kyaro Town sebelum meninggalkan kota atau bisa setelah keluar dari Kyaro Town tapi sebelum melewati penjaga North Sparrow Pass, karena jika sudah melewati penjaga North Sparrow Pass maka untuk kembali ke Kyaro Town akan memakan waktu lama (misi memasuki istana L'Renouille) . Itupun hanya Old Book saja yang bisa diambil, sedang vase-nya Nanami hanya bisa diambil jika Hero pergi bersama Nanami.
Sedikit tambahan informasi bahwa Nanami sangat cepat dengan serangan kritis yang tinggi, tetapi kurang dalam daya gempur serangan, pertahanan dan sihir. Jika dipasang Spark Rune dia akan menaikkan kelincahan seluruh partai saat bertarung.

BANU HASYIM MENJAUHKAN MUHAMMAD DARI QURAISY

Sikap dan kata-kata kemenakannya itu oleh Abu Talib disampaikan kepada Banu Hasyim dan Banu al-Muttalib. Pembicaraannya tentang Muhammad s.a.w. itu terpengaruh oleh suasana yang dilihat dan dirasakannya ketika itu. Dimintanya supaya Muhammad s.a.w. dilindungi dari tindakan Quraisy. Mereka semua menerima usulan kecuali Abu Lahab. Terang-terangan ia menyatakan permusuhannya. Ia menggabungkan diri pada pihak lawan mereka. Permintaan mereka supaya ia dilindungi itu sudah tentu karena terpengaruh oleh fanatisma kegolongan dan permusuhan lama antara Banu Hasyim dan Banu Umayya. Tetapi bukan fanatisma itu saja yang mendorong Quraisy bersikap demikian. Ajarannya itu sungguh berbahaya bagi kepercayaan yang biasa dilakukan oleh leluhur mereka. Kedudukan Muhammad di tengah-tengah mereka, pendiriannya yang teguh serta ajarannya pada kebaikan supaya orang hanya menyembah Zat Yang Tunggal, yang pada waktu itu memang sudah meluas juga di kalangan kabilah-kabilah Arab, bahwa agama Allah itu bukanlah seperti yang ada pada mereka sekarang, membuat mereka dapat membenarkan juga sikap kemenakan mereka itu, Muhammad s.a.w., dalam menyatakan pendiriannya, seperti yang pernah dilakukan oleh Umayya bin Abi’sh-Shalt dan Waraqa bin Naufal dan yang lain. Kalau Muhammad memang benar — dan ini yang tidak dapat mereka pastikan — maka kebenaran itu akan tampak juga dan mereka pun akan merasakan pula kemegahannya. Sebaliknya, kalau tidak atas dasar kebenaran, maka orang pun akan meninggalkannya seperti yang sudah terjadi sebelum itu. Akhirnya ajaran demikian ini tidak akan meninggalkan bekas dalam mengeluarkan mereka dari tradisi yang ada dan dia sendiri pun akan diserahkan kepada musuh supaya dibunuh.
Terhadap gangguan Quraisy ia dapat berlindung kepada golongannya, seperti kepada Khadijah bila ia mengalami kesedihan. Baginya — dengan imannya yang sungguh-sungguh dan cinta-kasihnya yang besar — Khadijah adalah lambang kejujuran yang dapat menghilangkan segala kesedihan hatinya, yang dapat menguatkan kembali setiap ciri kelemahan yang mungkin timbul karena siksaan musuh-musuhnya yang begitu keras menentangnya serta melakukan penyiksaan terus-menerus terhadap pengikut-pengikutnya.
---------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 98