"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Rabu, 29 Februari 2012

Adab dan Sopan santun dalam Rumah Tangga Nabi S.A.W.

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَدْخُلُوا۟ بُيُوتَ النَّبِىِّ إِلَّآ أَن يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَىٰ طَعَامٍ غَيْرَ نٰظِرِينَ إِنَىٰهُ وَلٰكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا۟ فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانتَشِرُوا۟ وَلَا مُسْتَـْٔنِسِينَ لِحَدِيثٍ ۚ إِنَّ ذٰلِكُمْ كَانَ يُؤْذِى النَّبِىَّ فَيَسْتَحْىِۦ مِنكُمْ ۖ وَاللَّـهُ لَا يَسْتَحْىِۦ مِنَ الْحَقِّ ۚ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتٰعًا فَسْـَٔلُوهُنَّ مِن وَرَآءِ حِجَابٍ ۚ ذٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ ۚ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَن تُؤْذُوا۟ رَسُولَ اللَّـهِ وَلَآ أَن تَنكِحُوٓا۟ أَزْوٰجَهُۥ مِنۢ بَعْدِهِۦٓ أَبَدًا ۚ إِنَّ ذٰلِكُمْ كَانَ عِندَ اللَّـهِ عَظِيمًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta seauatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Raaulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya. Sesudah ia wafat selama-lamanya. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (QS. 33 : 53).

إِن تُبْدُوا۟ شَيْـًٔا أَوْ تُخْفُوهُ فَإِنَّ اللَّـهَ كَانَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا
Jika kamu melahirkan sesuatu atau menyembunyikannya, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 33 : 54).

لَّا جُنَاحَ عَلَيْهِنَّ فِىٓ ءَابَآئِهِنَّ وَلَآ أَبْنَآئِهِنَّ وَلَآ إِخْوٰنِهِنَّ وَلَآ أَبْنَآءِ إِخْوٰنِهِنَّ وَلَآ أَبْنَآءِ أَخَوٰتِهِنَّ وَلَا نِسَآئِهِنَّ وَلَا مَا مَلَكَتْ أَيْمٰنُهُنَّ ۗ وَاتَّقِينَ اللَّـهَ ۚ إِنَّ اللَّـهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدًا
Tidak ada dosa atas isteri-isteri Nabi (Untuk berjumpa tanpa tabir) dengan bapak-bapak mereka, anak-anak laki-laki mereka, saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara mereka yang perempuan, perempuan-perempuan yang beriman dan hamba sahaya yang mereka mlliki, dan bertakwalah kamu (hai isteri-isteri Nabi) kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. (QS. 33 : 55).

إِنَّ اللَّـهَ وَمَلٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِىِّ ۚ يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. 33 : 56).

إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّـهَ وَرَسُولَهُۥ لَعَنَهُمُ اللَّـهُ فِى الدُّنْيَا وَالْءَاخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُّهِينًا
Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan mela’natinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan. (QS. 33 : 57).

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنٰتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا۟ فَقَدِ احْتَمَلُوا۟ بُهْتٰنًا وَإِثْمًا مُّبِينًا
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. 33 : 58).

Latar Belakang Turunnya Ayat QS. 33 : 53
Dalam riwayat dikemukakan bahwa ketika Nabi saw. menikah dengan Zainab binti Jahsyin, beliau mengundang Shahabatnya makan-makan (walimah). Setelah selesai makan mereka pun terus beromong-omong, sehingga Rasulullah memberi isyarat dengan seolah-olah akan berdiri, tetapi mereka tidak berdiri. Terpaksa Rasulullah pun berdiri meninggalkan mereka dan diikuti oleh sebagian yang hadir, tetapi tiga orang lainnya masih bercakap-cakap. Setelah semuanya pulang, Anas memberitahukannya kepada Rasulullah saw. dan Rasulullah saw. pulang ke rumah Zainab, dan ia mengikutinya masuk. Kemudian Rasulullah memasang hijab/penutup. Berkenaan dengan peristiwa tersebut. turunlah ayat ini (S. 33: 53) yang melarang masuk ke rumah Nabi saw. sebelum mendapat idzin serta berlama-lama tinggal berada di rumah Nabi. Diriwayatkan oleh asy-Syaikhani yang bersumber dari Anas.

Dalam riwayat lain dikemukan bahwa Anas pernah berkumpul’ bersama Rasulullah saw. Pada waktu itu Rasulullah masuk ke kamar pengantin wanita (yang baru ditikahnya). Tetapi dalam kamar itu banyak orang sehingga ia keluar lagi. Setelah orang-orang itu pulang, barulah masuk kembali dan beliau membuat hijab (penghalang) antara Rasulullah (serta isterinya) dengan Anas.
Kejadian ini diterangkn oleh Anas kepada Abu Thalhab. Abu Thalhah berkata “Jika betul apa yang engkau katakan, tentu akan turun ayat tentang ini”. Berkenaan dengan peristiwa ini turunlah ayatul hijab (S. 33: 53).
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi yang menganggap hadits ini hasan yang bersumber dari Anas.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ketika ‘Aisyah sedang makan beserta Rasulullah saw. masuklah Umar, dan diajaknya oleh Rasulullah makan bersama. Ketika itu tersentuhlah jari ‘Aisyah oleh Umar, sehingga Umarpun berkata: “Aduhai sekiranya usul saya diterima (untuk memasang hijab), tak seorang pun yang dapat melihat isterimu”. Berkenaan dengan peristiwa ini turunlah ayat hijab (S. 33 : 53). Diriwayatkan oleh at-Thabarani dengan sanad yang shahih yang bersumber dari Aisyah.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi saw. dan berlama-lama di tempat itu duduk sehingga Nabi saw. keluar rumah sampai tiga kali agar orang itu mengikutinya keluar, akan tetapi ia tetap tidak keluar. Ketika itu masuklah Umar yang memperlihatkan. rasa kebencian di mukanya. Ia berkata kepada orang itu: “Mungkin engkau telah mengganggu Rasulullah saw?’. Bersabdalah Nabi saw: “Aku telah berdiri tiga kali agar orang itu mengikuti aku, akan tetapi ia tidak melakukannya”. Umar berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana sekiranya tuan membuat hijab, karena isteri tuan bukan seperti isteri-isteri yang lain. Hal ini akan lebih mententeramkan dan mensucikan hati mereka”. Berkenaan dengan peristiwa ini turunlah ayatul hijab (S. 33 53). Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih yang bersumber dari Ibnu Abbas.
Keterangan :
Menurut al-Hafidh Ibnu Hajar, peristiwa-peristiwa tersebut di atas dapat digabungkan untuk menjadi asbab nuzul ayat itu, yang kesemuanya terjadi sebelum kisah Zainab. Oleh karena peristiwa-peristiwa itu tidak lama sebelum kisab Zainab terjadi, maka uraian asbab nuzul ayat ini disandarkan kepada kisah Zainab dan tidak ada halangan turunnya ayat ini karena berbagai sebab.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa apabila Rasulullah saw. bangkit menuju rumahnya, orang-orang berebut duduk di rumah Rasulullah saw. dan wajahnya tidak tampak adanya perubahan. Oleh karena itu Rasulullah tidak sempat makan karena banyaknya orang. Turunlah ayat ini (S. 33 : 53) sebagai peringatan kepada orang-orang yang memasuki rumah Rasulullah tanpa mengenal waktu. Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d yang bersumber dari Muhammad bin Ka’ab.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw mendengar ucapan orang yang berkata: “Jika Nabi wafat, aku kawin dengan fulanah” (bekas isteri Rasul). Maka turunlah ayat ini (S. 33 : 53) sebagai larangan untuk mengawini bekas isteri Rasulullah. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Zaid.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat ini (S. 33: 53) berkenaan dengan seorang yang bermaksud mengawini seorang bekas isteri Rasulullah saw. sesudah Nabi wafat. Menurut Sufyan yang dimaksud isteri Rasul itu ‘Aisyah. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Thalhah bin Ubaidillah berkata : “Mengapa Muhammad membuat hijab antara kita dengan puteri-puteri paman kita, padahal ia sendiri mengawini isteri-isteri yang seketurunan dengan kita. Sekiranya terjadi itu, aku akan mengawini bekas isterinya”. Maka turunlah akhir ayat ini (S. 33 : 53) yang melarang perbuatan itu. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as-Suddi.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat ini (S. 33 : 53) turun berkenaan dengan ucapan ‘Ubaidillah yang. berkata: “Sekiranya Rasulullah wafat, aku akan mengawini ‘Aisyah”. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Sa’d yang bersumber dari Abi Bakar bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa seorang laki-laki dating kepada seorang isteri Rasulullah saw. dan bercakap-cakap dengannya. Laki-laki itu adalah anak paman isteri Rasulullah. Bersabda Rasulullah saw: “Janganlah kamu berbuat lagi seperti ini”. Berkatalah orang itu: “Ya Rasulallah, ia adalah puteri pamanku. Demi Allah, aku tidak berkata yang munkar dan dia pun tidak berkata yang munkar pula”. Bersabda Rasulullah saw: “Aku tahu hal itu, tidak ada yang lebih cemburu daripada Allah, dan tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripadaku” Dengan rasa dongkol orang itu pergi dan berkata: “Ia menghalangi aku bercakap-cakap dengan anak pamanku, pasti aku akan kawin dengannya setelah ia wafat”. Maka turunlah ayat ini (S. 33 : 53) yang melarang perbuatan itu.
Berkatalah Ibnu Abbas “Orang itu memerdekakan hamba dan menyumbangkan sepuluh unta untuk digunakan fisabilillah dan ia naik haji sambil berjalan kaki, dengan maksud taubat daripada omonganya itu”. Diriwayatkan oleh Juwaibir yang bersumber dari Ibnu ’Abbas.

Latar Belakang Turunnya Ayat QS. 33 : 57
Dalam suatu riwarat dikemukakan bahwa ayat ini (S. 33.: 57) turun sebagai ancaman kepaaa orang-orang yang menyakiti dan mencela Nabi saw.  ketika Nabi mengawini Safiyyah binti Huyai. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Al-’Ufi yang bersumber dari Ibnu Abbas.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (S. 33 : 57) berkenaan dengan Abdullah bin Ubay bin Salul dan pengikutnya, ketika memfitnah ‘Aisyah. Rasulullah s.a.w. berkhutbah dan bersabda : “Siapa diantara orang-orang yang menyakitiku dengan jalan mencela aku dan mengumpulkan mereka di rumahnya?” Ayat ini (S. 33 : 57) turun sebagai ancaman terhadap perbuatan mereka. Diriwayatkan oleh Juwaibir dari  ad-Dlahhak yang bersumber dari Ibnu Abbas.
---------------
Bibliography : 
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 677 - 678.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke -5, 1985, halaman 404 – 408.
Tulisan Arab Al-Qur'an  

SABAR (1)

Abu Malik (Al-harits) bin Ashim Al-Asj’ary r.a. berkata: Bersabda Rasulullah s.a.w.: Kebersihan (kesucian) itu setengah dari iman, dan ucapan : Alhamdulillah, memenuhi timbangan dan Subhanallah serta Alhamdulillah, memenuhi apa yang di antara langit dan bumi, sholat sebagai pelita (cahaya), sedekah sebagai bukti iman, kesabaran itu penerangan, dan Qur’an sebagai bukti yang membenarkan kamu atau yang menentang kamu, semua manusia pada waktu pagi menjual dirinya, ada yang membebaskan dan ada yang membinasakan dirinya. (HR. Muslim).

Dalam hadits ini terang sekali menunjukkan bahwa iman bukan hanya kepercayaan yang hampa, tetapi kebersihan itu separuh dari iman, kalau iman itu sebagai kebersihan jiwa, fikiran dan kepercayaan khurafat, maka kebersihan lahir, perut, badan, pakaian, kantong (saku) itu kesemuanya termasuk setengah dari iman.
Dan ucapan Alhamdulilah (segala puji bagi Allah) memenuhi timbangan, dan fikiran yang sehat dan sempurna pasti akan menimbulkan rasa syukur dan memuji kepada Allah atas segala ni’mat yang diterimanya, dan kejadian-kejadian yang di sekitarnya. Demikian pula kalimat (Subhanallah Walhamdulillah) maha suci Allah dan segala pujian bagi Allah, kedua kalimat ini kalau diperhatikan memenuhi angkasa yang di antara langit dan bumi, semua yang terlihat oleh mata, dan terdengar oleh telinga, kesemuanya menimbulkan ta’ajub yang mengartikan kebesaran Allah serta kesucian-Nya dan segala sifat-sifat kekurangan, disamping menimbulkan rasa puja dan puji kepada Allah. Sholat dan kesabaran sebagai pelita dan penerangan yang menyinari kehidupan manusia. Dan sedekah membuktikan adanya iman dalam dadanya, juga Qur’an sebagai bukti yang membela kepadanya, jika ia benar2 menjalankan segala ajaran yang terkandung didalamnya dan akan menentang kepadanya jika ternyata ia melanggar ajarannya. Tiap manusia pada tiap hari menjual dirinya dan yang menjualnya kepada Allah dengan menurut kepada tuntunannya berarti telah membebaskan dirinya dari pengaruh setan kesesatan, sebaliknya jika ia menjual dirinya pada setan, berarti telah menjerumuskan dirinya ke dalam kesesatan dan lembah kehinaan.
------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 49-51.

Alun-alun Kidul Yogyakarta

OBYEK WISATA. Alun-alun Kidul, atau dalam bahasa Indonesia berarti tanah lapang bagian selatan. Alun-alun Kidul terletak pada koordinat GPS: 7°48'42.7" Lintang Selatan dan  110°21'47.6" Bujur Timur. Tanah lapang ini adalah bagian belakang dari Keraton Yogyakarta. Menurut sejarahnya, alun-alun kidul ini dibuat untuk mengubah suasana bagian belakang keraton menjadi seperti bagian depan karena pada dasarnya antara Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta dan laut selatan pulau jawa terbentuk garis imajiner yang menghubungkan kesatuan tersebut. Agar dari selatan posisi Keraton Yogyakarta tidak seperti membelakangi laut selatan, maka dibentuklah alun-alun lor.

GERBANG PLENGKUNG GADHING
Gerbang Plengkung Gadhing
Kalau TravelNusa (Traveler Nusantara) masuk Kraton Yogyakarta dari arah selatan dari ruas jalan Jl. Let.jend MT Haryono – Jl. Mayjend Sutoyo -  Jl. Panjaitan maka kita akan bertemu dengan pintu gerbang Kraton sebagai pintu masuk ke alun-alun kidul, yang dikenal sebagai Plengkung Gadhing.





ALUN-ALUN KIDUL
TravelNusa (Traveler Nusantara). Alun-Alun Kidul merupakan wilayah di belakang kompleks bangunan Kraton Yogyakarta yang bisa dijangkau dengan berjalan ke arah selatan dari Sentra Makanan Khas Gudeg Wijilan. Disimbolkan dengan gajah yang memiliki watak tenang, Alun-Alun Kidul merupakan penyeimbang Alun-Alun Utara yang memiliki watak ribut. Karenanya, Alun-Alun Kidul dianggap tempat palereman (istirahat) para Dewa.

MASANGIN
Ringin Kembar
Di tengah lapangan alun-alun kidul ada dua pohon beringin kembar, TravelNusa (Traveler Nusantara) bisa mencoba atraksi berjalan melewati antara dua pohon beringin itu dengan mata ditutup kain hitam yang dinamai Masangin. Konon, jika orang mampu melewatinya dan tak serong atau menabrak maka ia akan mendapat berkah tak terhingga. Tapi, jangan mencoba untuk mengintip, sebab jika dilakukan anda adalah orang yang curang. Untuk mencobanya, anda cukup menyewa kain hitam.

SASONO HINGGIL
Sasono Hinggil Dwi Abad
Di waktu-waktu tertentu, TravelNusa (Traveler Nusantara) dapat melihat pagelaran wayang di Sasono Hinggil Dwi Abad. Namun, untuk melihatnya anda perlu persiapan karena umumnya wayang digelar semalam suntuk. Anda juga dapat melihat persiapan para prajurit kraton untuk merayakan Grebeg (perayaan memperingati Maulud Nabi). Di alun-alun inilah semua prajurit berkumpul untuk melaksanakan gladi resik sehari sebelum perayaan dan berangkat ke alun-alun utara pada hari perayaan.

-------------
yogyes.com
himpalaunas.com
tagtung.com

Perhiasan Wanita Yang Dibolehkan dan Dilarang Syari'at

Perhiasan yang dibolehkan bagi wanita adalah segala perhiasan yang dianggap indah dan cocok untuk dirinya, baik berupa busana, perhiasan (emas, perak, permata, dan sebagainya), parfum, pacar (tangan dan kaki), celak (shadow), cream-cream muka atau tangan, semir rambut dengan warna selain hitam.
Saudariku, agar engkau dapat mengetahui lebih jelas mengenai macam perhiasan yang dihalalkan syari’at, berikut ini saya cantumkan kriteria perhiasan yang diharamkan Allah. Dengan demikian, segala bentuk perhiasan yang tidak termasuk kriteria berikut ini, berarti hukumnya boleh dipakai.
Ada tiga kriteria perhiasan wanita yang diharamkan Islam. Pertama, perhiasan yang dapat mengubah ciptaan Allah. Kedua, perhiasan yang dipakai untuk memikat lelaki yang bukan muhrimnya. Ketiga, perhiasan (pakaian) yang menyerupai perhiasan (pakaian) orang-orang kafir, atau menyerupai pakaian laki-laki, atau pakaian yang secara umum tidak pantas dipakai oleh seorang wanita.

1. Perhiasan yang dapat mengubah ciptaan Allah
Ibils pernah berjanji bahwa ia akan menyesatkan anak-anak Adam a.s, sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur’ an :
“… dan akan saya suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya... “ (QS. An Nisaa (4) : 119)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga telah menerangkan bermacam-macam perbuatan wanita yang berusaha mengubah ciptaan Allah, sebagaimana disabdakan dalam hadits-haditsnya.
Dari Ibnu Mas’ud r.a. disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Allah Swt melaknat al wasyimah, al mustausyimah, al mutana mishah (an namishah), al mutafallijat, yang mengubah ciptaan Allah.” Kemudian ada seorang wanita berkata kepada beliau, ‘Mengapa aku tidak melaknat orang yang dilaknat Rasulullah Saw... “ (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Umar r.a. disebutkan bahwa : “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat al washilah, al mustaushilah, al wasyimah, dan al mustausyimah (yang menyambung rambut (wig), yang mencacak muka dengan jarum dan orang yang mengerjakannya).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari kedua hadits di atas, kita dapat mengetahui bahwa Allah dan Rasul-Nya melaknat jenis-jenis wanita seperti berikut ini.
  • Al Wasyimah ialah wanita yang suka mentato tubuhnya dengan cara menusukkan jarum yang disertai nila atau celak ke dalam kulitnya.
  • Al Mustausyimah ialah wanita yang meminta orang lain agar mentato dirinya.
  • Al Mutanamishah ialah wanita yang mencabut bulu-bulu yang tumbuh di sekitar wajahnya. Lebih khusus lagi ialah wanita yang memperpendek atau menghilangkan sama sekali bulu alisnya.
  • An Namishah ialah wanita yang suka menghilangkan bulu-bulu yang ada di sekitar wajah.
  • Al Mutafallijat ialah wanita yang mengikir celah-celah giginya supava menjadi renggang.
  • Al Washilah ialah wanita yang menyambung rambutnya dengan rambut wanita lain atau menyambungnya dengan benda lain, seperti sanggul.
  • Al Mustaushilah ialah wanita yang menyuruh orang lain untuk menyambungkan rambutnya.

Saudariku hamba Allah. Hendaklah engkau bertakwa kepada-Nya dan menghindari murka dan laknat-Nya dengan meninggalkan segala perbuatan yang diharamkan-Nya. Jika engkau telah terlanjur mengerjakannya, hendaknya engkau cepat-cepat bertobat kepada-Nya. Sesungguhnya kesenangan dunia itu sangatlah sedikit dan sementara. Engkau tidak akan lama tinggal di dunia yang fana ini.

2. Perhiasan wanita yang dipakai untuk memikat lelaki yang bukan muhrimnya
Orang-orang yang termasuk dibolehkan melihat perhiasan wanita itu ialah suami dan setiap orang yang menurut syara’ tidak boleh mengawininya (muhrimnya) seperti : ayah, anak, cucu, mertua laki-laki, dan lain-lainnya dengan syarat mereka bisa dipercaya dan taat kepada Allah Swt. Kalau di antara orang tersebut ada yang jahat, maka wanita itu sama sekali tidak boleh berhias di depannya, sekalipun itu saudaranya sendiri. Berapa banyak terjadinya kasus pemerkosaan dan penganiayaan terhadap wanita yang disebabkan karena wanita tersebut memperlihatkan dan memamerkan perhiasan atau auratnya.
Wanita juga boleh mengenakan perhiasannya di tempat perkumpulan kaumnya, tapi dengan catatan: ia tetap memelihara perasaan malunya. Sebab, sifat malu inilah yang akan menentukan semua kebaikan dirinya. Perhatikan firman Allah :
“... dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau mertua laki-laki mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka. atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak punya keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita..,” (QS An Nuur 31)

Jika seorang wanita keluar rumah dengan memakai perhiasan --- sementara ia sendiri perhiasan bagi laki-laki --- dan menampakkan perhiasan tersebut di hadapan laki laki, maka sesungguhnya ia telah melakukan maksiat sebanyak orang yang melihatnya Dan ia terus akan dibebani dosa selama ia masih melakukannya. Sebab selama ini ia telah dituntut untuk meninggalkan maksiat sepanjang waktu. Dalam Al Qur’an, Allah telah memberi peringatan :
“... dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah dulu...” (QS. Al-Ahzab (33) : 33)

Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam : “Siapa saja wanita yang memakai wewangian (parfum) kemudian berjalan melewali suatu kaum dengan maksud agar mereka mencium harumnya, maka ia telah berzina.” (HR. Nasa’i, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban)

Maksud “berzina” dalam hadits di atas adalah si wanita tersebut menjadi penyebab timbulnya zina. Dengan demikian, wanita tersebut telah menjadi wanita fasiq, sedangkan perbuatannya tergolong maksiat.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda : “Allah tidak akan menerima shalat seorang wanita yang pergi ke masjid menebarkan bau harumnya, sampai ia pulang ke rumahnya dan mandi.”

Demikianlah, Allah mengharamkan wanita memakai parfum di masjid. Logikanya, jika di masjid saja diharamkan, apalagi di luar masjid, di tempat-tempat umum seperti pasar, sekolah, universitas, atau tempat-tempat lain yang secara nyata merupakan tempat mangkalnya kaum lelaki.

3. Perhiasan (pakaian) yang menyerupai perhiasan (pakaian) orang-orang kafir, atau menyerupai pakaian laki-laki, atau pakaian yang secara umum tidak pantas dipakai oleh seorang wanita. 
Jika seorang wanita memakai pakaian yang menyerupai pakaian laki-laki, ia akan mendapat laknat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana disebutkan dalam sabdanya : “Rasulullah melaknat kaum laki-laki yang suka menyerupai kaum wanita dan melaknat kaum wanita yang suka menyerupai kaum laki-laki.” (HR. Bukhari)

Kata “menyerupai” dalam hadits di atas memiliki pengertian umum. Bisa serupa dalam hal pakaian, perhiasan, gaya atau tingkah laku, dan sebagainya. Adapun hadits yang secara khusus melarang berbuat serupa dalam hal pakaian adalah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, sebagai berikut : “Rasulullah melaknat laki-laki yang berpakaian seperti pakaian wanita dan melaknat wanita yang berpakaian seperti pakaian laki-laki.” (HR. Abu Daud)

Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga melarang umat Islam berpakaian menyerupai orang kafir. Sabdanya: “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kaum itu.” (HR. Abu Daud)
Syekhul Islam Ibnu Taimiyah mengomentari hadits di atas dengan mengatakan, “Paling tidak, hadits ini menghendaki pelarangan menyerupai orang-orang kafir, kendatipun arti denotatifnya menghendaki pelaranganan kufur seperti kekufuran mereka, sebagaimana firman Allah Swt: “...Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka...” (QS Al Maa’idah 51)

Wahai wanita hamba Allah, waspadalah. Wahai wanita yang meniru cara berpakaian wanita-wanita Barat dan Timur yang kafir. Wahai wanita yang meniru-niru para artis film atau wanita-wanita fajir lainnya. Wahai wanita yang membeli busana-busana gemerlap dan berlangganan majalah-majalah mode dengan tujuan agar dapat meniru cara-cara berpakaian orang-orang kafir. Tidakkah engkau berpikir?
Diharamkan kepada wanita untuk memakai pakaian atau perhiasan yang gemerlap. Apalagi ia dengan sengaja memamerkannya kepada orang yang tidak mampu atau tidak terbiasa memakainya. Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang mengenakan pakaian gemerlap (kebesaran beraneka ragam), maka Allah akan memakaikannya pakaian itu pada hari kiamat, kemudian ía akan dibakar dalam api neraka.” (HR. Abu Daud)
Selain hal di atas, yang termasuk juga perbuatan menyerupai laki-laki adalah memakai pakaian olahraga yang biasa dipakai kaum lelaki. Hati-hatilah wahai saudariku, jangan sampai engkau menyerupai kaum laki-laki atau terjebak dalam taklid buta dan promosi-promosi yang menyesatkan dirimu. Jika engkau lakukan itu, berarti engkau telah menyebabkan datangnya murka dan azab Allah. Perhatikan firman-Nya:
“...Maka apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari kiamat... ?“ (QS. Fushshilat 40)

Bertolak dari keterangan-keterangan di atas, maka sepatutnyalah bagi kaum wanita muslimah untuk selalu menyadari dan menyeleksi setiap busana atau perhiasan yang hendak dipakainya: mana yang dihalalkan dan mana yang diharamkan.
Kini banyak wanita muslimah yang sudah terbiasa dan dengan mudah memakai pakaian atau perhiasan yang dilarang agama. Faktor utama yang menyebabkan mereka berbuat hal itu karena mereka tidak tahu syarat-syarat pakaian yang digariskan dalam syari’at Islam. Karena banyak yang belum tahu, maka dalam kesempatan ini saya merasa perlu menjelaskan syarat-syarat tersebut.
--------------------------------
BAHAYA MODE, Khalid Bin Abdurrahman Asy-Syayi, Penerbit Gema Insani Press Jakarta 12740, Cetakan ketujuh 1419 H / 1999 M, halaman 28 - 36

BANGSA YANG SUKA MENDUSTAKAN KEBENARAN YANG TIDAK DISENANGI

Allah berfirman QS. Al-Maidah : 70, yang artinya :
"Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, lalu sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.”

Bangsa Yahudi mengadakan perjanjian dengan Allah yang isinya :
a. wajib mengesakan Allah;
b. mengikuti segala ketentuan hukuman Allah;
c. berakhlaq mulia

Semua janji ini mereka ingkari atau mereka langgar begitu saja. Setiap rasul datang kepada mereka untuk memperingatkan kedurhakaan mereka kepada janji-janji tersebut serta merta mereka tolak dan mereka dustakan.
Bangsa Yahudi sudah menjadi manusia yang paling bobrok dan selalu mengutamakan dorongan nafsu rendah, sehingga mereka menjadi manusia yang paling sesat. Di dalam hati mereka tidak lagi tersisa tempat untuk menampung nasehat-nasehat dan bimbingan para rasul. Bahkan mereka menunjukkan sikap kekafiran, kebencian dan mendustakan setiap kebenaran yang dibawa oleh para rasul dan tokoh-tokoh kebajikan.
Yang amat celaka pada karakter bangsa Yahudi ialah kedurhakaan mereka yang begitu bobrok, namun mereka tetap beranggapan tidak akan mendapat hukuman dari Allah, sebab mereka berkeyakinan putra dan kekasih Allah sebagaimana mereka ini. Sekiranya mendapat hukuman, toh hanya sebentar saja.
Apa yang menjadi latar belakang bangsa Yahudi selalu membenci kebenaran yang tidak disukainya ialah adanya keyakinan mereka tidak akan disiksa oleh Allah walaupun melanggar kebenaran. Barangsiapa yang membaca Kitab Talmud akan mengetahui betapa bobroknya moral bangsa Yahudi yang tergambar di dalam ayat-ayat Talmud. Di antara ayat Talmud menerangkan bahwa jika Allah mendapati kesulitan, maka dipanggillah para pendeta Yahudi untuk menyelesaikannya. Berdasarkan keyakinan sesat semacam inilah, maka bangsa Yahudi menganggap bahwa kebenaran yang dibawa para rasul itu tidak ada artinya, jika mereka tidak menyetujuinya. Dengan kata lain bangsa Yahudi jauh lebih tahu daripada Allah itu sendiri.
------------------------------------------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 184 - 186

MAIMUNAH BINTI AL-HARITS

Dialah Maimunah binti Al-Harits bin Huzn bin Al-Hazm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’ah Al-Hilaliyah. Saudari dari Ummul Fadhl istri Abbas, dan beliau adalah bibi dari Khalid bin Walid dan juga bibi dari Ibnu Abbas.
Beliau termasuk pemuka kaum wanita yang masyhur dengan keutamaannya, nasabnya, dan kemuliaannya. Pada mulanya beliau menikah dengan Mas’ud bin Amru Ats-Tsaqafi sebelum masuk Islam, sebagaimana beliau. Namun beliau banyak mondar-mandir ke rumah saudaranya Ummu Fadhl sehingga beliau mendengar sebagian kajian-kajian Islam dan tentang nasib dari kaum muslimin yang berhijrah. Sampai kabar tentang Badar dan Uhud yang mana hal itu menimbulkan bekas yang mendalam pada dirinya.
Tatkala tersiar berita kemenangan kaum muslimin pada perang Khaibar, kebetulan ketika itu Maimunah berada di rumah saudara kandungnya yaitu Ummu Fadhl, maka dia juga turut senang dan sangat bergembira. Namun manakala dia pulang di rumah suaminya ternyata dia mendapatkan bahwa suaminya sedih dan berduka cita karena kemenangan kaum muslimin. Maka hal itu memicu mereka pada pertengkaran yang mengakibatkan perceraian. Maka beliau keluar dan menetap di rumah Al-’Abbas.
Ketika telah tiba waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian Hudaibiyah yang mana Nabi diperbolehkan masuk Makkah dan tinggal di dalamnya selama tiga hari untuk menunaikan haji dan orang-orang Quraisy harus membiarkannya. Pada hari itu kaum muslimin masuk Makkah dengan rasa aman, mereka mencukur rambut kepalanya dengan tenang tanpa ada rasa takut. Benarlah janji yang haq, dan terdengarlah suara orang-orang mukmin membahana, “Labbaika Allahumma labbaika, labbaika laa syariika laka labbaik ….”. Mereka mendatangi Makkah dalam keadaan tertunda setelah beberapa waktu bumi Makkah berada dalam kekuasaan orang-orang musyrik. Maka debu tanah mengepul di bawah kaki orang-orang musyrik yang dengan segera menuju bukit-bukit dan gunung-gunung karena mereka tidak kuasa melihat Muhammad dan para sahabatnya kembali ke Makkah dengan terang-terangan, dengan kekuatan dan penuh wibawa. Yang tersisa hanyalah para laki-laki dan wanita yang menyembunyikan keimanan mereka sedangkan mereka mengimani bahwa pertolongan sudah dekat.
Maimunah adalah salah seorang yang menyembunyikan keimanannya tersebut. Beliau mendengarkan suara yang keras penuh keagungan dan kebesaran. Beliau tidak berhenti sebatas menyembunyikan keimanan, akan tetapi beliau inginkan agar dapat masuk Islam secara sempurna dengan penuh izzah (kewibawaan) yang tulus agar terdengar oleh semua orang tentang keinginannya untuk masuk Islam. Dan di antara harapannya adalah kelak akan bernaung di bawah atap nubuwwah sehingga dia dapat minum pada mata air agar memenuhi perilakunya yang haus akan aqidah yang istimewa tersebut, yang akhirnya merubah kehidupan beliau menjadi seorang pemuka bagi generasi yang akan datang. Dia bersegera menuju saudara kandungnya yakni Ummu Fadhl dengan perasaan yang tergesa-gesa untuk menjadi seorang ibu dari Ummahatul mukminin. Saudarinya tersebut kemudian membicarakan dengan suaminya ‘Abbas dan diserahkanlah urusan tersebut kepadanya. Tidak ragu sedikitpun Abbas tentang hal itu bahkan beliau bersegera menemui Nabi dan menawarkan Maimunah untuk Nabi. Akhirnya Nabi menerimanya dengan mahar 400 dirham. Dalam riwayat lain, bahwa Maimunah adalah seorang wanita yang menghibahkan dirinya kepada Nabi maka turunlah ayat dari Allah Tabaraka wa Ta’ala :
“…… dan perempuan mukmin yang menyerahkan diri kepada Nabi kalau Nabi mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin (Al-Ahzab : 50).”

Ketika sudah berlalu tiga hari sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perjanjian Hudaibiyah, orang-orang Quraisy mengutus seseorang kepada Nabi s.a.w. Mereka mengatakan, “Telah habis waktumu maka keluarlah dari kami.” Makà Nabi menjawab dengan ramah : “Bagaimana menurut kalian jika kalian biarkan kami dan aku merayakan pernikahanku di tengah-tengah kalian dan kami suguhkan makanan untuk kalian??!”

Maka mereka menjawab dengan kasar, “Kami tidak butuh makananmu maka keluarlah dari negeri kami !’
Sungguh ada rasa keheranan yang disembunyikan pada diri kaum musyrikin selama tinggalnya Nabi s.a.w. di Makkah, yang mana kedatangan beliau meninggalkan kesan yang mendalam pada banyak jiwa. Sebagai bukti dialah Maimunah binti Al-Harits, dia tidak cukup hanya menyatakan keislamannya bahkan lebih dari itu beliau daftarkan dirinya menjadi istri Rasul, sehingga membangkitkan kemarahan mereka. Untuk berjaga-jaga Rasulullah tidak mengadakan walimatul ‘urs dirinya dengan Maimunah di Makkah. Beliau mengijinkan kaum muslimin berjalan menuju Madinah. Tatkala sampai di suatu tempat yang disebut “Sarfan” yang berjarak 10 mil dari Makkah maka Nabi memulai malam pertamanya bersama Maimunah. Hal itu terjadi pada bulan Syawal tahun 7 Hijriyah.
Mujahid berkata: “Dahulu namanya adalah Bazah, namun Rasulullah s.a.w. menggantinya dengan Maimunah. ”Maka sampailah Maimunah ke Madinah dan menetap di rumah nabawi yang suci sebagaimana cita-citanya yang mulia, yakni menjadi ummul mukminin yang utama, menunaikan kewajiban sebagai seorang istri dengan sebaik-baiknya, mendengar dan ta’at, setia dan ikhlas. Setelah Nabi rnenghadap Ar-Rafiiqul A’la, Maimunah hidup selama bertahun-tahun hingga 50 tahunan. Semuanya beliau jalani dengan baik dan takwa, serta setia kepada suaminya penghulu anak Adam dan guru seluruh manusia yakni Muhammad bin Abdullah. Hingga karena kesetiaanya kepada suaminya, beliau berpesan agar dikuburkan di tempat di mana dilaksanakan walimatul ‘urs dengan Rasulullah s.a.w..
‘Atha’ berkata: “Setelah beliau wafat, saya keluar bersama Ibnu Abbas. Beliau berkata: “Apabila kalian mengangkat jenazahnya, maka janganlah kalian menggoncang-goncangkan atau menggoyang-goyangkan.” Beliau juga berkata : “Lemah lembutlah kalian dalam memperlakukannya karena dia adalah ibumu.”
Berkata ‘Aisyah setelah wafatnya Maimunah, “Demi Allah telah pergi Maimunah, mereka dibiarkan berbuat sekehendaknya. Adapun demi Allah beliau adalah yang paling takwa Di antara kami dan yang paling banyak bersilaturrahim.”
Keselamatan semoga tercurahkan kepada Maimunah yang mana dengan langkahnya yang penuh keberanian tatkala masuk Islam secara terang-terangan membuahkan pengaruh yang besar dalam merubah pandangan hidup orang-orang musyrik dan jahiliyah menuju dienullah seperti Khalid dan Amnu bin ‘Ash r.a. dan semoga Allah meridhai para sahabat seluruhnya.
-------------------------------------------------------
NISAA' HAULAR RASUL, Mahmud Mahdi Al Istanbuli dan Musthafa Abu An Nashr Asy Syalabi (Para Penulis), MENGENAL SHAHABIAH NABI S.A.W. (Edisi Indonesia), Abu Umar Abdullah Asy Syarif (Penterjemah), At-Tibyan Solo, halaman 84 – 88.

Wanita yang Diceraikan sebelum Dicampuri Tidak Ada ‘Iddah dan Harus Diberi Mut'ah

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نَكَحْتُمُ الْمُؤْمِنٰتِ ثُمَّ طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِن قَبْلِ أَن تَمَسُّوهُنَّ فَمَا لَكُمْ عَلَيْهِنَّ مِنْ عِدَّةٍ تَعْتَدُّونَهَا ۖ فَمَتِّعُوهُنَّ وَسَرِّحُوهُنَّ سَرَاحًا جَمِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka ‘iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya, Maka berilah mereka mut’ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-baiknya. (QS. 33 : 49).

Tafsir Ayat

---------------
Bibliography : 
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 675.
Tulisan Arab Al-Qur'an  

Wisata Titik Nol Malioboro Yogyakarta

MONUMEN SERANGAN 1 MARET
Monumen Serangan 1 Maret Yogyakarta
Monumen ini bersebelahan dengan Benteng Vredeburg Jl. Malioboro tepatnya di depan Kantor Pos Besar DIY. Monumen ini dibangun untuk memperingati serangan tentara Indonesia terhadap Belanda pada tanggal 1 Maret 1949. Serangan ini dilakukan untuk membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia masih memiliki kekuatan untuk melawan Belanda. Saat itu serangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto, Komandan Brigade 10 daerah Wehrkreise III, yang tentu saja setelah mendapat persetujuan dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX menganggap saat itu Indonesia harus membuktikan kepada dunia luar bahwa walaupun para pemimpin negara Indonesia saat itu ditawan oleh Belanda, bukan berarti pemerintahan Indonesia telah lumpuh. Tapi sebaliknya pemerintah Indonesia masih ada dan TNI masih kuat sehingga dapat mendukung perjuangan RI di sidang Dewan Keamanan PBB yang dilaksanakan pada bulan Maret 1949. Dengan demikian ada beberapa hal yang ingin dicapai dengan adanya serangan ini yaitu selain tujuan militer, juga ada tujuan politis dan tujuan psikologis.
Dalam peperangan itu kota Yogyakarta saat itu berhasil diduduki oleh TNI selama 6 jam sampai dengan pukul 12.00, sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan berhasilnya serangan ini (Serangan Umum 1 Maret) maka moril TNI semakin meningkat dan mampu mematahkan propaganda yang dilakukan Belanda yang menyatakan bahwa RI dan TNI telah lumpuh.
Monumen Serangan Umum 1 Maret ini merupakan salah satu landmark dan cagar budaya provinsi DIY sebagai bangunan yang mengingatkan tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah pada masa lalu. Pada saat-saat tertentu terutama pada waktu hari besar Nasional misalnya hari Kemerdekaan atau hari Pahlawan, monumen ini sering digunakan sebagai tempat acara untuk memperingati hari besar tersebut.

MUSEUM BENTENG VREDEBURG
Mengunjungi objek wisata di Yogyakarta, tidak lengkap rasanya tanpa menyempatkan datang ke Museum Benteng Vredeburg. Lokasinya sangat mudah untuk ditemukan, yakni terletak di ujung selatan Jalan Malioboro. Benteng ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi bagi perjuangan melawan penjajah. Sebelum dikenal dengan nama Benteng Vredeburg seperti sekarang, benteng ini bernama Benteng Rustenburg.
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta
Pada tahun 1760, atas permintaan Belanda, Sri Sultan Hamengku Buwono I telah membangun sebuah benteng yang sangat sederhana berbentuk bujur sangkar di atas tanah milik Kraton. Di setiap sudut dibangun tempat penjagaan yang disebut sebagai seleka atau bastion yang menyerupai bentuk kura-kura dengan keempat kakinya. Oleh Sultan keempat sudut tersebut diberi nama Jayawisesa (sudut barat laut), Jayapurusa (sudut timur laut), Jayaprakosaning (sudut barat daya) dan Jayaprayitna (sudut tenggara). Kemudian di bawah pengawasan ahli ilmu bangunan dari Belanda yang bernama Ir. Frans Haak, pada tahun 1767 dimulailah pembangunan benteng menjadi lebih permanen. Setelah selesai, bangunan benteng yang telah disempurnakan tersebut diberi nama Benteng Rustenburg yang berarti “Benteng Peristirahatan”.
Awal didirikannya benteng ini sebenarnya merupakan strategi dari Belanda yang berdalih demi menjaga keamanan Kraton Yogyakarta, meskipun maksud sebenarnya tidak lain adalah sebagai tempat untuk memantau pergerakan Kraton Yogyakarta itu sendiri. Dari dalam benteng, Belanda dengan mudah dapat mengarahkan sejumlah meriamnya tepat mengenai Kraton Yogyakarta jika suatu saat terjadi pemberontakan dari Kraton, karena jarak antara benteng dengan Kraton Yogyakarta sangat dekat.
Terjadinya gempa bumi dahsyat pada tahun 1867 di Yogyakarta menyebabkan runtuhnya banyak bangunan penting di Yogyakarta, salah satunya Benteng Rustenburg. Kemudian segera dilakukan pembangunan dan pembenahan kembali seluruh bangunan yang rusak. Selesai dibangun kembali, nama Benteng Rustenburg berganti menjadi “Benteng Vredeburg” yang artinya “Benteng Perdamaian”. Nama ini diambil sebagai manifestasi hubungan antara Kasultanan Yogyakarta dan Belanda yang tidak saling menyerang pada waktu itu.
Pada tanggal 9 Agustus 1980 dengan persetujuan Sri Sultan HB IX Benteng Vredeburg dijadikan sebagai Pusat Informasi dan Pengembangan Budaya Nusantara. Pada tanggal 16 April 1985 dilakukan pemugaran untuk dijadikan museum perjuangan. Museum ini dibuka untuk umum pada tahun 1987. Tanggal 23 November 1992 Benteng Vredeburg resmi menjadi museum perjuangan nasional dengan nama “Museum Benteng Vredeburg. Karena telah difungsikan sebagai museum modern, Benteng Vredeburg memiliki koleksi lengkap meliputi koleksi bangunan, koleksi realia, koleksi foto termasuk miniatur dan replika serta koleksi lukisan. Selain itu terdapat pula empat ruang diorama sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

PASAR TRADISIONAL BERINGHARJO
Pasar Tradisional Beringharjo Yogyakarta
Pasar Beringharjo menjadi sebuah bagian dari Malioboro yang sayang untuk dilewatkan. Karena pasar ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi selama ratusan tahun dan keberadaannya mempunyai makna filosofis. Pasar yang telah berkali-kali dipugar ini melambangkan satu tahapan kehidupan manusia yang masih berkutat dengan pemenuhan kebutuhan ekonominya. Wilayah Pasar Beringharjo mulanya merupakan hutan beringin. Tak lama setelah berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tepatnya tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Ratusan tahun kemudian, pada tahun 1925, barulah tempat transaksi ekonomi ini memiliki sebuah bangunan permanen. Nama “Beringharjo” sendiri diberikan oleh Hamengku Buwono IX, artinya wilayah yang semula pohon beringin (bering) diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo).

GEDUNG AGUNG
Sebuah peristiwa sejarah yang tidak dapat diabaikan adalah fungsi Gedung Agung pada awalnya berdirinya Republik Indonesia (tanggal 3 Juni 1947). Pada saat itu Gedung Agung berfungsi sebagai tempat pelantikan Jenderal Soedirman, selaku Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI). Selain itu, selama tiga tahun (1946-1949), gedung ini berfungsi sebagai tempat kediaman resmi Presiden I Republik Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada masa dinas Presiden II RI, sejak tanggal 17 April 1988, Istana Kepresidenan Yogyakarta/Gedung Agung juga digunakan untuk penyelenggaraan Upacara Taruna-taruna Akabri Udara yang Baru, dan sekaligus Acara Perpisahan Para Perwira Muda yang Baru Lulus dengan Gubernur dan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahkan, sejak tanggal 17 Agustus 1991, secara resmi Istana Kepresidenan Yogyakarta / Gedung Agung digunakan sebagai tempat memperingati Detik-Detik Proklamasi untuk Daerah Istimewa Yogyakarta.

MONUMEN BATIK YOGYAKARTA
Di titik nol kilometer Kota Yogyakarta kini dapat ditemui Monumen Batik yang menampilkan berbagai macam jenis batik khas Jogja.
Dulunya tempat ini adalah Monumen Tapak Prestasi dan kini telah digantikan oleh Monumen Batik sebagai bentuk penghargaan pada batik  yang merupakan salah satu budaya Indonesia. Pemerintah setempat membangun monumen ini agar masyarakat dapat merasa bangga dengan karya budaya sendiri dan  bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap batik sebagai produk dalam negeri.
Monumen Batik yang terletak di titik nol ini juga bisa dijadikan sebagai obyek fotografi dimana kawasan ini kental dengan budaya Jogjanya. Selain itu di tempat ini juga dilengkapi dengan taman dan tempat duduk disekitarnya yang memungkinkan masyarakat untuk sekedar beristirahat sejenak.
Batik merupakan salah satu warisan budaya yang masih harus dijaga kelestariannya. Oleh karena itu pemerintah setempat ingin mengajak masyarakat untuk menunjukkan kepada seluruh bangsa di dunia bahwa batik adalah asli milik bangsa Indonesia.
----------------------
REFERENSI :
http://www.tagtung.com/jogjakarta/obyek-wisata/98-monumen-serangan-umum-1-maret.html
http://gudeg.net/id/directory/12/1465/Monumen-Serangan-Umum-1-Maret.html
http://www.berhatinyaman.com/id/museum-benteng-vredeburg/
http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/market/beringharjo/
http://www.presidenri.go.id/istana/index.php/statik/sejarah/yogya.html
http://regional.kompasiana.com/2011/03/17/monumen-batik-simbol-keaslian-budaya-indonesia/

BANGSA YANG GEMAR MEMBANGKITKAN PEPERANGAN

Allah berfirman QS. A1-Maidah : 64, yang artinya :
“Orang-orang Yahudi berkata, Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan perkataan mereka itu. Bahkan kedua tangan-Nya terbuka, Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al-Qur‘an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran pada sebagian besar mereka. Dan telah Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan".
Antara bangsa Yahudi dan ummat Nasrani Senantiasa timbul rasa permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Salah satu contoh dari permusuhan ini dengan hebat dapat kita saksikan di Rusia dan di Jerman. Sedangkan di Inggris, Perancis dan negri-negri Eropa lainnya sedikit berkurang.
Bangsa Yahudi mempunyai pengaruh yang dominan dalam berbagai bidang usaha keuangan, sosial dan politik di negri-negri Barat, yang mayoritas rakyatnya beragama Kristen. Bangsa Yahudi ditempat-tempat ini tak pernah diterima secara bersahabat oleh bangsa-bangsa tersebut, tetapi dipandang dengan penuh kebencian dan permusuhan.
Di Perancis dan negara-negara lain telah banyak ditulis buku-buku yang berisikan semangat permusuhan terhadap bangsa Yahudi, sedangkan bangsa Jerman dan negara-negara tetangganya setelah perang Dunia II berusaha memencilkan mereka, sehingga bangsa ini dalam pandangan mereka adalah bangsa yang terkeji di dunia. Demikianlah pula perasaan permusuhan antara sesama kaum Nasrani terus menerus berkabar yang berkali-kali muncul antara negara-negara adidaya. Mereka sesamanya selalu bersiap-siap untuk berperang guna saling menghancurkan. Peperangan yang sekarang sedang berjalan antara sesama negara-negara Kristen dapat menjadi bukti terkuat kebenaran pernyataan ayat ini.
Di dalam sejarah sudah begitu terkenal riwayat bangsa Yahudi yang merayu kaum musyrikin bangsa Arab untuk memerangi Islam dan Nabinya. Mereka tidak henti-hentinya menghasut bangsa Romawi untuk memerangi pusat Islam di kota Madinah. Sebagian dari tokoh-tokoh Yahudi memberikan perlindungan dan bantuan kepada musuh-musuh Islam. Sikap permusuhan dan kegemaran membangkitkan peperangan terhadap ummat Islam didorong oleh kedengkian dan rasialisme serta hilangnya pengaruh para pendeta dan tengah masyarakat. Sebab sebelum munculnya kenabian Muhammad saw., wilayah Hijaz khususnya dan Jazirah Arab pada umumnya berada di bawah Hegemoni bangsa Yahudi yang meliputi bidang ilmu pengetahuan, keagamaan, ekonomi dan politik.
Permusuhan kaum Yahudi terhadap kaum Muslimin semata-mata bersifat politik kebangsaan bukan karena perjuangan agama ataupun semangat keagamaan. Sebagai bukti kebenaran pernyataan ini adalah karena kaum Yahudi di belakang hari membantu kaum Muslimin dalam melakukan perluasan dakwah ke negeri Syam dan Spanyol, tatkala mereka menghilangkan penindasan dan kedhaliman yang selama ini dilakukan oleh bangsa Romawi dan Goth terhadap mereka.
Begitu pula permusuhan kaum Nasrani terhadap kaum Muslimin semata-mata bersifat politik. Padahal dahulu kala antara kaum Nasrani dengan penjajah Romawi di negeri-negeri yang bertetangga dengan Hijaz, seperti Syria dan Mesir, adalah sangat bermusuhan. Negara-negara Nasrani adalah sebenarnya paling bersimpati kepada kaum Muslimin setelah mereka yakin atas keadilan kaum Muslimin dan berhasil melenyapkan kedhaliman yang selama itu mereka alami di bawah kekuasaan bangsa Romawi padahal masih seagama dengan mereka. Memang menjadi kebiasaan umum seseorang bersikap permusuhan atau mencintai orang lain tergantung kepada kerugian ataupun keuntungan yang diperolehnya.
Permusuhan terhadap Nabi dan kaum Muslimin, penyebaran fitnah dan perang sama sekali tidaklah mereka maksudkan demi perbaikan mental dan kesejahteraan masyarakat, tetapi semata-mata untuk menimbulkan kerusakan di atas bumi, melakukan tipu daya terhadap kaum Muslimin, mencegah tumbuhnya persatuan ummat manusia, menghalangi terhapusnya buta huruf sehingga bisa menjadi bangsa yang berilmu. Atau dan penyembahan berhala kepada tauhid. Sebab mereka sangat dengki terhadap kaum Muslimin dan ingin mempertahankan hegemoni mereka terhadap ummat manusia.
---------------------------------------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 181 - 184

JUWAIRIYAH BINTI AL-HARITS

Beliau adalah Juwairiyah binti Al-Harits bin Abi Dhirar bin Al-Habib Al-Khuza’iyah Al-Mushthaliqiyyah. Beliau adalah secantik-cantik seorang wanita. Beliau termasuk wanita yang ditawan tatkala kaum muslimin mengalahkan Bani Mushthaliq pada saat perang Muraisi’
Hasil undian Juwairiyah adalah bagian untuk Tsabit bin Qais bin Syamas atau anak pamannya, tatkala itu Juwairiyah berumur 20 tahun. Dan akhirnya beliau selamat dari kehinaan sebagai tawanan/ rampasan perang dan kerendahannya. Beliau menulis untuk Tsabit bin Qais (bahwa beliau hendak menebus dirinya), kemudian mendatangi Rasulullah agar mau menolong untuk menebus dirinya. Maka menjadi ibalah hati Nabi melihat kondisi seorang wanita yang mulanya adalah seorang sayyidah merdeka yang mana dia memohon beliau untuk mengentaskan ujian yang menimpa dirinya. Maka beliau bertanya pada Juwairiyah, “Maukah engkau mendapatkan yang lebih baik dari hal itu?” Maka dia menjawab dengan sopan, “Apakah itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Aku tebus dirimu kemudian aku nikahi dirimu!” Maka tersiratlah pada wajahnya yang cantik suatu kebahagiaan, sedangkan dia hamper-hampir tidak peduli dengan kemerdekaan dia karena remehnya, beliau menjawab, “Mau ya Rasulullah.” Maka Rasulullah bersabda: “Aku telah melakukannya.”
‘Aisyah Ummul mukminin berkata: “Tersebarlah berita kepada manusia bahwa Rasulullah s.a.w. telah menikahi Juwairiyah binti Al Harits bin Abi Dhirar. Maka orang-orang berkata: “Kerabat Rasulullah s.a.w. !. Maka mereka lepaskan tawanan perang yang mereka bawa, maka sungguh dengan pernikahan beliau dengan Juwairiyah menjadi sebab dibebaskanya seratus keluarga dari Bani Mushthaliq Maka aku tidak pernah mengetahui seorang wanita yang yang lebih berkah bagi kaumnya daripada Juwairiyah.”
Dan Ummul mukminin ‘Aisyiyah menceritakan perihal pribadi Juwairiyah : “Juwairiyah adalah seorang wanita yang manis dan cantik, tiada seorangpun yang melihatnya melainkan akan jatuh hati kepadanya. Tatkala Juwairiyah meminta kepada Rasulullah untuk membebaskan dirinya, sedangkan demi Allah aku telah melihatnya melalui pintu kamarku, maka aku merasa cemburu karena saya menduga bahwa Rasulullah akan melihat sebagaimana yang aku lihat.”
Maka masuklah pengantin wanita, Sayyidah Bani Mushthaliq ke dalam rumah tangga nubuwwah. Pada mulanya nama beliau adalah Burrah, namun Rasulullah menggantinya dengan Juwairiyah, karena khawatir dia dikatakan keluar dari biji gandum.
Ibnu Hajar menyebutkan di dalam Al-lshabah tentang kuatnya keimanan Juwairiyah. Beliau berkata : “Ayah Juwairiyah mendatangi Rasul dan berkata : “Sesungguhnya anakku tidak berhak ditawan, karena terlalu mulia dari hal itu. Maka Nabi s.a..w. bersabda : “Bagaimana pendapatmu seandainya anakmu disuruh memilih di antara kita, apakah anda setuju?”
‘Baiklah’, katanya. Kemudian ayahnya mendatangi Juwairiyah dan menyuruhnya untuk memilih antara dirinya dengan Rasulullah s.a.w. Maka beliau menjawab, “Aku memilih Allah dan Rasul-Nya.”
Ibnu Hisyam meriwayatkan bahwa akhirnya ayah beliau yang nama Al-Harits masuk Islam bersama kedua putranya dan beberapa orang dari kaumnya. Ummul Mukminin Juwairiyah wafat pada tahun 50 Hijriyah, ada pula yang mengatakan tahun 56 Hijriyah.
Semoga Allah merahmati Ummul Mukminin Juwairiyah, karena pernikahannya dengan Rasulullah s.a.w. membawa barakah dan kebaikan yang menyebabkan kaumnya, keluarganya dan orang-orang yang dicintainya berpindah dan memalingkan ibadah untuk selain Allah dan kesyirikan, menuju kebebasan dan cahaya Islam beserta kewibawaannya. Hal itu merupakan pelajaran bagi mereka yang bertanya-tanya tentang hikmah Rasulullah s.a.w. beristri lebih dari satu.
-------------------------------------------------------
NISAA' HAULAR RASUL, Mahmud Mahdi Al Istanbuli dan Musthafa Abu An Nashr Asy Syalabi (Para Penulis), MENGENAL SHAHABIAH NABI S.A.W. (Edisi Indonesia), Abu Umar Abdullah Asy Syarif (Penterjemah), At-Tibyan Solo, halaman 81 – 83

TOBAT (12)

Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah telah bersabda : Allah tertawa melihat dua orang bunuh-membunuh, dan keduanya masuk sorga. Seorang pejuang berjuang dalam jalan Allah (fisabilillah) maka terbunuh, kemudian yang membunuh masuk Islam dan ikut berperang jihad fisabilillah sehingga mati syahid terbunuh. (HR. Buchary dan Muslim).
------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 46.

Upaya Perusakan Terhadap Busana Islami

Belakangan ini kita melihat gejala menjamurnya pemakaian hijab (jilbab) yang dilakukan para wanita muslimah. Semula hijab dianggap sebagai busana terpenting bagi wanita muslimah, sebab pakaian ini dapat menutup sekujur tubuh. Pakaian ini harus longgar sehingga tidak sedikit pun memperlihatkan postur atau lekukan tubuh, membungkus seluruh permukaan kulit, tanpa dihias dan diwarna-warni, serta menutupi seluruh tubuh dan kepala hingga kedua kaki.
Namun, hijab kini sudah mengalami banyak perubahan. Ia tak luput dari pengaruh perkembangan mode masa kini. Hijab sekarang, ujung-ujungnya dibordir. benang-benang hitam sehingga tampaklah hiasan-hiasan memikat berwarna warni. Model ini oleh kaum wanita sekarang disebut “syik”. Bukan itu saja. Hijab sekarang ukurannya makin memendek. Sampai-sampai ada seorang penyair mengatakan :
Sebatas lutut kau tinggalkan pakaianmu
Sungai apakah yang akan kau lalui
Kepada Rabb-mu kau sombong
Seakan-akan pakaianmu bunga segar di waktu pagi
Padahal, ia makin hari makin layu
Kau kira para lelaki tak punya perasaan
Karena engkau mungkin tak merasa.

Wanita sekarang sengaja mengenakan hijab itu sebatas bahu mereka. Bukan dari kepala. Begitulah, pakaian yang tadinya sebagai penutup seluruh tubuh kini menjadi terbuka. Kemudian mereka mencari motif-motif klasik yang mungkin diambil dari negara-negara Arab Syam, yaitu pakaian yang dikenal dengan sebutan “Al Kab” yang memperlihatkan postur dan lekukan tubuh yang sangat jelas.
Saudariku yang muslimah. Hindarilah tipu daya setan-setan dan jin itu. Ketahuilah bahwa pada hari kiamat kelak bakal ada wanita yang mendapat azab Allah yang sangat pedih, yakni ia mengenakan pakaian yang terbuat dari ter (pelangkin), sedangkan wajahnya ditutupi api neraka.
Semula kerudung dianggap sebagai pakaian yang dapat memelihara kehormatan wanita. Sebab itu, keberadaannya begitu penting. Ia dengan rapat dapat menutupi seluruh bagian kepala hingga daerah leher. Pada zaman dulu begitu lekatnya wanita dengan kerudung. Hal ini pernah dilukiskan seorang penyair ketika Ia melihat kerudung yang dipakai isteri Nu’am tiba-tiba jatuh. Ia berkata, “Kerudung itu jatuh, padahal wanita tersebut tidak menginginkan hal itu terjadi. Lalu ia mengambilnya sambil menutup kepalanya dengan tangan sebelahnya,”
Kini mode telah merusak tradisi pemakaian kerudung itu. Coba saja lihat, kini ada wanita yang memakai kemdung cukup di bagian kepalanya saja, sedangkan bagian lehernya tampak terbuka. Rupanya ukuran kerudung itu kini lebih pendek dari model asalnya. Padahal, seharusnya kerudung itu dapat menutupi bagian kepala dan daerah leher. Selain itu, ada pula wanita yang mengenakan kerudung tapi rambutnya masih tetap kelihatan. Dan anehnya, gaya seperti inilah yang kini nienjadi tradisi. Perlu diketahui bahwa wanita yang melakukan hal ini berarti ia telah berbuat sesuatu tanpa melalui proses berpikir yang positif, dan sekaligus sebagai indikasi bahwa ia telah menjual kehormatannya.
Yang lebih parah dari semua itu adalah wanita yang dengan bebasnya memperlihatkan seluruh wajahnya agar menarik simpati kaum lelaki, terutama lelaki perusak dan pecinta wanita telanjang. Hendaklah wanita yang demikian ini bersiap-siap menghadapi murka Allah Swt. Perhatikan firman-Nya :
“… Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya...”(QS. An Nuur 31)
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka... “(QS An Nisaa’ 14)

Wahai wanita yang membuka auratnya. Siapakah yang akan menolongmu jika engkau berbuat maksiat kepada-Nya, padahal engkau sendiri tidak akan mampu menangkal azab-Nya. Oleh karena itu, belum terlambat jika mulai sekarang engkau mengenakan penutup seluruh auratmu. Engkau pasti akan selamat dan bahagia.
Karena begitu besarnya minat dan perhatian wanita terhadap busana, maka berbagai mode kini telah disusupkan ke dalamnya. Tujuan akhir dari para perancang mode tiada lain adalah untuk menelanjangi wanita dan menjeratnya ke dalam perangkap mereka.
Itulah yang diinginkan mereka dari para wanita muslimah. Perlu diketahui bahwa setiap mode yang mereka rancang mempunyai tendensi tertentu. Sehari muncul mode yang mini dan ketat, sehari lagi muncul mode yang membelah bagian pinggir, belakang, bawah, dada, punggung, dan seterusnya. Maka jika engkau memakamnya, engkau persis wanita-wanita Barat yang umumnya telah mereguk pahit getirnya kebodohan mereka. Mereka sebenarnya ingin melepaskan diri dari kebejatan moral itu, tapi mereka tidak mendapatkan jalan keluar.
Untuk keluar dari lembah kehinaan itu, mereka harus membayarnya dengan biaya mahal.
Itulah balasan bagi orang yang berpaling dari perintah Rabb-nya dan mengikuti ajakan-ajakan setan, jin, dan manusia sesat. Firman Allah :
“Bagi mereka azab kehidupan dunia, dan sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras...” (QS. Ar Ra’d 34)
Karena itu, hati-hatilah wahai saudariku sebelum engkau tergelincir.
Dalam dunia parfum dan kosmetika, musuh-musuh Islam juga menawarkan berbagai macam produk yang dapat merusak umat. Setengah berpromosi mereka mengatakan, “Silakan Anda pakai. Barang ini tidak akan menimbulkan masalah.” Atau kata mereka :
Parfum adalah inti segala perhiasan
Parfum adalah ungkapan hasrat wanita
Parfum adalah lambang kewanitaan... atau citra kewanitaan
Parfum adalah langkah memperoleh kecantikan
Parfum adalah simbol kelembutan... dan seterusnya.

Mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya parfum adalah alat yang dapat mengundang timbulnya nafsu syahwati. Tak ada manfaatnya, kecuali membuang-buang waktu dan memboroskan uang.
Namun karena gencarnya promosi dan manisnya ungkapan-ungkapan mereka, akhirnya ada pula wanita muslimah yang terjerat. Pikirannya telah diperdaya oleh para penjual produk-produk tersebut. Ia telah terperangkap dalam rayuan mereka sehingga akhirnya menjadi pengikut setia mereka, padahal Ia tidak sepantasnya melakukan hal itu.
Wahai wanita, engkau boleh saja memakai parfum, asalkan untuk hal-hal yang baik dan sesuai dengan syari’at. Untuk suamimu, misalnya. Sungguh disayangkan jika kini banyak wanita yang memakai parfum bukan untuk suaminya, tapi untuk lelaki lain. Ia keluar rumah, ke pasar, atau berjalan melewati kaum lelaki sambil menebarkan bau parfumnya yang sangat menusuk. Untuk wanita seperti ini, Rasulullah Saw memberi peringatan :
“Siapa saja wanita yang memakai parfum kemudian berjalan melewati suatu kaum dengan maksud agar mereka dapat mencium baunya, maka ia telah berzina.” (HR. Nasa’i)
Untuk membuktikan bahwa wanita muslimah kini banyak yang sudah terjerat oleh pengaruh kosmetika, maka cukuplah bagi kita melihat data yang telah dihimpun oleh Kerajaan Saudi Arabia pada tahun 1409 H. atau 1989 M. yang menerangkan bahwa jumlah total alat kecantikan yang telah diimpor dari negara lain nilainya mencapai 800 juta real pertahun, termasuk di antaranya parfum.
Selain busana dan parfum, juga sepatu dan sandal. Alas kaki ini juga dapat dipakai sebagai alat untuk merusak kaum wanita. Dalam kesempatan ini saya akan membicarakan bagaimana seorang wanita beriman yang berani memakai model-model sepatu atau sandal yang ditawarkan musuh-musuh Islam itu. Padahal, ia mengetahui bahwa dirinya akan dikembalikan kepada Allah dan setiap perbuatannya akan diminta pertanggungjawabannya.
Salah satu contoh adalah pemakaian model sepatu bertumit tinggi. Jika seorang wanita memakainya, berarti Secara tidak langsung ia telah memperlihatkan auratnya. Betapa tidak. Jika ia berjalan, seolah-olah ia berjalan di atas tumpukan telur. Bunyi sepatu yang dihentakkannya di tengah jalan, seakan-akan ia berkata kepada setiap lelaki, “Lihat dan pandanglah diriku!”
Sungguh memprihatinkan, kini banyak wanita beriman yang sudah terbiasa memakai sepatu model tersebut. Padahal, Allah telah berfirman dalam Al Qur’an:
“… Dan janganlah mereka (kaum wanita) memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan...”(QS. An Nuur 31)
--------------------------------
BAHAYA MODE, Khalid Bin Abdurrahman Asy-Syayi, Penerbit Gema Insani Press Jakarta 12740, Cetakan ketujuh 1419 H / 1999 M, halaman 22 - 27

Senin, 27 Februari 2012

Keharusan Mengingat ALLAH

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ اذْكُرُوا۟ اللَّـهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya (QS. 33 : 41).

وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (QS. 33 : 42).

هُوَ الَّذِى يُصَلِّى عَلَيْكُمْ وَمَلٰٓئِكَتُهُۥ لِيُخْرِجَكُم مِّنَ الظُّلُمٰتِ إِلَى النُّورِ ۚ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
Dialah, yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang) Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (QS. 33 : 43).

تَحِيَّتُهُمْ يَوْمَ يَلْقَوْنَهُۥ سَلٰمٌ ۚ وَأَعَدَّ لَهُمْ أَجْرًا كَرِيمًا
Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mu’min itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah : “Salam”; dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka. (QS. 33 : 44).

Latar Belakang Turunnya Ayat
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika turun ayat “innallaha wa malaikatahu yushalluna ‘alan nabi” (QS. 33: 56) berkatalah Abu Bakar: “Ya Rasulallah segala kebaikan yang diturunkan Allah kepada tuan kami pun turut serta merasakanya”. Maka turunlah ayat ini (QS. 33 : 43) yang menegaskan bahwa Allah memberikan rahmat kepada seluruh Kaum Mu’minin. Diriwayatkan oleh Abdu bin Hamid yang bersumber dari Mujahid.
---------------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 674-675.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke -5, 1985, halaman 400 – 401.
Tulisan Arab Al-Qur'an  

SHAFIYYAH BINTI HUYAI

Beliau adalah Shafiyyah binti Huyai binti Akhthab bin Sa’yah cucu dari Al-Lawi bin Nabiyullah Israel bin Ishaq bin Ibrahim a.s., termasuk keturunan Rasulullah Harun a.s.
Shafiyyah adalah seorang wanita yang mulya dan cerdas. Memiliki kedudukan yang terpandang, berparas cantik dan bagus diennya. Sebelum Islamnya beliau menikah dengan Salam bin Abi Al-Haqiq, kemudian setelah itu dia menikah dengan Kinanah bin Abi Al-Haqiq. Keduanya adalah penyair Yahudi. Kinanah terbunuh pada waktu perang Khaibar, maka beliau termasuk wanita yang ditawan bersama wanita-wanita yang lain. Bilal “Muadzin Rasulullah” menggiring Shafiyyah dan putri pamannya. Mereka melewati tanah lapang yang penuh dengan mayat-mayat orang Yahudi. Shafiyyah diam dan tenang dan tidak kelihatan sedih dan tidak pula meratap sebagaimana yang dilakukan oleh putri pamannya yang mencakar mukanya, menjerit dan menaburkan pasir pada kepalanya.
Kemudian keduanya dihadapkan kepada Rasulullah , Shafiyah dalam keadaan sedih namun tetap diam, sedangkan putri pamannya kepalanya penuh pasir, merobek bajunya karena merasa belum cukup ratapannya. Maka Rasulullah s.a.w. bersabda : sedangkan tersirat rasa tidak suka pada wajah beliau : “Enyahkanlah syetan ini dariku.“
Kemudian beliau mendekati Shafiyyah kemudian mengarahkan pandangan atasnya dengan ramah dan lembut, kemudian bersabda kepada Bilal : “Wahai Bilal aku berharap engkau mendapat rahmat tatkala engkau bertemu dengan dua orang wanita yang suaminya terbunuh.“
Selanjutnya Shafiyyah dipilih untuk beliau dan beliau mengulurkan selendang beliau kepada Shafiyah, hal itu sebagai pertanda bahwa Rasulullah telah memilihnya untuk dirinya. Hanya kaum muslimin tidak mengetahui apakah Shafiyyah diambil oleh Rasulullah sebagai istri atau sebagai budak ataukah sebagai anak? Maka tatkala beliau menghijabi Shafiyyah, maka barulah mereka tahu bahwa Rasulullah s.a.w. mengambilnya sebagai istri. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bahwa Rasulullah tatkala mengambil Shafiyyah binti Huyyai beliau bertanya kepadanya, “Maukah engkau menjadi istriku?” Maka Shafiyyah menjawab, “Ya Rasulullah sungguh aku telah berangan-angan untuk itu tatkala masih musyrik, maka bagaimana mungkin aku tidak inginkan hal itu manakala Allah memungkinkan itu saat aku memeluk Islam?”
Kemudian tatkala Shafiyyah telah suci Rasulullah s.a.w. menikahinya, sedangkan maharnya adalah merdekanya Shafiyyah. Nabi s.a.w. menanti sampai Khaibar kembali tenang. Setelah beliau perkirakan rasa takut telah hilang pada diri Shafiyyah, beliau mengajaknya pergi Shafiyah yang beliau bawa di belakang beliau, kemudian beranjak menuju sebuah rumah yang berjarak enam mil dari Khaibar. Nabi s.a.w. menginginkan diri Shafiyyah ketika itu, namun dia menolaknya. Ada rasa kecewa pada diri Nabi s.a.w. karena penolakan tersebut.
Kemudian Rasulullah s.a.w. melanjutkan perjalananya menuju Madinah bersama bala tentaranya, tatkala mereka sampai di Shahba’ jauh dari Khaibar mereka berhenti untuk beristirahat. Pada saat itulah timbul keinginan untuk merayakan walimatul ‘urs. Maka didatangkanlah Ummu Anas bin Malik, beliau menyisir rambut Shafiyah, menghiasi dan memberi wewangian hingga karena kelihaian dia dalam merias, Ummu Sinan Al-Aslamiyah berkata bahwa beliau belum pernah melihat wanita yang lebih putih dan cantik dari Shafiyyah Maka diadakanlah walimatul ‘urs, maka kaum muslimin memakan lezatnya kurma, mentega, dan keju Khaibar hingga kenyang. Rasulullah masuk ke kamar Shafiyyah sedangkan masih terbayang pada beliau penolakan Shafiyyah tatkala ajakan beliau yang pertama, maka Shafiyyah menerima Nabi s.a.w. untuk menjalani malam pertama dengan lembut beliau menceritakan sebuah cerita yang menakjubkan. Beliau bercerita bahwa tatkala malam pertamanya dengan Kinanah bin Rabi’, pada malam itu beliau bermimpi bahwa bulan telah jatuh di kamarnya. Tatkala bangun beliau ceritakan hal itu kepada Kinanah, maka dia berkata dengan marah : “Mimpimu tidak ada takwil lain melainkan kamu telah berangan-angan mendapatkan Raja Hijaz Muhammad.” Maka dia tampar wajah beliau dengan keras sehingga bekasnya masih ada, Nabi mendengarnya sambil tersenyum kemudian bertanya, “Mengapa engkau menolak diriku tatkala kita menginap yang pertama?” Maka beliau menjawab, “Saya khawatir terhadap diri anda karena dekat dengan Yahudi.” Maka menjadi berseri-serilah wajah Nabi yang mulia serta lenyaplah kekecewaan hatinya maka Nabi melewati malam pertamanya tatkala Shafiyyah berumur 11 tahun.
Tatkala rombongan sampai di Madinah Rasulullah perintahkan agar pengantin wanita tidak langsung diketemukan dengan istri-istri beliau yang lain. Beliau turunkan Shafiyyah di rumah sahabatnya yang bernama Haritsah bin Nu’man. Ketika wanita-wanita Anshar mendengar kabar tersebut, mereka datang untuk melihat kecantikannya. Nabi s.a.w. memergoki ‘Aisyah keluar sambil menutupi dirinya serta berhati-hati (agar tidak dilihat Nabi) kemudian beliau masuk ke rumah Haritsah bin Nu’man. Maka beliau menunggunya sampai ‘Aisyah keluar. Maka tatkala beliau keluar, Rasulullah s.a.w. memegang bajunya seraya bertanya dengan tertawa, “Bagaimana menurut pendapatmu wahai (mawar) yang kemerah-merahan?” ‘Aisyah menjawab sementara cemburu menghiasi dirinya, Aku lihat dia adalah wanita Yahudi.” Maka Rasulullah s.a.w. membantahnya dan bersabda :  “Jangan berkata begitu. karena sesungguhnya dia telah Islam dan bagus keislamannya.“
Selanjutnya Shafiyyah berpindah ke rumah Nabi menimbulkan kecemburuan istri-istri beliau yang lain karena kecantikannya. Mereka juga tidak mengucapkan selamat atas apa yang telah beliau raih. Bahkan dengan nada mengejek mereka mengatakan bahwa mereka adalah wanita-wanita Quraisy, wanita-wanita Arab sedangkan dirinya adalah wanita asing.
Bahkan suatu ketika sampai keluar dari lisan Hafshah kata-kata, “Anak seorang Yahudi” hingga menyebabkan beliau menangis. Tatkala itu Nabi masuk sedangkan Shafiyyah masih dalam keadaan menangis. Beliau bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?” Beliau menjawab, “Hafshah mengatakan kepadaku bahwa aku adalah anak seorang Yahudi.” Rasulullah s.a.w. bersabda : “Sesungguhnya engkau adalah putri seorang Nabi dan pamanmu adalah seorang Nabi, suamipun juga seorang Nabi lantas dengan alasan apa dia mengejekmu?” Kemudian beliau bersabda kepada Hafshah, “Bertakwalah kepada Allah wahai Hafshah!“
Maka kata-kata Nabi ini menjadi penyejuk, keselamatan dan keamanan bagi Shafiyyah. Selanjutnya manakala dia mendengar ejekan dari istri Nabi yang lain maka dia pun berkata: “Bagaimana bisa kalian lebih baik dariku, padahal suamiku adalah Muhammad ayahku adalah Harun dan pamanku adalah Musa?”
Shafiyyah wafat tatkala berumur sekitar 50 tahun, ketika masa pemerintahan Mu’awiyah. Beliau dikuburkan di Baqi’ bersama Ummahatul Mukminin. Semoga Allah meridhai mereka semua
-------------------------------------------------------
NISAA' HAULAR RASUL, Mahmud Mahdi Al Istanbuli dan Musthafa Abu An Nashr Asy Syalabi (Para Penulis), MENGENAL SHAHABIAH NABI S.A.W. (Edisi Indonesia), Abu Umar Abdullah Asy Syarif (Penterjemah), At-Tibyan Solo, halaman 76 – 80

CANDI NGEMPON (Mahakarya Indah di Tengah Sawah)

Candi Ngempon atau disebut juga candi Muncul adalah salah satu dari candi Hindhu yang berada desa Ngempon, kecamatan Bergas di wilayah kabupaten Semarang dengan koordinat  7°11'39" Lintang Selatan dan 110°26'20" Bujur Timur. Kunjungan ke candi ini pada awal tahun 2012 yang lalu.

Rute menuju lokasi candi ini sebenarnya lumayan sulit, karena belum ada papan penunjuk arah menuju candi Ngempon di ruas jalan Ungaran - Bawen. Cari saja pasar Karangjati yang berada di ruas jalan Bawen – Ungaran, tepatnya kurang lebih 27 km dari kota Semarang atau 7 km dari arah Bawen. Ketika sampai di pasar Karangjati Kabupaten Semarang cari sebuah pertigaan, beloklah ke kiri arah Pringapus (arah ke klepu) kalau dari Semarang atau Ungaran, belok kanan sebelum pasar Karangjati kalau dari arah Bawen. Masuk sekitar 2 km disebelah kanan ada sebuah jalan masuk yaitu Jl.Dharmawangsa. Jalan tersebut akan melewati kampung dan beberapa pabrik, ikuti jalan tersebut sampai anda berjumpa dengan pertigaan. Disitu ada papan nama ke arah candi. Belok kiri ke pertigaan tersebut dan berjalanlah terus maka anda akan sampai disebuah gerbang kecil yang dijaga oleh pemuda sekitar. Bayarlah ongkos masuk disitu. Dari gerbang tersebut anda akan melewati jalan turun. Ikuti terus jalan tersebut dan anda akan sampai di lokasi candi. Parkirlah kendaraan anda di lokasi parkir dan jalanlah turun untuk menuju lokasi candi dikarenakan candi berada di sawah dibawah lokasi parkir tersebut.

SEJARAH
Candi Ngempon adalah candi Hindu. Candi ini ditemukan secara tidak sengaja tahun 1952 oleh seseorang yang bernama Kasri. Saat itu beliau sedang mencangkul di sawah bersama kakeknya. Pada awal penemuan hanya ditemukan batu andesit polos berukuran 40 m2, tetapi setiap mencangkul ditemukan batu lebih banyak lagi. Selain itu  juga ditemukan 10 patung, yang satu mirip Rara Jonggrang, Ganesha, Kinara Kinanari, Andini. Arca-arca tersebut berukuran satu meteran. Arca-arca tersebut kini disimpan di Museum Ranggawarsito Semarang.Saat ditemukan, batu-batu candi dalam keadaan bubrah karena terkena longsoran tanah.
Pada 1952 Dinas Purbakala menyusun sebuah candi dari bebatuan tersebut. Dalam perkembangannya, pada 2006 Dinas Purbakala menyusun lagi sebuah candi yang ukurannya lebih kecil dari yang pertama. Ditempat ini ditemukan 9 titik pondasi candi, tetapi saat ini baru  4 candi saja yang sudah selesai direkontruksi dengan ukuran sedang dalam satu area, candi ini masih difungsikan sebagai tempat ziarah bagi umat hindu, khususnya pada hari Galungan. Candi ini pun sudah diruwat oleh Parisada Hindhu Dharma Indonesia.
Tidak jauh dari lokasi candi Ngempon terdapat sebuah petirtaan kuno yang terdapat sumber air panas yang diberi nama “Petirtaan Derekan”. Disebut demikian sebab letaknya yang secara administratif ikut Kel. Derekan., dulu petirtaan ini dipakai oleh umat hindu untuk mensucikan diri sebelum melakukan sembahyang ke candi.
--------------
Baca juga :
http://tarabuwana.blogspot.com/2011/12/candi-ngempon.html
http://travel.detik.com/readfoto/2012/02/11/144329/1840090/1026/1/candi-muncul-ngempon-mahakarya-indah-di-tengah-sawah
http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150927721820111

TOBAT (11)

Abdullah bin ‘Abbas, dan Anas bin Malik r.a. keduanya telah berkata : Bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : Andaikan seorang anak Adam (manusia) mempunyai suatu lembah emas, pasti ia ingin mempunyai dua lembah. Dan tiada yang dapat menutup mulutnya (tidak ada yang menghentikan kerakusannya kepada dunia) kecuali tanah (maut). Dan Allah berkenan memberi tobat pada siapa saja yang bertobat. (HR Buchary dan Muslim).
------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 46.

Masjid NURUL HUDA Glagahsari Yogyakarta

Masjid Nurul Huda, Umbulharjo Yogyakarta
Masjid NURUL HUDA
Jl. Gajah No 61 Glagahsari
Umbulharjo Yogyakarta

BANGSA YANG MENGATAKAN ALLAH ITU BAKHIL

Allah berfirman dalam QS. Al-Maidah : 64, yang terjemahannya :
Orang-orang Yahudi berkata, “Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan perkataan mereka itu. Bahkan kedua tangan-Nya terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al-Qur’ an yang diturunkan kepadamu dan Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran pada sebagian besar mereka. Dan telah Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Ibnu Ishaq dan Thabrani meriwayatkan dari Ibnu Abbas, katanya, ”Seorang Yahudi bernama Mubasy bin Qais berkata kepada Nabi saw. : “Tuhanmu itu sungguh kikir, tidak mau mengeluarkan pembelanjaan”. Lalu Allah menurunkan ayat-Nya ini (ayat 64), Abu Syeh meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini diturunkan bertalian dengan kasus Fankash seorang tokoh Yahudi suku Qainuqa. Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah sama seperti ini. Dan diriwayatkan dari Mujahid bahwa kaum Yahudi berkata : ”Allah menyempitkan kita wahai Bani Israil, sehingga tangan-Nya dimasukkan ke tempat penyembelihan-Nya.” Kata-kata mereka ini bermakna, bahwa Allah menyempitkan rezki mereka (mereka hidup serba kekurangan). Diriwayatkan dari Ibnu Abbas juga, beliau berkata : ”Perkataan mereka (tangan Allah terbelenggu) bukanlah mereka maksudkan bahwa tangan Allah itu terikat, tetapi maksudnya “Allah itu bakhil”, menahan segala rezki yang dimiliki-Nya. Sungguh Allah Maha Tinggi lagi Maha Suci dan sifat-sifat yang dikatakan oleh orang-orang dhalim itu.
Yang berkata : “Tangan Allah terbelenggu”, hanyalah sebagian orang Yahudi saja. Tetapi seluruh bangsa Yahudi terkait di dalamnya. Sebab anggota suatu masyarakat satu dengan yang lainnya punya kewajiban bertanggung jawab kepada seluruh masyarakatnya. Sebab suatu masyarakat adalah bagaikan satu tubuh. Dalam semua zaman manusia sering menimpakan perbuatan orang-orang tertentu dari suatu ummat kepada seluruh ummat itu sendiri. Dan telah menjadi suatu kebiasaan Al-Qur’an melibatkan generasi belakangannya terhadap perkataan dan perbuatan generasi sebelumnya yang sudah lewat beberapa abad.
Munculnya anggapan di kalangan bangsa Yahudi, bahwa Allah itu tangan-Nya terbelenggu atau Allah itu bakhil, karena kemelaratan yang diderita sebagian besar mereka. Mereka bertanya, mengapa Allah menjadikan sebagian besar manusia ini hidup dalam kemelaratan ? Mengapa manusia ini semua tidak dijadikan oleh Allah hidup berkecukupan padahal Allah itu Maha Pemurah dan Maha Luas karunia-Nya ?
Terjadinya kemelaratan yang merajalela di tengah bangsa Yahudi adalah karena tingkah laku mereka sendiri. Golongan kaya dan kalangan bangsa Yahudi tidak mau mengulurkan tangan untuk mengeluarkan infaq dan memberikan bantuan materiel bagi kepentingan masyarakatnya. Mereka adalah golongan manusia yang paling bakhil. Tidak ada seseorang Yahudi bersedia memberikan sesuatu kepada orang lain secara sukarela, atau tanpa imbalan keuntungan bagi dirinya. Bahkan Allah telah melaknat mereka karena sikap kebakhilannya dan anggapannya yang penuh kebohongan bahwa Allah itu bakhil.
Keluasan rahmat Allah dan melimpahnya pemberian-Nya kepada hamba-Nya bukanlah turun begitu saja. Tetapi Allah telah menetapkan aturan permainan, bagaimana cara manusia dapat meraih kemurahan dan luasnya rahmat-Nya. Maka manusia yang ingin memperoleh hidup serta berkecukupan sehingga tidak ada lagi kemelaratan di tengah masyarakat, maka manusia wajib menempuh cara-cara yang telah ditetapkan oleh Allah itu.
Bangsa Yahudi, sebagai golongan manusia yang serba bakhil, setelah melakukan kedurhakaan begitu rupa kepada Allah, dengan angan-angan kosongnya mengharapkan segenap masyarakat Yahudi dapat hidup kaya, tanpa mau mematuhi ketentuan-ketentuan Ilahi. Jalan pikiran bangsa Yahudi semacam ini, kemudian berbalik menyatakan, bahwa kemelaratan yang diderita oleh ummat manusia adalah karena Allah itu bersifat bakhil. Sungguh patut bangsa Yahudi mendapat laknat Allah karena dalih penuh dengan kebohongan ini.
--------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 178 - 181

Kamis, 23 Februari 2012

ZAINAB BINTI JAHSY

Ummul mukminin Zainab binti Jahsy bin Rabab bin Ya’mar. Ibu beliau bernama Umayyah binti Muththalib paman dari paman Rasulullah s.a.w.. Pada mulanya nama beliau adalah Barra’, namun tatkala diperistri oleh Rasulullah beliau diganti namanya dengan Zainab.
Tatkala Rasulullah melamarnya untuk budak beliau yakni Zaid bin Haritsah (kekasih Rasulullah dan anak angkatnya), maka Zainab dan juga keluarganya tidak berkenan. Rasulullah s.a.w. bersabda kepada Zainab, “Aku rela Zaid menjadi suamimu.” Maka Zainab berkata: “Wahai Rasulullah s.a.w. akan tetapi aku tidak berkenan jika dia menjadi suamiku, aku adalah wanita terpandang pada kaumku dan putri pamanmu, maka aku tidak mau melaksanakannya. Maka turunlah firman Allah :
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Al-Ahzab : 36).

Akhirnya Zainab mau menikah dengan Zaid karena ta’at kepada perintah Allah dan Rasul-Nya, konsekuen dengan landasan Islam yaitu tidak ada kelebihan antara satu orang dengan orang yang lain melainkan dengan takwa.
Akan tetapi kehidupan rumah tangga tersebut tidak harmonis ketidakcocokkan mewarnai rumah tangga yang terwujud karen perintah Allah yang bertujuan untuk menghapus kebiasaan-kebiasaan dan hukum-hukum jahiliyah dalam perkawinan.
Tatkala Zaid merasakan betapa sulitnya hidup berdampingan dengan Zainab, belaiu mendatangi Rasulullah mengadukan problem yang dihadapi dan memohon ijin kepada Rasulullah untuk menceraikannya. Namun beliau bersabda : “Pertahankanlah istrimu dan bertakwalah kepada Allah.”
Padahal beliau mengetahui betul bahwa perceraian pasti terjadi, dan Allah kelak akan memerintahkan kepada beliau untuk menikahi Zainab untuk merombak kebiasaan jahiliyah yang mengharamkan menikahi istri Zaid sebagaimana anak kandung. Hanya saja Rasulullah tidak memberitahukan kepada dia ataupun kepada yang lain sebagaimana tuntutan syar’i, karena beliau khawatir manusia terlebih-lebih orang-orang musyrik akan berkata bahwa Muhammad menikahi bekas istri anaknya. Maka Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat-Nya :
“Dan (ingatlah) ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: “Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah.” sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih kamu takuti. Maka tatkala Zaid yang telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk mengawini (istri-istri anak-anak angkat itu) apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.” (QS Al-Ahzab : 37).

Al-Waqidi dan yang lain menyebutkan bahwa ayat ini turun manakala Rasulullah berbincang-bincang dengan ‘Aisyah tiba-tiba beliau pingsan. Setelah bangun, beliau tersenyum seraya bersabda : “Siapakah yang hendak memberikan kabar gembira kepada Zainab?’, kemudian beliau membaca ayat tersebut. Maka berangkatlah seorang pemberi kabar gembira kepada Zainab untuk memberikan kabar gembira kepadanya, ada yang mengatakan bahwa Salma pembantu Rasulullah yang membawa kabar gembira tersebut. Adapula yang mengatakan bahwa yang membawa kabar gembira tersebut adalah Zaid sendiri. Ketika itu beliau langsung membuang apa yang di tangannya kemudian sujud syukur kepada Allah.
Begitulah, Allah Subhanahu menikahkan Zainab dengan Nabi-Nya melalui ayat-Nya, tanpa wali, dan tanpa saksi, sehingga ini menjadi kebanggaan Zainab di hadapan Ummahatul Mukminin yang lain. Beliau berkata: “Kalian dinikahkan oleh keluarga kalian, akan tetapi aku dinikahkan oleh Allah dari atas ‘Arsy-Nya.” Dan dalam riwayat lain, “Allah telah menikahkanku di langit.” Dalam riwayat lain, “Allah menikahkanku dari langit yang ketujuh.” Dan dalam sebagian riwayat yang lain, “Aku lebih mulia dari kalian dalam hal wali dan yang paling mulia dalam hal wakil, kalian dinikahkan oleh orang tua kalian sedangkan aku dinikahkan oleh Allah dan langit yang ketujuh.”
Zainab adalah seorang wanita shalihah, bertakwa dan tulus imannya, hal itu dinyatakan sendiri oleh Sayyidah ‘Aisyah tatkala berkata : “Aku tidak melihat seorangpun yang lebih baik diennya dari Zainab, lebih bertakwa kepada Allah, dan paling jujur perkataannya, paling banyak menyambung silaturrahim, dan paling banyak shadaqah, paling bersungguh-sungguh dalam beramal dengan jalan shadaqah dan taqarrub kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”
Beliau adalah seorang wanita yang mulia dan baik. Beliau bekerja dengan kedua tangannya, beliau menyamak kulit dan menyedekahkannya di jalan Allah yakni beliau bagi-bagikan kepada orang-orang miskin. Tatkala ‘Aisyah mendengar berita wafatnya Zainab beliau berkata : “Telah pergi wanita yang mulia dan rajin beribadah, menyantuni para yatim dan para janda.”  Kemudian beliau berkata, Rasulullah bersabda kepada para istrinya, “Orang yang paling cepat menyusulku di antara kalian adalah yang paling panjang tangannya...”
Maka apabila kami berkumpul, sepeninggal beliau kami mengukur tangan kami di dinding, untuk mengetahui siapakah yang paling panjang tangannya di antara kami. Hal itu kami lakukan terus hingga wafatnya Zainab binti Jahsy, kami tidak mendapatkan yang paling panjang tangannya di antara kami. Maka ketika itu barulah kami mengetahui bahwa yang dimaksud dengan panjang tangan adalah banyak sedekah. Adapun Zainab bekerja dengan tangannya menyamak kulit kemudian dia sedekahkan di jalan Allah.
Ajal menjemput beliau pada tahun 20 Hijriyah pada saat berumur 53 tahun. Amirul mukminin Umar bin Khaththab turut menshalatkan beliau. Penduduk Madinah turut mengantarkan jenazah Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy hingga ke Baqi’. Beliau adalab istri Rasulullah s.a.w. yang pertama kali wafat setelah wafatnya Rasulullah s.a.w. . Semoga Allah merahmati wanita yang paling mulia dalam hal wali dan wakil, dan yang paling panjang tangannya.
--------------------------------------------
NISAA' HAULAR RASUL, Mahmud Mahdi Al Istanbuli dan Musthafa Abu An Nashr Asy Syalabi (Para Penulis), MENGENAL SHAHABIAH NABI S.A.W. (Edisi Indonesia), Abu Umar Abdullah Asy Syarif (Penterjemah), At-Tibyan Solo, halaman 71 - 75

MASJID SOKO TUNGGAL YOGYAKARTA

Masjid SokoTunggal, komplek Taman Sari Yogyakarta
Lokasi Masjid ini terletak di Kompleks Taman Sari (Water Palace), Keraton Kesultanan Yogyakarta, masjid dengan berkapasitas sekira 500 hingga 700 jamaah. Keistimewaan masjid ini terletak pada soko guru (tiang penyangga utama) nya yang hanya satu buah dan ditopang oleh batu penyangga yang biasa disebut Umpak, yang berasal dari zaman pemerintahan Sultan Agung Hanyokro Kusumo dari Kerajaan Mataram Islam dengan disain berbentuk Joglo Jawa. Saya baru tahu kalau uniknya itu karena hanya menggunakan satu pilar, biasanya bangunan berkonsep Joglo Jawa disangga oleh minimal empat soko guru. Keunikan lain, masjid ini dibangun tanpa menggunakan paku.
Arsitektur masjid berkonsep Joglo
Arsitek yang merancang masjid Sokotunggal adalah R. Ngabehi Mintobudoyo (almarhum), arsitek Keraton Yogyakarta yang terakhir. Desainnya berbentuk joglo, dengan satu menara dari besi dan satu tiang berukuran 50 cm x 50 cm.
Arsitektur bangunan masjid ini sarat dengan makna. Jika para jama'ah duduk di ruangan masjid, akan terlihat 4 buah Saka Bentung dan 1 buah Saka Guru. Semuanya berjumlah 5 buah. Merupakan lambang negara kita Pancasila. Sedangkan SOKOGURU merupakan lambang sila yang pertama, ialah : KETUHANAN YANG MAHA ESA. Usuk sorot (memusat seperti jari-jari payung), disebut juga peniung merupakan lambang Kewibawaan negara yang melindungi rakyatnya.
Kita juga akan menemukan beragam ukir-ukiran. Ukiran ini selain dimaksudkan untuk menambah keindahan dan kewibawaaan, juga mengandung makna dan maksud tertentu.

Soko Tunggal
Ukiran Probo, berarti bumi, tanah, kewibawaan. Ukiran Saton, berarti menyendiri, sawiji. Sorot berarti sinar cahaya matahari. Tlacapan berarti panggah, tabah dan tangguh. Ceplok-ceplok berarti pemberantas angkara murka. Ukiran mirong berarti maejan. Bahwa semuanya kelak pasti dipanggil oleh Allah. Ukiran tetesan embun di antara daun dan bunga yang terdapat di balok uleng. Maksudnya, siapa yang salat di masjid ini semoga dapat anugerah Tuhan Allah.
Dari aspek konstruksi, bangunan masjid Sokotunggal ini juga sarat makna. Dalam konstruksi masjid itu ada bagian yang berbentuk bahu dayung. Ini melambangkan, orang-orang yang salat di masjid ini menjadi orang yang kuat menghadapi godaan iblis angkara murka yang datangnya dari empat penjuru dan lima pancer. Sunduk, artinya menjalar untuk mencapai tujuan. Santen, artinya bersih suci (kejujuran). Uleng, artinya wibawa. Singup, artinya keramat, Bandoga, artinya hiasan pepohonan, tempat harta karun. Dan tawonan, yang berarti gana, manis, penuh.
Rangka-rangka masjid yang dibentuk sedemikian rupa juga memiliki makna. Soko brunjung melambangkan upaya mencapai keluhuran wibawa melalui lambang tawonan. Dudur adalah lambang ke arah cita-cita kesempurnaan hidup melalui lambang gonjo. Sirah godo, melambangkan kesempurnaan senjata yang ampuh, sempurna baik jasmani dan rokhani. Dan mustoko yang melambangkan keluhuran dan kewibawaan.
Prasasti Masjid "Soko Tunggal" Diresmikan pada hari Rabu Pon tanggal 28 Peruari 1973 oleh : Sri Sultan Hamengkubuwono IX Selesai di bangun pada hari Jum'at Pon Tgl. 21 Rajab Thn. Be sinengkalan "Hanembah Trus Gunaning Janmo" 1392 H atau 1 September sinengkalan "Nayono Resi Anggotro Gusti" 1972 M






------------